Hatiku sudah merasa tenang sekarang. Aku mulai bercerita mengenai kekesalan dan kegalauan hati ku kepada Bunda yang sejak tadi masih membelai lembut rambutku.
"Bunda, apa Ayah dulu itu bad boy banget ya ? Terus kenapa Bunda bisa cinta sama Ayah?". Aku bertanya kepada Bunda tapi tidak langsung mendapat jawaban hanya senyuman yang mengembang di wajah cantik Bunda.
"Kamu kenapa tanya gitu, lagi deket sama bad boy di sekolah ? Jangan-jangan yang kemarin berantem sama Kakak mu ya?".
Aku terbangun dari pangkuan Bunda. Memicingkan mata ku kepada Bunda. "Dari mana Bunda tahu ? Kak Jingga cerita ya?".
"Senja sayang anak Bunda yang paling cantik, insting seorang ibu itu kuat sayang. Tanpa kamu cerita atau Bunda tau dari kakak mu, Bunda paham sama apa yang terjadi sama kedua jagoan Bunda. Jadi, itu alasan kamu tanya seberapa bad boy nya Ayah kamu dulu ? Lagi dilema ya suka sama bad boy?" Goda Bunda mencubit hidung ku gemas.
Bunda kembali meminta ku untuk merebahkan kepala ku di pangkuannya. Bunda mulai bercerita mengenai kelakuan Ayah pada jaman sekolah dulu. Bercerita dari awal pertemuan, asam manisnya pacaran, cobaan dan masalah yang silih berganti menguji cinta mereka sampai tiba akhirnya di hari pernikahan. Tawa canda, haru tangis dan bahagia semua di ceritakan oleh Bunda. Semua terbungkus dalam dongeng yang indah.
"Jadi, Ayah sebenarnya gak bad boy banget ya Bun ?"
"Sebenarnya Bunda yang lebih badung dari Ayah mu, cuman dulu karena kita sering bertengkar cuman gara-gara masalah sepele dan selalu aja dihukum sama guru jadi kita terkesan jadi orang terbadung di sekolah. Para guru juga jadi pusing karena kelakuan Ayah dan Bunda yang hampir tiap hari selalu bikin onar. Tapi, Ayah mu itu baik dan sangat baik dia bisa merubah Bunda secara gak langsung menjadi gadis yang lebih baik dan meninggalkan semua keburukan Bunda waktu itu. Alhasil setelah Bunda deket dan menjalin hubungan sama Ayah kamu Bunda jadi gadis baik dan Eyang senang banget dengan perubahan Bunda. Makannya Eyang setuju sama Ayah kamu waktu dia minta restu.
Dengar ya sayang, di balik sisi seorang bad boy masih ada sisi baik nya justru sisi baik itu biasanya melebihi sisi baik dari cowok biasanya. Kalau seorang bad boy udah betul-betul jatuh cinta sama 1 orang gadis dia bakalan sangat mencintai dan menyayanginya melebihi dirinya sekalipun. Apapun akan dia lakuin untuk membuat gadisnya bahagia dan dia akan menunjukan kepada gadis itu dan semua orang kalau dia memang sangat mencintai gadis pilihannya." Bunda Moza menangkup wajah ku membelai lembut pipiku."Apa iya Bun ?" .Aku masih ragu akan pernyataan Bunda barusan. Mengingat kelakuan Doni yang benar-benar brengsek karena memiliki banyak pacar di setiap sekolah SMA di penjuru kota Jogja ini, kelakuannya yang mesum setiap bertemu dengan ku dan lagi ulah nya yang suka bikin onar di sekolah. Apalagi aku dengannya baru beberapa minggu berkenalan itupun tidak dalam waktu yang intens.
"Nanti kamu akan merasakan sendiri. Sayang, jangan pernah takut atau ragu untuk dekat dengan seorang bad boy bahkan kalau bisa kita membantu dia untuk berubah menjadi good boy tapi 1 pesan Bunda."
"Apa?"
"Hati-hati kalau sudah ada cinta didalam sini." Bunda meletakan telunjuknya ke arah dadaku. Membuat ku sedikit kurang mengerti. Mungkin suatu saat aku akan mengerti setelah aku merasakan sendiri apa yang dikatakan Bunda.
"Yaudah, sekarang kita pulang ya nanti Ayah mu bingung nyari kita yang belum sampai dirumah." Aku dan Bunda memutuskam untuk mengakhiri melihat pemandangan di kali biru sore ini. Mengingat hari yang semakin sore dan aku yang sudah sedikit tenang karena sudah bercerita kepada Bunda mengenai Doni. Meski tidak secara mendetail tapi aku yakin Bunda pasti sangatlah paham dengan apa yang ku rasakan sekarang.
*
******
Aku sudah selesai makan malam dan sekarang aku berada di teras depan kamar. Memandangi langit yang cerah di atas sana. Gemerlap bintang yang bertaburan menambah keindahan di langit. Cahaya nya seakan menerangi luasnya angkasa. Diantara berjuta bintang yang bersinar ada seulas senyum cantik yang terpancar dari rembulan malam ini. Warnanya sangat cantik berbaur indah bersama para jutaan bintang di sana. Membuat malam ini terkesan sedang dalam kebahagian yang teramat mendalam.
Melihat langit dan pernak-perniknya di atas sana membuatku teringat akan wajah Doni tadi sewaktu di gedung sekolah. Ucapannya yang dengan tegas mengiyakan persyaratan dari ku membuat ku bergidik ngeri mengingatnya. Sejujurnya aku takut dia akan dengan mudah melakukan itu semua untuk ku tapi di satu sisi aku juga berharap dia bisa dengan cepat membuktikannya. Aku bingung dengan hati dan jiwaku, aku bingung apa benar aku sudah jatuh hati kepadanya ? Tapi sejak kapan dan karena apa ?
Pertanyaan itu membuat ku pusing karena aku tidak tahu jawabannya. Di lain hal aku sudah berjanji dengan Kak Jingga untuk tidak berdekatan dengannya bahkan sampai berani menjalin hubungan dengannya. Aku memberikan waktu 2 minggu kepada Doni untuk dia memutuskan semua pacarnya dan berubah menjadi cowok baik-baik dan aku berharap setelah dia menjadi cowok yang baik Kak Jingga memperbolehkan aku menjalin hubungan dengannya tapi jika dia tidak bisa melakukannya aku akan mengubur dan membuang jauh-jauh perasaan ku kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA & JINGGA
Teen FictionIni adalah kisah sederhana dari dua orang yang hidup bersama. Mereka saling melengkapi dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka selalu bersama tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat mereka berselisih. Kira-kira apa yang membuat mereka berseli...