25-

2.2K 103 2
                                    

Aku memandang ke arah yang ditunjukan oleh Doni memastikan  bahwa itu benar atau bukan Kak Jingga dan Nadine. Kalau benar habis riwayat ku malam ini.

"Ayok pulang." Aku bangun dan menarik tangan Doni mengajaknya pulang.

"Ah gak mau. Ngapain si pulang baru aja 10 menit." Ucapnya yang menolak permintaan ku pulang.

"Udah ayok pulang besok kan bisa jalan lagi. "Gertak ku.

"Aku besok gak bisa ada jadwal ngisi di club boshe Yang." Jawab Doni mengajak ku duduk kembali.

Doni susah sekali di ajak pulang. Dia masih kekeh untuk duduk di bangkunya. Mau tidak mau aku kembali duduk dengan perasaan was- was takut Kak Jingga melihat keberadaan ku. Nafsu makan ku sudah menghilang tapi Doni malah memaksa ku untuk makan bahkan dia menyuapi ku. Aku hanya berdoa semoga saja Kak Jingga tidak melihatku. Perasaan ku sangat tidak tenang selama berada disini, jadi aku memutuskan untuk pergi ke toilet sebentar.

"Aku ke toilet dulu ya."

"Ikut !". Doni menarik tangan ku dan bersiap bangun untuk ikut dengan ku ke toilet.

"Kalau mesum liat tempat Yang !" Aku menepis tangannya lalu berlalu meninggalkan Doni.

Aku berjalan menuju toilet untuk mencari cara agar Doni mau aku aja pulang. Menyebalkan sekali dia itu susah diajak pulang. Memang si hanya malam ini aku menghabiskan malam ku dengan Doni karena besok malam dia ada jadwal di Boshe salah satu club malam di Jogja. Doni sebenarnya merangkap menjadi DJ dan itu membuat waktu malamnya jadi jarang dihabiskan bersama ku kecuali kalau aku ikut ke club tapi aku malas rasanya.

Aku berada di westafel untuk sekedar membasuh wajah ku semoga dengan di basuhnya menggunakan air dingin aku mendapat ide untuk pergi dari sini.

"Senja!".

Aku menoleh mendengar nama ku dipanggil.

"Ah Nadine?". Aku terkejut dengan siapa yang memanggil ku ternyata dia adalah Nadine. Aku harus bersikap biasa agar dia tidak terlihat curiga.

"Kamu sama siapa kesini? Aku lagi bareng sama Kakak mu loh. Gabung yuk." Ajaknya.

Aku menggaruk-garuk leher ku. "Aku sama temen. Ehm gak usah nanti ganggu lagian aku mau balik kok."

"Nanti aja pulangnya sekalian bareng." Nadine mengobrol dengan ku hingga kita berjalan keluar dari toilet.

Aku harus bagaimana sekarang ? Aku sudah ketangkap basah berada ditempat yang sama dengan Kak Jingga, semoga saja Nadine tidak melihat Doni. Dengan sejuta alasan yang masuk akal aku mengelabui Nadine agar dia tidak terus memaksa ku untuk bergabung bersamanya. Alhasil Nadine mau melepaskan jeratannya kepadaku dan membiarkan ku pergi ke tempat semula sedangkan dia juga kembali ke Kak Jingga.

'Bakal ada perang ke-3 kalau gue sama Doni doubel date sama Kak Jingga.' Batinku.

Aku buru-buru menghampiri Doni yang sedang asik makan disana. Aku mengajaknya pulang.

"Sekarang kita pulang gak ada alasan apa-apa lagi. Kita cari tempat lain !". Tegasku.

"Slow dong Sayang. Kamu kenapa si dari tadi minta pulang dari sini ? Oya tadi aku ketemu Jingga ngobrol biasa si meski kemarin dia ninju aku tapi kita udah baikan. Dia udah jadian loh sama Nadine dan tadi juga dia nanya aku datang sama siapa." Jelas Doni santai.

Aku memicingkan mata kepada Doni. "Jawaban kamu?"

"Ya dateng sama pacar aku yang cantik, sexy, gemesin ini lah." Doni mencubit pipi ku.

Aku mengusap bekas cubitannya. "Gak usah pakai cubit segala ! Kamu nyebut nama aku di depan dia?".

"Gak Sayang. Aku cuman bilang kalau aku dateng sama pacar aku yang cantik dan sexy. Dia gak perlu tahu siapa pacar aku nanti di ambil lagi." Doni mendekap diriku.

"Gak percaya!". Aku menatap dirinya tajam menelisik apakah ada kebohongan atau tidak pada dirinya.

"Aku cium kamu kalau gak percaya sama pacarnya sendiri." Doni memajukan bibirnya dan akan mencium diriku namun dengan sigap aku menutup bibirnya.

"Itu bibir bisa panjang nyiumin mulu. Udah ayok balik sebagai gantinya besok aku temenin kamu DJ." Aku mengambil kunci motor Doni dan memberikannya agar dia mau pulang.

Aku melihat ke arah Kak Jingga dan untungnya dia sedang serius bersama kekasih barunya sehingga tidak begitu mengamati sekeliling. Lega sekali rasanya bisa keluar dari tempat ini. Aku akan berpindah ke tempat lainya karena kalau aku langsung pulang pasti si Doni bisa ngamuk tidak terima. Lagian juga masih jam 8, batas ku pergi kalau malam minggu sampai jam 11 itu menurut peraturan Ayah yang harus aku turuti.

Kini aku dan Doni berada di salah satu tempat yang sangat indah yaitu di bukit bintang di daerah gunung kidul. Di tempat ini aku bisa melihat keindahan gemerlap-gemerlip cahaya indah yang berasal dari lampu pemukiman karena bukit bintang merupakan tempat ketinggian sehingga pandangan disini sangat cantik. Gemerlap lampu yanh bersinar seakan menjadi bintang di bukit ini sehingga tempat ini di namakan bukit bintang.

Aku dan Doni memesan secangkir kopi panas ditemani dengan jagung bakar dan menikmati pemandangan yang indah ini.

"Sayang sini. Aku mau cerita sama kamu" Doni menyuruh ku untuk merebahkan kepalaku di bahunya.

Aku juga tidak menolaknya dan aku siap mendengarkan ceritanya.

Doni membelai lembut rambut ku dengan lembut lalu mengecup keningku. "Aku sayang banget sama kamu. Aku seneng kamu bisa nerima aku jadi pacar meski aku tahu sebenarnya mungkin kamu gak terlalu sayang sama aku. Emang si kita gak ada pendekatan yang intens tapi gak tahu kenapa aku pingin cepet jadi pacar kamu. Senja, aku udah berubah jadi cowok yang kamu mau, aku udah mutusin semua pacar aku di luar sana sekarang cuman kamu yang ada dihati aku. Aku mohon jangan kamu dengerin omongan orang lain diluar sana tentang aku, tentang gimana buruknya aku karena jujur sekarang aku udah gak seburuk dulu dan aku berubah demi kamu."

"Aku akui kalau rasa sayang aku belum begitu dalam ke kamu tapi semoga aja dengan berjalannya waktu rasa itu akan semakin kuat. Aku percaya sama yang aku liat dan aku yakini kok, jadi kalau mereka diluar sana bilang hal negatif tentang kamu itu gak akan bikin aku langsung berpikir negatif ke kamu. Oya, kenapa kamu masih DJ di club malam? Gak takut kebawa arus," Tanya ku balik kepadanya.

Aku bangun dari bahu Doni dan dia  mengenggam tangan ku. "Meskipun aku dibilang cowok brutal suka bikin ulah tapi aku masih tahu batas kok dan biarpun aku kerja di club malam dan dikelilingi sama pemandangan yang begitu aku gak akan tergiur. Aku masih pegang prinsip diri aku kok. Tenang ya aku gak akan kegoda cewek sexy diluar sana kok kan udah ada yang sexy disini."

"Hu dasar !" Pukul ku ke perut Doni. Kesal mendengar akhir ucapannya.

"Kamu tahu gak kenapa aku jatuh cinta sama kamu?"

"Aku gak tahu". Jawabku.

Ketika Doni akan menjawab handphone berbunyi dan pembicaraan ini berhenti. Doni menerima teleponnya terlebih dahulu dan tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi panik. Entah hal apa yang membuatnya panik.

SENJA & JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang