38-

2.1K 101 3
                                    

Hai Kawan Reader's ku..
Maaf lahir batin ya 😊

Maaf juga baru sempet up setelah sekian lama soalnya bener2 lagi sibuk dengan urusan dunia asli hihihi..

Semoga masih ada yang setia nunggu dan baca story Senja & Jingga ya

Jangan lupa Vote & Coment !

Aku lagi butuh suntikan semangat huhuhuu
.
.


"Kasih restu dong, Sayang. Adiknya kan pingin pacaran." Kata Moza mengelus punggung Jingga.

"Tapi Bunda.." Jawab Jingga memandang Moza.

Senja menunggu kepastian dari Jingga.

"Kak gimana?". Tanya Senja penuh harap.

"Kakak belum bisa maaf ya." Jawab Jingga yang langsung mendapat balasan ekspresi sedih dari raut wajah Senja.

Senja melangkah pergi meninggalkan kita semua disini berlari ke arah kamar di lantai 2.

Aku menepuk pundak Jingga. "Jangan karena masalah sesepele ini hubungan kamu jadi renggang. Ayah gak mau".

"Iya Ayah. Jingga pergi keluar sebentar ya." Jawab Jingga.

Aku mengiyakan permintaan Jingga yang ingin keluar rumah. Aku dan Moza kembali ke kamar untuk beristirahat. Sesampainya di kamar Moza merapikan ranjang dan membuatkan segelas susu hangat untuk ku.

"Yang, kusut banget kenapa?". Tanya Moza menelisik kepadaku.

"Aku gak bayangin kalau beneran Senja sama Doni, itu artinya aku bakalan besanan dong sama mantan aku? Haduh, enggak deh ". Kataku memijit pelipis.

Moza mengusap lembut pipiku." Jadi, kamu mau ikut-ikutan kayak Jingga gak setuju sama hubungan mereka ?".
Aku mengangkat bahu ku acuh.

"Jangan jadi Ayah yang jahat buat gadis kecil mu. " Moza membisikan perkataannya di telinga ku kemudian menarik selimut bersiap tidur, sedangkan aku masih memikirkan hubungan Senja dengan Doni.

SENJA POV.

Tepat jam 6 aku sudah siap dengan seragam sekolah ku. Semua perlengkapan sekolah sudah siap begitu juga dengan tugas yang sudah aku kerjakan semalam. Kini saatnya untuk turun membantu Bunda membuatkan sarapan, tapi sebelumnya aku menuju ke kamar Kak Jingga untuk melihat apakah dia sudah bangun atau belum.

Aku memang belum mendapat restu dari Kak Jingga, tapi setidaknya hubungan dengannya sudah membaik tidak seperti kemarin-kemarin. Itu lebih baik karena aku tidak sanggup jika harus berdiam diri kepadanya.

"Buruan Kak turun !". Teriak ku kepadanya.

"Sabar lagi pacaran dulu." Jawabnya.

Rutinitas pagi dari Kak Jingga sekarang adalah setiap baru bangun tidur Kak Jingga selalu menelpon Nadine dan karenanya aku sekarang tidak pernah berangkat sekolah bersama lagi. Kak Jingga selalu menjemput Nadine, sedangkan aku tidak boleh dijemput oleh Doni. Itu membuatku sebal tapi apa daya aku harus menurut dengan ucapan Ayah yang tidak memperbolehkan aku dijemput Doni.

Seusai sarapan aku berangkat sekolah bersama Bunda karena Ayah hari ini harus berangkat keluar kota mengurusi pekerjaan nya disana.

"Bun, Ayah setuju kan sama hubungan Senja sama Doni?". Tanya ku yang masih penasaran dengan Ayah.

Bunda hanya tersenyum. Itu membuat ku bertambah bingung. Menghela napas hanya itu yang bisa ku lakukan. Sampai tak terasa aku sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Belajar yang benar ya ,Sayang. Love You." Ucap Bunda setelah mengecup keningku.

"Love you to Bunda. " Balasku. Kemudian aku keluar dari mobil dan disambut oleh Doni.

"Pagi Tante?". Sapa Doni kepada Bunda.

"Pagi Doni. Tante tinggal dulu ya titip Senja." Balas Bunda yang mendapat senyuman sumringah dari Doni.

"Iya Tante siap laksanakan." Jawab Doni.

Selepas itu Bunda meninggalkan aku dan Doni menjauhi gerbang sekolah. Aku dengannya masuk kedalam sekolah. Doni mengantarkan ku ke depan kelas. Ketika di depan kelas aku melihat Kak Jingga yang juga akan memasuki kelas. Tatapannya begitu tajam kepada Doni membuat ku merinding melihatnya. Belum pernah aku melihat tatapan setajam itu dari Kak Jingga.

"Udah sana balik udah mau bel. "Usir ku kepada Doni.

Doni masih saja menatap Jingga. Dia terlihat heran dengan tatapan Jingga kepadanya barusan.

"Jingga kenapa ?". Tanya nya.

"Dia lagi haid. Udah sana Yang balik ke habitat. " Kataku lagi.

"Yaya, Love You." Doni mencium pipiku di depan kelas dan parahnya dia mencium ku dihadapan Pak Agung guru Bahasa Inggris yang akan memasuki kelasku. Aku dan Doni tidak tahu akan keberadaan Pak Agung yang ada di belakang ku.

"Ini sekolah bukan tempat pacaran. Senja masuk ! Dan kamu Doni kembali ke kelas mu. Lain kali jangan pacaran disekolah apalagi ciuman !!." Gertak Pak Agung dengan wajah seramnya.

"Kalau pagi tempat pacaran belum buka Pak jadi saya pacarannya di sini. Permisi Pak." Jawab Doni dengan canda gurau. Itu membuat Pak Agung terlihat akan mengeluarkan taringnya tapi Doni sudah pergi dari hadapannya begitu juga aku yang langsung masuk ke kelas.

Aku hanya tersenyum melihat Pak Agung dan masuk kedalam kelas. Pelajaran pun dimulai.

"Senja, lu udah tau belum?". Kata Agatha membuyarkan konsentrasiku.

"Apa?".

"Kemarin gue denger kalau Dinda itu masih mau ngerjain lu tau."

"Bodo amat gue gak takut. Terserah dia mau ngapain gue. " Jawabku.

"Ya jelas lah lu gak takut orang ada si Doni yang selalu jadi benteng.". Balas Agatha menyiyir kepadaku.

Aku hanya diam tak membalas ocehan Agatha dan tak peduli dengan ucapannya barusan mengenai Dinda karena yang aku pikirkan bukan masalah itu melainkan masalah hubungan ku dengan Kak Jingga. Bagaimana agar Kak Jingga merestui hubungan ku dengan Doni dan apa Ayah juga sebenarnya tidak suka dengan Doni. Itu membuat ku pusing.
"SENJA !". Seruan dari arah belakang ku.

Aku yang terkejut mendengar seruan nama ku membuat ku terpaksa menoleh.

"Apaan si Kak ngagetin aja!". Aku memukul Kak Jingga yang ternyata dialah pelakunya.

"Kamu itu dari pertengahan pelajaran Pak Agung ngelamun terus. Kamu gak sadar kan kalau Pak Agung udah keluar kelas? Untung aja Pak Agung gak liat kamu bengong. Kenapa si kamu Dek?". Tanya Kak Jingga duduk di meja menghadap diriku.

Aku menatap tajam Kak Jingga. "Karena Kakak belum bisa nerima Doni. "

Aku pergi meninggalkan Kak Jingga yang masih diam melihat ku. Rasanya kesal tak karuan dengan sikap Kak Jingga yang tidak jelas alasannya tidak menyetujui hubungan ku dengan Doni selalu alasannya kalau Doni bukan anak baik, berandak dan suka bikin onar tidak ada alasan yang pasti. Aku pergi keluar kelas menuju ke kelas Doni. Ingin rasanya aku menemuinya. Ini pertama kalinya aku menghampirinya ke kelas sebelumnya sama sekali tidak.
Aku memasuki kelas Doni melihat keberadaanya.

Akhirnya Doni melihat keberadaan ku dan dia menghampiriku. Doni menarik tangan ku mengajak ke tempat dimana aku biasa menghabiskan waktu bersamanya.

Di dalam gudang belakang sekolah Doni tiba-tiba langsung memeluk ku. Aku sangat terheran dengan tingkahnya.

"Kamu kesambet ?".

"Iya aku kesambet kamu". Jawab Doni mempererat pelukannya.

Aku melepaskan pekukannya karena diriku terasa sesak.

"Aku sayang sama kamu. Aku mau berjuang buat dapetin restu dari Jingga. Aku tau dia gak suka kalau aku sama kamu pacaran. Aku janji sama kamu Senja kalau aku akan berusaha buat bikin Jingga setuju sama hubungan kita. Aku serius sama kamu aku gak main-main." Ucap Doni menangkup wajah ku.

Aku hanya diam mendengarkannya.

SENJA & JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang