Hukuman ku akhirnya berakhir hari ini dan aku akan kembali ke rumah. Rasanya aku sangat bahagia bisa lepas dari hukuman Eyang ini. Penerbangan ku dijadwalkan jam 4 sore dan sekarang masih jam 2 siang. Meskipun aku akan pulang tapi sebelum itu aku masih harus bekerja dikantor sungguh menyebalkan. Eyang tidak membiarkan aku beristirahat sebelum kepulanganku.
"Jingga, lu kenapa si gelisah banget ?". Dina menghampiri ku dan menarik kursi agar duduk berdekatan dengan ku.
"Pingin tahu aja lu!". Aku hanya meliriknya sekilas kemudian melanjutkan pekerjaan ini.
"Ya kan gue perhatian sama lu. Nanti malam kita hangout yuk ke club. Mau ya ?" Ajak Dina.
"Gue sibuk". Aku melenggang pergi meninggalkan Dina yang menatap ku penuh harap agar aku mau menerima ajakannya.
Aku tidak memperdulikan Dina yang selalu mendekati ku selama aku di kantor. Tidak ada gadis lain selain Nadine di hatiku. Aku memasuki ruangan Eyang karena berkas yang ku kerjakan telah selesai dan saatnya untuk di tanda tangami oleh Eyang.
Di dalam ruangan Eyang mempersilahkan aku duduk dan memeriksa setiap berkas secara mendetail sebelum di tanda tangani. Selepas semua dibilang cocok aku diperbolehkan untuk keluar dari ruangannya. Bukan untuk kembali ke ruangan kerja tapi untuk kembali ke rumah membenahi barang bawaan ku. Tentunya aku dengan senang hati mengiyakannya.Aku pergi ke ruangan kerja untuk mengambil tas kemudian dengan suasana hati yang bahagia aku segera keluar dari kantor ini menuju ke rumah.
"Jingga lu mau kemana?". Teriak Dina melihatku keluar dari ruangan membawa tas.
"Balik ke asal. Jangan kangen gue ya. Bye Dina ". Balasku dengan teriakan juga dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.
Aku pulang dengan menaiki taksi dan sesampainya dirumah aku menuju ke kamar untuk membenahi semua barang bawaan ku. Oma yang melihat ku sedang bebenah masuk ke kamar dan membantu ku.
"Oma kesepian lagi deh" Oma memasang raut wajah sedih sambil memasukan pakaian ku kedalam koper.
Aku memeluk Oma dengan pelukan sayang. "Kan ada Eyang. Jingga janji sama Oma nanti kalau liburan Jingga bakal balik kesini. "
"Sama pacar kamu ya?".
"Iya kalau udah sah jadi pacar pasti Jingga ajak ketemu Oma." Aku menggenggam erat tangan Oma.
Oma hanya mengangguk dengan perkataan ku dan Oma kembali membantu membenahi barang-barang ku. Tak terasa waktu berdetak dengan cepat sekarang sudah jam 3 sore, aku bersiap-siap menuju bandara bersama Oma. Eyang tidak bisa mengantar ku karena ada meeting jam 4. Segera saja aku berangkat bersama Oma. Di bandara sebelum aku meninggalkan Oma beliau memeluk ku cukup lama seakan Oma tidak membiarkan aku pulang tapi aku harus pulang karena hukuman ku sudah selesai.
"Sudah Oma jangan nangis terus kan Jingga bisa kesini lagi nanti. " Aku menghapus air mata yang turun di wajah cantik Oma.
"Iya, Oma gak nangis kok. Ini hanpdhone kamu dan hati-hati ya Sayang. Salam buat Senja dan Ayah Bunda mu. "
"Iya Oma." Aku memeluk Oma sebelum pergi meninggalkannya. Terlihat Oma melambaikan tangannya kepadaku dan masih saja menangisi kepulangan ku. Oma memang seperti itu kepada cucunya. Bukan hanya kepada ku saja tapi kepada anak dari Om Sandi pun seperti itu.
Pesawat ku mendarat dengan selamat di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Ku lihat ada seseorang yang sudah menjemputku disini.
"Kak Jingga ". Teriaknya dengan melambaikan tangan ke arah ku. Ya dia adalah Senja adik kesayangan ku. Dia ternyata menjemputku.
Aku langsung saja memeluknya dan mencium keningnya. Rasa rindu karena tak bertemu 2 minggu dengannya membuat suasana sedikit melow. Senja menangis di dalam pelukanku. Padahal dia sangat jarang mengeluarkan air mata untuk hal yang tidak begitu penting tapi kali ini dia meneteskan air mata untuk ku membuat ku juga terharu.
"Sejak kapan kamu jadi cengeng gini?" Aku mengusap lembut puncak kepalanya.
"Sejak Kamu ninggalin aku dirumah. Senja kangen banget sama Kak Jingga. Sepi banget dirumah, aku kan jadi bosen." Jawabnya yang tak melepaskan pelukannya kepadaku.
"Giliran gak ada dirumah baru deh kangen tapi giliran dimintain sarapanya ngamuk-ngamuk !" Balasku kepadanya.
Senja hanya memajukan bibirnya membuat ku gemas dengan tingkah saudara kembar ku ini. Kami pun menuju ke mobil untuk segera pulang ke rumah karena aku sudah rindu dengan kedua orang tua.
Dirumah ternyata Ayah dan Bunda sudah pulang. Mereka sudah menyiapkan hidangan makan malam spesial untuk menyambut kepulanganku. Selesai aku membenahi barang bawaan ku dan mandi, aku segera turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga tersayang ku ini. Kegiatan setelah makan malam kami menghabiskan waktu senggang ini dengan bercanda di taman belakang tapi Senja tidak ikut karena dia telah kembali ke kamarnya terlebih dulu. Ayah dan Bunda menasihati ku agar aku tidak mengulangi perbuatan ku lagi dan bersikap lebih dewasa serta lebih bijak dalam menangani masalah. Aku berjanji kepada kedua orang tua ku untuk menuruti apa yang telah di nasihati kepadaku.
Melepas rindu bersama dengan kedua orang tua ku sudah dan kini saatnya untuk melepas rindu dengan kembaran ku yang menyebalkan namun sangat aku sayangi. Aku mengobrol membahas hal yang tidak berfaedah bersama Senja, kami bercanda dan aku menceritakan bagaimana hukuman ku di Jakarta hingga tak terasa Senja ketiduran ketika mendengarkan cerita dari diriku.
Aku menyelimuti dirinya lalu mengecup keningnya. "Good night Senja, Mimpi indah ya adik kecil" . Melihat Senja sudah tertidur pulas aku keluar ke kamar ku sendiri.
*******
Pagi hari ini cuaca begitu cerah. Sinar mentari menyambut insan didunia ini dengan pelukan hangat membangkitan semangat pagi untuk menjalani kegiatan hari ini. Sudah 2 minggu aku tidak menginjakan kaki disekolah karena hukuman skorsing kemarin dan hari ini aku kembali menginjakan kaki disini.
Bersama dengan Senja aku berjalan memasuki kelas yang berada di lantai 3. Selama di jalan aku tidak bertemu dengan Nadine, karena penasaran aku mampir ke kelasnya dan hasilnya sama aku tidak bertemu dengannya di dalam sini. Kemana si Nadine, apa dia tidak masuk hari ini ? Pikiran ku melayang entah kemana berpikiran hal buruk tentangnya.
Ketika aku keluar dari ruang kelas Nadine, aku bertemu dengan Tasya sahabat dekat Nadine disekolah. "Tasya, si Nadine kemana?".
"Nadine gak berangkat. Oya, tunggu disini gue ambil sesuatu buat lu dari Nadine." Tasya meminta ku menunggunya di ambang pintu.
Entah apa yang akan diberikannya kepadaku daripada penasaran lebih baik aku tetap disini menunggu Tasya kembali dengan membawakan sesuatu untukku.
"Ini dari Nadine. " Tasya memberikan sepucuk surat kepada ku. Katanya dari Nadine.
Tanpa menunggu waktu lama aku membuka isi dari surat ini dengan Tasya yang masih ada di hadapan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA & JINGGA
Teen FictionIni adalah kisah sederhana dari dua orang yang hidup bersama. Mereka saling melengkapi dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka selalu bersama tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat mereka berselisih. Kira-kira apa yang membuat mereka berseli...