04. Aliza Cemburu

2.2K 198 81
                                    

Lo selalu bilang sibuk untuk sekedar ngasih kabar ke gue. Tapi lo selalu bisa bales chat dari oranglain.

-

"BU, saya izin ke toilet, ya." pamit Aliza pada guru.

"Iya,"

"Ayo, Ra. Anterin," pinta Aliza.

Maura mengantarkan Aliza menuju toilet. Untuk sampai ke toilet, mereka harus melewati kelas Elena yang terkenal sangat berisik. Mereka berdua bercanda-canda menuju kamar mandi.

"Ih jangan megang leher apa! merinding!" seru Maura kesal karena Aliza kerap kali memegang lehernya.

Aliza tertawa sampai akhirnya ketika didepan kelas Elena, dia terdiam.

Bruk!

"Aw..." Elena terjatuh dengan posisi menindih seseorang.

"Elena, turun bego. Sadar diri kek, badan lo kayak gajah!" rengek Revan.

Elena terjatuh dan menindih Revan, setelah sadar, Elena bangun dari posisinya. "Ih, Van! Sakit tau! untung luka gue gapapa,"

"Lagian mundur nggak kira-kira, nggak sadar badan lo kaya gajah!" ledek Revan.

"Nggak usah ngeledek, gua kurus lo nanti naksir!" Elena berdecak.

"Amit-amit," ucap Revan refleks.

"Popo!" seru Maura.

"Eh iya," jawabnya.

"Lo lihat apaan si?" tanya Maura.

Aliza menggeleng, "Nggak ada," katanya seraya membalikkan badannya.

"Nggak jadi pipis?" tanya Maura

"Nggak jadi, nggak mood," kata Aliza seraya meninggalkan Maura.

"Lah, sejak kapan pipis pake mood segala," Maura menggaruk rambutnya, "Bodo ah, weh tungguin gua," Maura mengejar Aliza.

"Jadi ini alasan lo ngedeketin gua. Cuma gara-gara gua sahabat Elena?" batin Aliza. "Bahkan setelah lo buat gue jatuh cinta, Van!" katanya dalam hati.

Sepanjang pelajaran, Aliza hanya terdiam. Maura tak tahu apa yang menyebabkan sahabatnya menjadi seperti ini.

-

"Baiklah anak-anak. Pelajaran kali ini adalah push up, sit up, dan back up," ucap Pak Surya, selaku guru Olahraga.

"Yahhh," sorak anak perempuan.

Priiiittttt, pluit dibunyikan dan membuat anak kelas XII Mipa 4 ini menutup telinganya.

"Mau ngelawan?" tanya Pak Surya.

"Nggak, Pak." jawab anak-anak serempak.

"Oke, sekarang maju sepuluh orang kedepan!" perintah Pak Surya.

Sepuluh orang maju, mereka melakukan seperti yang diperintahkan Pak Surya.

"Aduhh," ringis Budi ketika melakukan back up.

"Budi, lanjutkan!" perintah Pak Surya.

"Pak, sakit," ucapnya menunjuk kemaluannya,

"Ada apa Budi?" tanya Pak Surya.

"Ada batu, anu saya kena batu," jawabnya, dan membuat anak-anak tertawa.

"Masa depan lo suram, Bud!" ledek Elang.

"Elang, jangan begitu. Dosa," nasehat Pak Surya.

"Maafkan kakanda, Bud. Kakanda khilaf," ucap Elang seraya mengusap rambut Budi.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang