50. Elang?

1K 65 27
                                    

ELENA terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum mengingat video kemarin. Ah, betapa bahagianya sekarang ia memiliki Alan.

Elena keluar dari kamarnya dan terlihat sangat sepi. Tak ada Alex, Keyraa, Revan, ataupun orang tua Revan dan Keyraa.

"Dad. Where are you?" Elena berteriak seraya menuruni tangga, namun tak ada respon. "Revan, Keyraa, Uncle, Aunty." Masih tak ada jawaban. "Pada kemana?" Ia bermonolog lalu melanjutkan jalannya menuju ruang makan.

Elena duduk di kursi lalu mengambil roti dan mengolesinya dengan selai nutella. Setelah dua gigitan, pintu utama di ketuk beberapa kali.

"Ya, wait please." Elena berteriak seraya berjalan cepat ke arah pintu lalu membukanya.

Terlihat seseorang yang ia cari selama ini.

"El.. Elang." Elena masih tak percaya dengan pemandangan di depannya.

"Hallo Elena." Elang segera memeluk Elena.

"Kamu kemana aja?" Elena menangis di pelukan Elang. "Aku cari-cari kamu selama ini, tapi nggak ada tanda-tanda kamu sama sekali. Aku kira aku nggak akan pernah bisa ketemu kamu." ucapnya dengan air mata masih membasahi pipinya.

"I'm sorry Elena. Now, I'm here." Elang mengelus punggung Elena, mencoba menenangkannya. "Sekarang kamu mandi, terus ganti baju. Nanti kita jalan-jalan. Kamu kangen aku, kan?" tanya Elang dengan senyum lebarnya.

Elena mengangguk lalu berlari menuju ke dalam.

Setelah mandi dan berpakaian, Elena turun dan Elang masih setia duduk di depan rumahnya.

"Ayo." ajak Elena dan Elang masih terdiam. "Lang, ayo."

Elang mengadahkan tangannya. Elena mengerti maksud Elang. Elena tersenyum lalu meletakkan tangannya di atas tangan Elang. Mereka berpegangan tangan.

Mereka berjalan-jalan, menghabiskan waktu seharian bersama. Menaiki sepeda, bercanda, meminum kopi, belanja, dan masih banyak lagi. Tujuan terakhir mereka adalah pantai, seperti biasa, waktu mereka masih bersama. Melihat indahnya matahari terbenam.

Elang melihat jamnya, ternyata masih ada beberapa waktu lagi menuju senja. Karena bosan, ia mengajak Elena untuk berenang. Elena menolaknya karena ia tak membawa baju ganti, lalu Elang tersenyum jahil. Ia melepas jaketnya lalu menggendong Elena dan menceburkannya ke pantai. Elena mencoba berlari, namun Elang menangkapnya. Mereka tertawa bahagia. Sesekali Elena menyipratkan air ke wajah Elang. Elang membalasnya. Mereka berpelukan, di pantai saat senja datang.

Setelah puas berenang, mereka menuju pinggir pantai untuk membuat api unggun. Mereka menghangatkan badan mereka dengan api unggun. Elena benar-benar kedinginan sekarang.

Elang memberikan jaketnya pada Elena agar memakainya. Elena menerima lalu membiarkan Elang memakaikan jaket di badannya.

"Kamu pernah kesini?" tanya Elang. Elena mengangguk, "Sama siapa?" tanya Elang lagi.

Elena menyeruput jus jeruknya, "Alan, fotografer Dad. Kamu harus ketemu sama dia. Dia tuh mirip banget sama kamu. Cara ngomongnya, sikap dingin sama orang yang nggak dia kenal, suka main gitar, fotografer lagi. Jepretan kamu bakalan kalah sama dia." Elena tertawa. Namun Elang hanya menunjukkan sikap datarnya.

"Kamu mau nikah kan?" tanya Elang.

"Lang kenapa kamu bilang begitu. Kamu kan tau Mamah jodohin aku karena aku hampir gila ditinggal kamu. Nggak ada maksud lain. Sekarang kamu di sini, kita balik ke Jakarta dan kamu jelasin kenapa kamu ninggalin aku. Tunangan aku bisa batal dan kita bisa hidup..." ucap Elena terpotong.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang