48. Mirip?

1K 64 35
                                    

Hello, jangan lupa vote and comment.

HARI terus berlalu. Hari ini adalah hari keenam mereka di Los Angeles. Mereka telah mengunjungi banyak tempat diantaranya Walk Of Fame, Santa Monica, Vennice Beach, dan tempat terkenal lainnya. Tujuan mereka adalah berlibur, mencari spot untuk foto juga mencari keberadaan Elang. Namun, Elena belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Elang. Bahkan beberapa orang suruhan Farrel ikut mencari keberadaan Elang. Hasilnya nihil. Elang terlalu pandai bersembunyi.

Kamu yang terlalu pandai bersembunyi, atau aku yang terlalu bodoh mencarimu?

Sore ini, Elena, Alan dan Revan tak ingin menyia-nyiakan waktu. Keyraa sedang sibuk berpose, sedangkan mereka mencari keberadaan Elang.

"Excusme, Sir. Have you ever seen a man in this photo? " tanya Elena sopan pada lelaki paruh baya.

Lelaki berkaca mata itu meneliti foto yang diberikan Elena. "He looks like you." ucap lelaki itu dengan menunjuk Alan.

"Oh, no, Sir. I live in New York not in Los Angeles." Alan mengelak.

Elena sudah percaya bahwa Alan memang bukan Elang. Lagipula, ia sudah membedakan keduanya. Mereka sangat berbeda. Elena yakin, wajah Alan yang mirip dengan Elang sekilas hanyalah sebuah kebetulan.

"Oh, sorry, dude." ucap lelaki itu.

"Thank you, Sir." balas Revan.

Elena duduk di pinggir trotoar. Elena sangat lelah. Mengapa Elang sangat sulit di temukan? Dimana Elang? Apa ia tak merindukan Elena?

Mereka melanjutkan ke sebuah tempat. Alan membawa mereka ke sebuah bukit dengan tulisan 'Hollywood'. Itu adalah Hollywood Land. Karena di rasa lelah, Elena beristirahat di bawah, duduk dengan memeluk lututnya. Ia menatap bukit dengan tulisan Hollywood.

"Gue cari minum dulu, ya." pamit Revan lalu pergi meninggalkan mereka.

Alan menyamakan posisinya dengan Elena, "Nona kecewa, ya?" tanya Alan.

Elena masih menatap bukit tersebut, "Sedikit. Mungkin memang sudah waktunya aku melupakannya."

"Nona pasti mengira saya Elang?" tanya Alan lagi.

Elena menggeleng, "Tidak, kamu bukan Elang."

Alan tersenyum, "Nona, setiap orang di dunia ini punya 7 kembaran di dunia. Mungkin aku adalah salah satu kembaran Elang. Nona janga khawatir, ya, besok kita..." ucap Alan terpotong.

"Gausah, Lan. Besok hari terakhir kita di sini. Aku pengen seneng-seneng aja. Kamu nggak usah khawatir, masih ada 2 minggu sebelum aku pulang ke Indonesia." potong Elena cepat. Ia makin merapatkan pelukan pada lututnya lalu menundukkan kepalanya. "Aku sudah terlalu lelah untuk semuanya Lan. Aku rasa, sekarang saatnya aku buka lembaran baru."

"Nona." panggil Alan mengelus pundak Elena.

"Aku bingung harus gimana, Lan." Elena makin menundukkan kepalanya. Airmatanya benar-benar ingin keluar. Kemana kamu Elang?

Alan menarik kepala Elena masuk ke dalam pelukannya. Elena segera memeluk Alan. Ia menangis di pelukan Alan.

"Tumpahin segala kekesalan Nona, nangis aja Nona. Nona bukan robot seperti drama korea yang sering di tonton Keyraa. Nona manusia, dan menangis adalah hal yang wajar." Alan mengelus rambut Elena.

Elena menangis dengan kencang, mengundang beberapa orang di tempat melihat ke arahnya. Alan hanya menatap mereka dengan tatapan meminta maaf.

"Padahal dia cuma masalalu, kenapa hatiku terasa sakit sekali setiap mengingatnya?" tanya Elena dengan berlinang air mata.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang