27. Hari Yang Di Tunggu

1.2K 81 2
                                    

Kartini udah susah payah naikkin derajat perempuan. Eh lo, anak baru kemarin sore, seenaknya aja nurunin derajat perempuan.

-

"GIMANA? udah enakan?" tanya Elang dari belakang ketika melihat Elena sedang melamun di ayunan yang ada diteras rumahnya.

Elena menengok, mencari sumber suara, "Lo yang bawain Bi Siti?" tanyanya, "Maksud gue, lo yang bawain tukang urut ke rumah gua selama dua hari ini?" lanjutnya.

"Iyah, biar lo cepet sembuh." Elang tersenyum manis dan segera duduk disebelah Elena.

"Gue udah baikan, makasih." Elena tersenyum.

"Are you okay?" tanya Elang.

"Not fine," senyuman Elena pudar seketika.

"What happen babe?"

Elena mengeluarkan kertas batik dengan warna dasar biru laut.

"Kapan mereka nikah?" tanya Elang.

"Bulan depan," jawab Elena dengan suara serak. "Lagi-lagi takdir, Lang. Kenapa takdir kejam?"

Elang menarik kepala Elena supaya bersandar ke bahunya. "Berjuang itu ada batasnya, jangan dipaksain, pikirin diri lo, walau akhirnya gabisa bersama, seenggaknya lo udah belajar caranya berjuang," pesan Elang.

"Tapi gue sayang dia, Lang. Gue gak bisa liat dia bersanding sama kakak gue sendiri," Elena tak kuasa menahan tangisnya.

"Setiap orang punya cara yang berbeda untuk move on. Lo harus punya motivasi untuk lupain dia, dan coba buat mencintai seseorang yang baru. Buka hati lo, lihat sekeliling lo." ujar Elang. "Kenapa lo gapernah lihat gue?" batin Elang.

"Lang," panggil Elena.

"Lo harus istirahat, besok kita tampil. Gue anter lo ke kamar, ya," Elena berdiri dengan bantuan Elang.

Mereka berjalan menuju kamar Elena, namun tiba-tiba.

"Lah, Elena kenapa?" tanya Elya.

Elena menatap Elvin yang sedang makan eskrim, kegiatan rutin yang selalu Elvin lakukan bersamanya. Tangannya meremas lengan Elang dengan keras, hingga Elang ingin sekali teriak karena remasan Elena yang begitu keras.

"Kaki Elena lagi kumat. Biar gue gendong, ya, El." ujar Elang.

Elena melepaskan remasannya pada lengan Elang. Elang mengangkatnya, dan menggendongnya ala bridal style. Elang membawa Elena ke atas, tepatnya ke kamar Elena. Elena melihat Elvin.

"El kangen, Kak." gumamnya kecil, namun masih bisa didengar oleh Elang.

Elang membaringkan Elena ditempat tidurnya.

"Mimpi indah, my princess. Besok pagi gue jemput, ya." Elang tersenyum tipis.

"Iyah,"

-

"Elena, bangun sayang. Kamu tampil sekarang." ujar Hana.

"Iya mah," Elena menghembuskan nafasnya.

"Mamah tunggu diruang makan, gaun kamu udah disiapin sama Bi Sita, nanti kamu langsung ke bawah," perintah ibunya.

"Iya mamah,"

Elena berjalan dengan langkah malas karena ini masih kepagian menurutnya.

"Masih jam 5, si Mamah rajin banget udah rapi." gumamnya.

30 menit berlalu, Elena memakai jeans putih dan sweater berwarna peach. Elena segera turun ke bawah untuk sarapan.

"Gaun aku dimana, Mah?" tanya Elena seraya menuruni anak tangga.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang