25. Perubahan?

1.2K 87 2
                                    

Jika cinta adalah cerita yang indah, mengapa selalu ada sakit dan air mata di dalamnya?

-

MALAM yang ditunggu pun datang. Malam dimana mantan kekasih Elena, Elvin, bertunangan dengan kakak tirinya, Elya.

Kini, Elena duduk terdiam di kursi yang berada dibelakang rumahnya. Elena menatap flat shoes yang dia pakai.

"Huft," Elena menghembuskan nafasnya. Elena melamun, sampai tidak sadar ada orang disampingnya. "Elang," gumamnya ketika menengok ke samping, "Sejak kapan lo disini?" tanya Elena.

"Sejak tadi. Lo nggak sadar?" balas Elang.

"Nggak,"

"Lo kenapa nggak hadir di tunangan mantan lo?" tanya Elang.

"Mantan lo juga lagi tunangan." balas Elena.

"Gue lupa kalau gue punya mantan," Elang terkekeh.

"Lang," Elena menatap Elang sendu.

"Ada apa?" tanya Elang.

"Gue masih punya dua permintaan sama lo 'kan?" tanya Elena.

"Iyah, lo mau apa?"

"Lang, bantuin gue supaya move on dari Elvin. Please," mata Elena berkaca-kaca.

"Tanpa lo minta, gue udah bersedia," balasnya.

"Gue sayang sama dia. Tapi kenapa dia tega?" ucap Elena lirih.

"Sttt," Elang menarik kepala Elena supaya bersandar di bahunya. "Lo masih punya gue,"

"Makasih, Lang."

"Sama-sama."

-

"Pesan apa?" tanya Elena. Hari ini Elena bersama Elang, Aliza dan Jessy sedang duduk di cafe langgangan mereka untuk makan siang.

"Samain aja."

"Lo Jess?" tanya Elena pada Jessy.

"Gue juga samain aja."

"Liz?"

"Samain aja."

"Oke,"

"Yang lain pada kemana?" tanya Elena.

"Pada nggak bisa ikut, pusing mikirin naskah," Aliza terkekeh.

"Gue yang jadi pemeran utama aja nggak pusing," Elang menyombongkan diri.

"Eleh,"

Makananpun datang. Elena memesan spaghetti sauce and mozzarella cheese.

"Waw," Elena segera melahap makanannya.

"Tunggu," teriak Jessy yang membuat Elena menahan kegiatan memakannya. "Elena lo bego atau tolol sih? Elang kan alergi keju!" bentak Jessy yang membuat sekitar memperhatikannya.

"Ya kan, Gue nggak.." ucapnya terpotong.

"Lo mau dia sakit dan nggak ikut drama?" bentak Jessy lagi.

"Jessy stop! Lo nggak berhak bentak-bentak Elena." Elang memisahkan.

"Gue permisi," Elena berlari pelan.

"Elena," Elang mengikuti Elena.

"Lo?" Aliza menunjuk Jessy dengan jari telunjuknya.

"Elena, tunggu." Elang menarik tangan Elena, dan membiarkan gadis itu menangis di pelukannya.

"Gue tau Jessy jahat, lo sabar, ya." Elang memeluk Elena.

"Jessy bener, gue lupa kalo lo alergi. Mungkin kalo Jessy diem aja, lo bakalan sakit lagi kayak waktu itu." Elena masih saja menangis.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang