21. Melepas Masa Jomblo

1.2K 85 12
                                    

Kadang tuhan hanya mempertemukan, mempersatukan sementara, tapi tidak untuk selamanya.

-

"ELENA, tumben lo dikelas?" tanya Adila, teman sekelasnya.

"Iya, lagian mau ngapain di luar?" Elena melanjutkan kegiatan membacanya.

"Lah, lo emang nggak tau? Kan kelas kita lagi tanding lawan kelasnya Revan." ujar Adila.

"Tanding apa?" Elena memberhentikan kegiatan membacanya.

"Tanding basket lah."

"Itu berarti.."

"Elang yang main," ucap Adila.

"Makasih infonya."

Elena sedikit mempercepat langkahnya. Bagaimana bisa dia lupa jadwal Elang main.

Elena pergi ke kantin, membelikan minuman untuk Elang. Itu sudah menjadi kegiatan rutin yang Elena lakukan ketika Elang sedang bermain basket.

Flashback On.

"Ih cepet, Lang, apa hukumannya?" tanya Elena.

"Oke gue punya ide. Lo harus beliin gue minuman setiap gue selesai main basket. Sampe lulus," Elang tersenyum penuh kemenangan.

"Masa bisa gitu," Elena mengerucutkan bibirnya.

"Bisa dong,"

"Iya, gue mau," ujar Elena.

"Janji?"

"Janji."

Flashback Off.

Elena tersenyum bahagia ketika mengingat kenangan itu.

"Kenapa semuanya jadi rumit gini, ya, Lang?" batin Elena bertanya-tanya.

Elena mempercepat langkahnya ketika melihat orang-orang meninggalkan lapangan.

Elena mencari sosok Elang, "Itu dia," dia semakin bersemangat dan mempercepat langkahnya.

Langkahnya terhenti. Hatinya merasa sakit. "Navila?"

Elena membalikkan badannya ketika melihat Navila sedang mengelap keringat Elang dan memberikan minuman untuknya.

Elena berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai, "Apa gue nggak boleh bahagia?" kaki Elena lemas, dia terduduk disebuah kursi panjang dekat tangga, "Gua harus tahan rasa ini. Gua nggak boleh ngebiarin rasa ini semakin ada. Gua cuma sayang sama Elvin," Elena menyemangati dirinya sendiri Elena bangkit, lalu berjalan menuju kelasnya.

-

Rendi menyenggol siku Rasya.

"Apaan?" tanya Rasya berbisik, takut ketahuan mengobrol.

"Mereka kenapa? kok diem-dieman gitu?" tanya Rendi menunjuk ke arah Elena dan Elang.

"Elena udah mau ngejauhin Elang," ujar Rasya.

"Kok gitu? Yah nggak seru dong. Nggak ada yang ribut tiap pagi,"

"Sebenernya juga gua nggak tega. Tapi ini udah keputusan Elena."

"Rasya, Rendi. Sedang apa kalian?" tanya Bu Sania.

"Hehehe," Rendi menyengir.

Pulpen Elena terjatuh. Elena menunduk dan mengambil pulpennya.

"Ehh," Elena terkejut ketika gelang yang dia pakai menyangkut diseragam Elang.

Tanpa berbicara, Elang membantu Elena melepaskan gelang yang menyangkut diseragamnya. Elena menatap Elang sedih. Air matanya hampir menetes.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang