33. Ketahuan

1.2K 79 9
                                    

Baju banyak, yang dipake itu-itu aja. Lagu banyak, yang didengerin itu-itu aja. Ternyata nyaman sesederhana itu.

-

Sudah berulang kali Elang menghubungi Elena, namun tidak pernah diangkat. Dia mencoba meminta maaf lewat chat, namun tak pernah dibalas juga.

"Ahh Elena,"

Elang mengeluarkan motor ninjanya dan menuju rumah Elena.

Sesampainya di rumah Elena, Elang memgeluarkan ponselnya dan mengetik beberapa kalimat.

Elendut.

                                      Gue dirumah lo.

Pulang

Ga, sebelum lo maafin w

5 menit.

10 menit.

15 menit.

Tidak ada jawaban.

Langit sangat gelap dan menandakan akan turun hujan.

Benar saja, kurang dari lima menit, hujan deras turun.

Bi Sita segera turun untuk mengunci pintu pagar, namun dia melihat Elang sedang tertunduk dan hujan membasahi dirinya.

"Den ganteng, kok nggak masuk. Masuk yuk nanti sakit," Bi Sita mengambil payung dan menghampiri Elang.

Elang mengangkat wajahnya dan tersenyum, "Nggak papa, Bi."

"Tunggu sini, ya."

"Bi," panggil Elang dan Bi Sita menghampiri dirinya.

Bi Sita masuk dan berjalan menuju kamar anak majikannya.

"Non, di luar ada Den ganteng. Kasian kehujanan. Bibi suruh masuk, tapi nggak mau. Kasian Non, Den ganteng kelihatan kacau,"

Elena mengintip dari jendela. Dia melihat Elang sedang duduk di atas motornya. Elang dan motornya kehujanan. Padahal Elena tau, Elang tak akan membiarkan motornya kena air hujan.

Elena keluar dari kamarnya. Dia mengamati Elang dari jarak dekat. Dia melihat Elang turun dari motornya dan memegang dadanya.

"Elang." Gumam Elena pelan. Dia segera mengambil payung dan berjalan ke arah Elang.

Elang sudah tertidur di atas aspal. Matanya terpejam, dan air hujan terus membasahi wajahnya. Melihat keadaan Elang, Elena panik dan segera berlari menuju Elang. Payung yang dia bawapun, dia lemparkan begitu saja.

"Lang, bangun," Elena menepuk pipi Elang. "Lang gue mohon bangun," Elena sangat panik. Berulang kali Elena menepuk pipi Elang, namun Elang tak meresponnya.

Jangan lagi, jangan lagi.

Tiba-tiba Elang bangun dan tertawa. "Hahaha,"

"Ish," Elena memukul pelan bahu Elang.

"Panik, ya?" tanya Elang terkekeh.

"Nggak!" Tegas Elena.

"Ya udah sini peluk dulu, dong." Elang merentangkan tangannya, namun Elena tidak bergeming. "Oh nggak mau dipeluk. Ya udah deh, gue pulang aja." Elang berdiri dan membelakangi Elena.

Tiba-tiba Elena memeluk Elang dari belakang, "Jangan kayak gitu lagi gue mohon. Jangan pura-pura pingsan, jangan cuekin gue lagi, dan jangan ngebentak gue lagi,"

Elang berbalik dan menaruh tangannya di wajah Elena, "Maaf, ya, Putri. Tadi gue khawatir, sempet marah juga karna lo nggak kasih tau kalo lo lagi sakit."

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang