20. Sebuah Keputusan

1.2K 85 5
                                    

Nikmatilah masa-masa sama sahabat lo, karena hidup ga selamanya bertema tentang pacar.

-

"MAH, ada temen sekelas Elang," Elang memperkenalkan Elena pada ibunya. "Mamah udah enakan?" tanya Elang khawatir.

"Mamah udah sehat sayang. Papahmu saja yang lebay, mamah nggak dibolehin pulang." Winda, ibunya Elang, terkekeh. "Mamah kira Elya. Temenmu cantik, imut. Siapa namanya?" tanya Winda.

"Elena, tante," Elena tersenyum manis.

"Mamah istirahat, ya. Elang mau makan dulu sama Elena." pamit Elang.

"Kamu nggak sekolah sayang?" tanya Winda.

Elang menyengir, "Sekali-kali bolos, mah."

"Kebiasaan kamu. Ya udah, kamu makan gih. Ajak Elena,"

Elang mengangguk, "Iyah,"

"Lo mau makan?" tanya Elang ketika keluar dari ruang inap ibunya.

"Gue nggak laper kok." jawab Elena.

"Sebenernya gue cuma mau menghindar dari nyokap gue. Gue nggak sanggup ngeliat dia ngerasain sakit," jelas Elang, "Kita ke danau aja yuk," ajak Elang.

Mereka berjalan menuju danau.

"Danaunya indah banget, gue seneng kesini," ucap Elang.

"Sama Elya?" tanya Elena.

"Gue nggak jadian sama siapapun Elena!" tegas Elang.

"Gue nggak marah lo mau jadian sama siapa kek, gue cuma nggak suka kalo lo berniat nyakitin kakak gue ataupun sahabat gue," balas Elena.

Drtt..

"Bentar, Lang. Elvin nelpon,"

"Angkat aja,"

"Hallo Assalamualaikum," sapa Elena.

"Waalaikumsalam, kamu dimana? sama siapa? ngapain aja? kenapa bolos?" tanya Elvin bertubi-tubi.

Elena menghembuskan nafasnya, "Aku lagi didanau, sama Elang. Lagi curhat, kenapa emang?"

"Kakak jemput kamu sekarang!" suara Elvin sedikit meninggi.

Tutt... Sambungan terputus.

"Kenapa?" tanya Elang.

"Biasa, marahan lagi,"

"Lo sabar ya. Dalam hubungan, kalau nggak ada marahannya gabakalan seru," Elang tersenyum.

"Iyah,"

Sepuluh menit kemudian, Elvin datang.

"Elena," panggilnya.

Elena yang sedang duduk, segera berdiri, "Elvin?"

"Ikut gue," tanpa persetujuan Elena, Elvin menarik Elena dan mengajaknya pergi.

"Bro, dia cewek. Jangan lo paksa gitu," Elang menasehati Elvin.

"Apa urusan lo?"

"Udah, ayo, Kak. Lang, gue pergi dulu,"

Elvin dan Elena pergi meninggalkan Elang. Elvin mengemudi mobilnya dengan perasaan emosi.

Elena memberanikan dirinya untuk mengeluarkan suara, "Kak, kita mau kemana?" tanyanya hati-hati.

Srettt... Elvin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia mengeluarkan ponselnya. "Ini apa?" tanya Elvin.

Elena membulatkan matanya, "Dari... Dari mana kakak dapet ini?" suara Elena serak. Bagaimana mungkin Elvin mendapat foto dirinya bersama Elang sedang berpelukan tadi pagi.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang