46. Masih Tentang Dia

1K 63 30
                                    

HARI ini Elena menghabiskan waktunya dengan Alan. Pergi ke berbagai tempat untuk mencicipi makanan atau sekedar berfoto bersama dan menikmati pemandangan yang ada. Elena mengakui, hasil jepretan Alan tak diragukan lagi. Memang pekerjaannya bukan?

Sejak bersama Alan, Elena masih saja mengingat Elang, tapi tak ada celah untuk bersedih lagi. Kehadiran Alan, seperti kehadiran Elang di sisinya.

"Nona ingetin saya sama film Disney," ucap Alan, lalu mereka berhenti dan duduk di kursi dengan menghadap ke arah laut.

"Disney?"

"Iya, Snow White. Nona tau bukan?" tanya Alan.

Elena mengangguk, "Sangat tau."

Jelas tau bukan? Elena bahkan pernah menjadi peran utamanya waktu drama bersama Elang. 

"Nona mirip sekali dengan pemeran Snow White." ucap Alan lagi.

"Mirip Putri Saljunya?" tanya Elena memastikan.

"Bukan, mirip kurcacinya." Alan tertawa.

"Ish." Elena memukul lengan Alan. "Tapi, Snow White itu rambutnya bondol. Rambutku nggak bondol."

"Tetap saja. Kulit putih Nona, bibir merah Nona, semua ingetin saya sama film Snow White." balas Alan.

Elena hanya tertawa menanggapinya. "By the way. Kenapa kamu suka jadi Fotografer? Kenapa kamu nggak jadi modelnya aja? Tampang kamu lumayan. Lebih cocok jadi model dibanding fotografer." tanya Elena.

"Saya lebih suka cari target daripada jadi yang ditargetkan. Kamera ini mengajarkan saya untuk mempunyai target. Target hidup, target pasangan, target satu tahun ke depan." Alan tertawa. Dari bicaranya saja, sudah membuat Elena terpukau. "Banyak Nona yang sudah bilang begitu dan Nona orang ke tiga puluh delapan yang bilang bahwa saya lebih cocok jadi model daripada fotografer, bahkan Dad menyuruh saya menjadi model saja. Tapi jelas sayatidak mau."

"Kamu cinta banget sama dunia potret, ya?" tanya Elena lagi.

Alan mengangguk, "Suka sekali Nona. Bagi saya, foto adalah media ekspresi untuk mengabadikan suatu momen yang menurut saya berharga." Alan mengarahkan kameranya ke Elena dan menjepretnya.

"Alan, apus ih."

Alan tertawa, "Foto mengingatkan kita ke masa lalu yang tidak bisa kita ulang, terutama dengan sesuatu moment yang sangat kita rindukan."

Elena tersenyum mengingat masa dengan Elang, dimana Elang selalu memarahi Elena karena tak pernah benar mengambil gambar.

"Nona punya kota impian?" tanya Alan tiba-tiba, membuyarkan kenangan-kenangan yang ada di kepala Elena.

"Los Angeles." jawab Elena.

"Why?"

"Aku masih ingin mencari seseorang. Terakhir kali, ia pergi ke Los Angeles, lalu menghilang, tak ada kabar sampai sekarang." Elena tersenyum.

"Los Angeles? Alasan Nona kemari karena ingin mencari dia juga?"

Elena mengangguk, "Itu kelemahan saya, Lan. Saya mencintai orang dan tidak tau cara memberhentikannya."

"Lalu apa yang Nona lakukan jika bertemu dengan seseorang itu?"

Elena menghembuskan nafasnya, "Menanyakan kabarnya. Lalu pamit."

"Pamit?"

"Ya, karena aku akan menikah."

"Saya kira Nona akan meninggalkan tunangan Nona." Alan terkekeh.

Snow White [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang