Chapter 10 ( Bahasa )

5.9K 681 177
                                    

Arthit berjalan bolak balik dari dapur ke tokonya. Membawa roti-roti yang masih fresh dari oven. Wangi roti enak menyeruak keseluruh penjuru tokonya. Pagi ini adalah pagi biasa seperti pagi-pagi sebelumnya tapi ada satu yang tidak biasa yaitu ada seorang alpha yang menunggu di depan pintu tokonya yang belum buka ini. Alpha yang mengantar adik-adiknya pulang semalam. Alpha itu Kongpop.

Jam 7 pagi, waktunya Arthit membuka bisnis toko three piggies. Kongpop menjadi tamu pertama di hari itu.

"Selamat pagi Arthit." Sapa Kongpop ramah. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya.

"Er.. pagi Khun." Jawab Arthit canggung.

"Jangan panggil Khun, panggil saja aku Kong." Lagi, lagi dan lagi Arthit merasa risih dengan alpha dihadapannya tapi ia juga tak bisa membentak atau memarahi Kongpop karena Kongpop ini bosnya Kit dan Wayo.

"Kong...." ucap Arthit ragu. Kongpop tersenyum puas mendengar Arthit memanggil namanya.

"Apa kau ingin membeli roti ?"

"Aku ingin membelimu, kalau bisa." Ucap Kongpop pelan.

"Apa ?"

"Aku ingin membeli roti.  Roti mana yang kau rekomendasikan ?"

"Kau suka roti apa ? Yang manis atau gurih." Tanya Arthit menujuk ke rak roti.

Kongpop mendekati Arthit dari belakang. "Yang manis sepertimu." Seketika Arthit terlonjak kaget dan menjauh dari Kongpop. Takut. Itu yang dirasakan oleh Arthit. Ada orang aneh disini. Apa yang harus ia lakukan ?.

Arthit berbalik menjauh menuju meja kasir. Terlihat bekas gigitan yang diberikan Off dulu membuat Kongpop mengerang tak rela. Harusnya dia yang menberikan tanda itu.

Kongpop mengikutinya dan berdiri dihapan Arthit dengan meja kasih yang menjadi pemisah mereka. Ditatapnya Arthit dengan penuh cinta.

Beam, Kit dan Wayo turun untuk berangkat sekolah. Melihat ada seorang alpha dihadapan Arthit. Wayo tersenyum gembira menghampiri Kongpop sedangkan Beam dan Kit menatap bingung satu sama lain.

"Kau kenal dia Kit ?" Tanya Beam.

"Itu P'Kong, bos kami." Jawab Kit. Mendengar kata Bos, yang tadinya Beam curiga berubah menjadi ceria dan mengikuti Wayo.

"Selamat pagi P' Kong." Sapa Wayo ramah banget sampai keramahannya terlihat jelas ada maksud tersembunyi.

"Oh pagi Wayo, Kit dan..." Kongpop belum mengenal adik Arthit yang satu ini.

"Namaku Beam. Salam kenal P'Kong."

"Salam kenal Beam. Senang mengenalmu." Kongpop mengulurkan tangan yang mendapat delikan dari Arthit. Beampun membalas jabatan tangan dari Kongpop. Arthit bernafas lega ternyata Kongpop bukan mate adiknya.

Tin...tin... suara klakson mobil berbunyi didepan toko roti.

"Mobil siapa itu ?" Tanya Arthit yang bingung, hari ini kenapa banyak pengunjung di pagi hari.

"Tumpanganku." Kata wayo tersenyum. Seorang pemuda tampan turun dari mobil itu bukan seorang perempuan seperti yang Wayo harapkan. Kok bukan Neem yang menjemput. Tanya Wayo dalam hati.

"P'Forth ?" Beam memandang tak suka kepada Forth. Sungguh Beam ingin menjauh saja.Tak lama seorang gadis mungil keluar dari mobil.

"P'Wayoo... P'Beam... Dan P'Kit, Neem datang menjemput kalian."

Another Alpha. Pikir Arthit ngeri, kenapa adik-adiknya dikelilingi para Alpha.

"Oww Kong, sedang apa kau disini ? Membeli roti ?" Tanya Forth melihat Kongpop tak biasanya membeli makanan snack sendiri.

"Mengodanya." Kata Kongpop sambil mengedipkan mata ke Arthit.

"Fuck." Arthit mengacungkan jari tengah ke Kongpop.

"Hahaha... perjuanganmu masih panjang Kong." Kata Forth. " Aku pergi dulu, aku harus mengantar bocah-bocah ini dan Beam." Lanjut Forth menekankan kata Beam. Beam terus cuek tak memandang Forth.

"Bye Kong..."

"Bye Forth." Kata Kongpop sambil melambaikan tangannya.

"Kau tak ikutan pergi ? Jika tak membeli roti lebih baik kau pergi saja." Kata Arthit kesal, sudah setengah jam Kongpop disini hanya untuk mengodanya.

"Kalau aku membeli semua roti apa kau akan meluangkan waktu untukku."

"Tidak."

"Oke, kalau begitu aku disini saja memandangimu."

"%%^%%$$:@&#&"

***

"Beam, kau kenal kakak Neem ?" Tanya Kit berbisik di bangku belakang.

"Dia itu orang yang menculikku Kit."

"Apa dia naksir padamu Beam ?" Tanya Wayo yang berharap dapat menangkap ikan paus lagi, apalagi ini paus gendut setara dengan P'Kong. (Zyzy : Ming jadi tersingkir nih Wayo ?? ).

"Tutup mulutmu Wayo." Baru kali ini Beam berkata seperti itu, senakal-nakalnya Wayo, Beam tak pernah berkata bergitu. Pasti ada sesuatu yang terjadi sama Beam.

"P'Wayo, maafkan Neem. Tadi Neem mau menjemput sendiri tapi P'Forth memaksa ikut." Kata Neem bersalah dan berpikir mereka tidak suka karena kemarin Neem bilang akan menjemputnya sendiri.

"Tak apa Neem. P tak keberatan. Cuma Beam yang sepertinya keber...Agh..." Ucapan Wayo terpotong karena Beam menyikut Wayo.

"Maaf P'Beam." Neem menunduk takut. Jika Beam marah nanti Neem akan kehilangan teman.

"Tak apa Neem. P tak marah." Kata Beam tersenyum menenangkan. Sementara Forth hanya bisa diam dan melirik mereka sesekali.

10 menit kemudian.

Mereka sudah sampai di sekolah, Forth mengatakan ingin membicarakan pekerjaan dengan Beam hingga Wayo, Kit dan Neem pergi duluan ke kelas mereka masing-masing.

"Beam, P minta maaf."

"Lupakan."

"P saat itu mabuk, P tak sadar apa yang P lakukan."

"Lupakan."

"Maaf Beam."

"LUPAKAN SEMUA YANG TERJADI. MULAI SEKARANG KITA TAK SALING MENGENAL." Ucap Beam marah lalu pergi meninggalkan Forth yang menatapnga sedih.

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang