Chapter 34 ( Bahasa )

4.7K 555 114
                                    

Didedikasikan untuk fans Phana - Wayo.

"Yooo.... Wayo...." Teriak Phana mengejar Wayo yang turun tangga setelah Wayo selesai makan 3 piring sesuai syarat yang diberikan oleh Phana.

Wayo tak mau menoleh, marah merasa sudah dibohongi oleh Phana. Padahal Wayo sudah membayangkan akan makan sepuasnya sampai perutnya buncit.

"Yo...." Phana akhirnya bisa menangkap Wayo dan memegang tangannya.

"P pembohong. Wayo benci P. P jahat." Kata Wayo dengan wajah memerah ingin menangis.

"Yo.. P minta maaf. P tak ingin berbuat begini tapi jika Wayo tak diet maka P akan kehilangan Wayo." Jelas Phana.

"P lebih memilih Beam dibanding Wayo." Kata Wayo yang air matanya sudah turun ke pipinya.

"Bukan. P memilih Wayo. Makanya P melakukan ini agar P tak kehilangan Wayo."

"P tak suka Wayo gendut kan."

"P menerima apapun asal itu kamu Wayo. Mau gendut atau kurus sama saja bagi P. Tapi P juga ingin Wayo sehat." Wayo adalah matenya, mau bentuk badan Wayo sebulat apapun, Phana tetap akan menerimanya. Lagipula yang paling Phana suka adalah sifat Wayo bukan penampilan Wayo.

"Wayo tak suka diet. Wayo juga tak suka olahraga." Wayo menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil yang marah kepada ibunya.

"Bagaimana kalau kita olahraga yang mudah saja ?" Usul Phana.

"Olahraga yang mudah ? Apa itu ?" Tanya Wayo binggung.

"Sini P jelaskan." Kata Phana yang menarik Wayo menuju ke mobilnya yang terparkir elegant di ujung lapangan parkir yang kosong.

Wayo dan Phana masuk kedalam mobil, Phana hanya menyalakan mesin mobik tanpa berniat untuk mengendarainya.

Phana mendekatkan wajahnya sedikit demi sedikit hingga membuat Wayo terkejut.

"P mau apa ?" Tanya Wayo yang menahan Phana mendekat.

"Ciuman adalah olahraga yang mudah, enak dan dapat membakar kalori." Phana menjelaskan maksudnya.

"P...hmph....." Phana langsung menyambar bibir imut Wayo tanpa mendengar apa yang mau Wayo katakan. Awalnya Wayo kaku tapi setelah beberapa lama akhirnya Wayo mengikuti permainan Phana.

Setelah beberapa menit saling menukar air liur dan lidah, mereka pun berhenti, mengatur nafas masing-masing.

"Bagaimaa ? Wayo berkeringat." Kata Phana yang menyakinkan ini adalah olahraga. ( Zyzy : Phana belajar modus dari siapa ? )

"Wayo suka P. Gampang." Kata Wayo senang. Kali ini Wayo yang mendekatkan wajahnya ke Phana. " Sekali lagi P."

Wayo mencoba mengikuti cara yang dipakai oleh Phana tadi. Dia mengulum bibir bawah Phana dan menyesapnya sedikit, Phana membuka bibirnya agar Wayo bisa masuk dengan bebas.

"Lagi Yo...." kata Phana yang menginginkan lebih dari ini. Wayo memasukan lidahnya dan mencoba menari seperti yang Phana lakukan. Namun apa daya, Wayo bergerak kaku karena ini ciuman pertama Wayo. Phana menarik tekuk leher Wayo dan memperdalam ciuman mereka, kali ini Phana yang memimpin.

"Buka baju P..." bisik Phana dan Wayo menurutinya. Wayo membuka kancing satu per satu di kemeja Phana dan Phana pun berbuat sama ke baju Wayo.

Ciuman Phana turun ke leher Wayo yang putih mulus, memberikan tanda kepemilikan bahwa Wayo adalah matenya.

"Ahhh...P..." Desah Wayo ketika gigi Phana menancap kekulitnya. Tak puas dengan leher Wayo, Phana pindah ke putting Wayo dan mengisapnya bagaikan bayi yang meminum air susu dari ibunya.

"P.... akh...." Wayo mendesah hebat. Baru kali ini dia merasakan hal yang seperti ini. Kalau tahu begini nikmatnya, dari dulu saja Wayo melakukannya.

Phana membuka kancing dan seleting celana Wayo dan mengeluarkan benda kecil yang menonjol itu. Little Wayo sudah berdiri tegak dan meminta sentuhan dari Phana.

"P... sakit...." kata Wayo yang merasakan little Wayonya sakit karena menegang. Salahkan Wayo yang polos, selama ini dia tak mengetahui dunia seksual.

"P akan menghilangkan sakit Wayo..." Bisik Phana. Phana memainkan little Wayo dengan hati-hati. Ia tahu ini pertama kalinya bagi Wayo.

Dengan sedikit agak menekan gengamannya dan mengesekkan jempolnya ke ujung little Wayo membuat Wayo berteriak.

"AKH...." Teriak Wayo tanpa bisa ditahan.

"Yoo... pelan-pelan. Kita masih diluar." Kata Phana mengingatkan. Wayo langsung membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya agar suaranya tak keluar.

Phana memainkan dengan ahli little Wayo, mengerakkan naik turun dengan irama yang pas dan membuat Wayo panas dingin mendesah.

"Akhmpp... Akhmmmpp...." Wayo mendesah kuat, setiap gerakan dari Phana membuat ia merasakan nikmat. Phana mempercepat gerakannya saat ia tahu Wayo sebentar lagi menuju klimaks.

"AKH...." Akhirnya little Wayo terpuaskan menyembur mengotori perut dan dada Phana dan Wayo. Wayo jatuh lemas sambil memeluk Phana. Phana tersenyum dan membelai sayang rambut Wayo.

"Ini olahraga mudah kan ?" Kata Phana.

"Iya P. Wayo suka. Kita lakukan lebih sering."

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang