Maafkan P Beam. P memang salah. P berjanji akan bertanggung jawab.
Forth masih menatap sedih punggung Beam. Ia telah berbuat kesalahan yang besar. Beam tak akan memaafkannya. Ia telah mengikat kebebasan Beam.
FLASH BACK ON
Beam bekerja sebagai pembukuan dan pembelian bar lokal yang dijalankan oleh Forth. Selama ini Beam mudah membaur dengan karyawan Forth yang lain, tak ada yang berani menganggunya karena Forth sudah berpesan kepada mereka.
Forth menganggap Beam seperti Neem, adiknya sendiri. Ia menyukai ambisi dan kerja keras Beam demi keluarganya. Ia tahu Beam adalah orang yang tegar, banyak menganggung masalah.
Sampai kesalahan itu dibuat.
Malam itu, Forth mabuk berat karena wanita yang ia cintai menikah dengan orang lain, sahabatnya sendiri. Tapi Forth juga tak bisa berbuat banyak karena wanita itu dari awal bukan miliknya. Forth begitu takut mengungkapkan perasaanya hingga ia mendengar kabar pernikahan itu.
Forth tak pulang kerumah setelah mabuk, takut Neem mengkhawatirkan dirinya yang sekarang. Ia kakak laki-laki satu-satunya, saudara kandung yang dimiliki oleh Neem. Jadi, Forth memutuskan untuk kekantornya dan mendapati Beam masih bekerja selarut ini.
Awalnya Forth berniat untuk menyuruh Beam pulang, tanpa ia sadari ia menarik tangan Beam hingga menimbulkan reaksi listrik ke seluruh tubuhnya. Karena itu ia tahu Beam adalah matenya. Beam seperti Kit, dilanda kesakitan heat yang baru pertama kali dialaminya. Beam tak menyangka bahwa Forth ini adalah matenya dan Forth mencintai orang lain.
Beam berusaha untuk mengambil obat heat yang memang ia persiapkan jika sewaktu-waktu ia mendapatkan heat. Belum sampai Beam ke meja kerjanya, ia ditarik oleh Forth dan dilemparkannya ke sofa.
Forth yang tak cukup sadar untuk mengendalikan diri, langsung mencium Beam dengan paksa. Instingnya membawa dirinya untuk mencicipi Beam, aroma yang Beam keluarkan sudah membangkitkan gairahnya hingga memuncak.
"P....hmph....sto....stopp...." Beam berusaha mengendalikan dirinya dan mendorong agar Forth tidak bertindak lebih jauh.
"Mate...mate...." kata itu berulang-ulang diucapkan oleh Forth.
Tuntutan ingin disentuh sudah menguasai Beam hingga Beampun membalas semua perlakuan Forth. Forth mengigit belakang leher Beam, menandakan kepemilikannya atas Beam. Dan sex ini merupakan terciptanya ikatan yang tak terpisahkan antara Alpha dan Omega.
Semua itu harusnya menjadi indah, semua itu harusnya menjadi berarti, jika saja pada saat itu Forth tidak menyebutkan nama wanita yang dicintainya saat mencapai puncak kenikmatan.
Rasa kecewa dan terenggut paksa meyakiti hati Beam, Ia hanyalah pengganti. Forth hanya menginginkan tubuhnya. Forth hanya ingin.......
.
.
.
.
.
.
.Melakukan sex dengannya. Dan membuat Beam tak bisa bebas memilih. Ia sudah terikat oleh Forth.
FLASHBACK OFF
***
"Jadi, nanti saat ada dokter yang tampan dan berkharisma lewat, kau harus langsung menfotonya. Jangan lupa anglenya dan wajahnya harus tampak jelas. Kau mengertikan Neem ?" Tanya Wayo yang memastikan apakah Neem mengerti dengan apa yang diajarkannya.
"Neem mengerti P'Wayo."
"Oke, Neem ke jalur kanan dan P akan kejalur kiri. Ingat Neem harus dapat 100 foto." Wayo membagi startegi perang.
"Siap P."
Dan merekapun berpencar menjalankan aksinya.
Baru 15 menit Wayo menjalankan misinya, bunyi handphonenya sudah berdering kencang.
"Hallo..." Jawab Wayo tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"............"
"Ming, jangan ganggu aku sekarang."
"..........."
"Aku lagi sibuk."
"............"
"Oke, Oke akan kuatur kencanmu dengan Kit."
"............"
"Kit suka cake rasa Lemon. "
"..........."
"Jangan taman bermain. Kit tak suka. Ke Aquarium aja."
"............"
"Berikan aku 5.000 bath. Akan kubawakan Kit kehadapanmu."
"............"
"Oke, kukabari nanti."
Fiuh... satu urusan bisnis selesai.
Baru aku mengarahkan kameraku , teleponku berdering kembali. Sibuk sekali aku hari ini.
"Apalagi Ming ?" Kataku jengkel lalu terkejut ternyata yang meneleponku bukan Ming melainkan Neem.
"............"
"Kamu kenapa Neem ?"
"............."
"APA KAMU KETANGKAP ? AMA SIAPA ?"
"............"
"WHAT ?? DOKTER PHANA."
"............."
"Halll....o..... dok...dok..ter... Pha...pha....na...." jawab Wayo terbata-bata bagai maling ayam yang tertangkap basah.
"............."
"Oke... aku akan kesana." Ucap Wayo lemas.
Oh Tuhan, semoga ia tak melaporkan aku ke polisi. Aku tak ingin dipenjara. Aku masih muda dan imut.
***
"Kapan kau pergi dari sini ?" Kata Arthit kesal, dari pagi sampai siang menjelang sore Kongpop masih betah tinggal di tokonya menganggu Arthit.
"Sampai Arthit setuju kencan denganku." Kata Kongpop pantang mundur.
"TIDAK. AKAN. PERNAH." Arthit menekan kata-katanya agar Kongpop mundur dan pergi dari hadapannya.
"Kalau gitu aku akan datang setiap hari, dari pagi sampai malam, dari buka toko sampai tutup toko. Sampai Arthit bersedia pergi kencan denganku."
"Jangan macam-macam Kong." Arthit melotot marah.
"Aku pria yang menjalankan apa yang aku katakan Arthit. Kita lihat saja mana yang bertahan, kegigihanku atau penolakanmu." Arthit tak memperdulikan Kongpop.
"Arthit."
"Arthit."
"Arthit."
"ARTHIT."
"ARTHIT."
"ARTHIT."
"ARTHIT."
"Arghh.... fine. Fine. Aku akan pergi kencan denganmu."
See, I am the winner.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer