"Jadi kau harus mempelajari ini." Kata Knot menaruh setumpuk buku tinggi dihadapan Ming. Sekarang ruang kantor CEO yang digunakan oleh Kongpop dulu menjadi ruang kerja dan belajar Ming. Ming memijit pelipisnya pusing. Dia benci membaca buku sebenarnya."Jika kau menyelesaikan minimal 3 buku ekonomi ini, maka aku akan mengantar pulang Kit." Ancam Knot yang langsung membuat Ming takut, pasalnya Knot itu ganteng, ia takut Kit akan tergoda oleh Knot dan meninggalkannya.
"Baik P." Kata Ming lemas sambil meraih satu buku dan mulai membacanya.
5 jam kemudian.
Ming ini menaruh kepalanya di atas meja lemas, matanya berkunang-kunang setelah berjuang tiga jam membaca buku, belum lagi diadakan tes oleh Knot untuk mengetahui apa Ming benar-benar mengerti apa yang dibacanya.
"Lelah." Kata Kit yang masuk dan menaruh lemon teh hangat dihadapan Ming dan memijat pundaknya.
"Tidak selama demi Kit." Kata Ming yang menikmati pijatan Kit.
"Gombal." Kata Kit memukul kecil pundak Ming dan melanjutkan kembali pijatannya.
Ini lah kisah 2 anak remaja yang berjuang demi masa depan mereka.
***
Seorang pemuda melangkah dengan pasti dan penuh dengan aura kemarahan menuju ke tempat yang biasanya ia datangi sebelum-sebelumnya.
Selangkah demi selangkah dia menatap garang ke siapa saja yang melihatnya, bukannya mereka merasa ketakutan tapi mereka merasa sangat lucu. Wajah yang bulat, pipi yang memerah dan bola mata hitam yang menghiasi dengan baik di wajah imutnya.
Seakan-akan merasa dirumah sendiri, pemuda ini paham benar denah gedung ini. Setelah sekian lama berjalan, akhirnya dia berhenti didepan pintu yang bertuliskan ruangan dokter Phana.
BRAKK....
Pemuda itu membuka pintu dengan kasar tanpa mengetuknya atau meminta ijin terlebih dahulu dari sang pemilik ruangan.
Phana yang sedang menandatangani dokumen dihadapannya menjadi terkejut mendengar suara pintu ruangannya yang dibuka paksa oleh pemuda imut yang memasang tampang garang. Phana malah tersenyum bukan ketakutan.
"Wayoo... ada apa menemui P ?" Tanya Phana lembut.
"P... kenapa P tak datang ke pesta P'Kong ?" Tanya Wayo galak.
"Oo.. P ada urusan, P sudah sampai di depan pintu gedung itu tapi ada pasien P yang mengalami kecelakaan dan harus segera di operasi, jadi P balik lagi ke rumah sakit. Wayo mengkhawatirkan P ?" Tanya Phana dengan senyum genit serta mengedipkan sebelah matanya.
"Gak.. Wayo gak mengkhawatirkan P. Cuma P membuat Wayo sangat malu dipesta itu ?" Kata Wayo.
"Apa maksud Wayo ? P tak mengerti." Kata Phana bingung. Kenapa dengan ketidakhadiran dirinya di pesta malah membuat Wayo malu. Apa yang sebenarnya terjadi di pesta itu ?
"Pokoknya P mempermalukan Wayoo...." kata Wayo yang menghentakkan kakinya kuat-kuat ke bumi yang tak bersalah.
"Wayo jelasakan dulu. P tidak mengerti kalau tak dijelaskan." Bujuk Phana.
"P.... P tau disana itu pesta megah." Phana mengangguk.
"P'Kong membuat pengumuman penting."
"Lalu ?"
"P'Kong memgundurkan diri sebagai CEO." Phana jadi semakin bingung, apa ini ada hubungannya dengan Kongpop ?
"P'Kong membuat satu pengumuman lagi, kalau dia melamar P'Arthit." Kata Wayo yang lancar mengeluarkan kata-kata kekesalannya akibat kejadian kemarin.
Phana masih menunggu apa yang sebenarnya yang membuat Wayo malu.
"Lalu ?" Kata Phana bertanya.
"Kenapa P tak melamarku ?" Kata Wayo sambil memukul meja sekali.
"Hahahaha....." Phana tertawa mendengar pertanyaan Wayo. Menurutnya Wayo masih kecil dan belun dewasa hingga Phana merasa ingin menjalani hubungannya dengan Wayo berjalan secara perlahan. Lagipula Phana masih belum tahu apa impian Wayo dimasa depan.
"Kenapa P tertawa ? Aku lagi marah nih." Kata Wayo yang mengembung kempiskan pipinya.
"Kharpp... P minta maaf na Wayo..." kata Phana maju dan memeluk Wayo, walau awalnya menolak dengan memukul ringan dada Phana, namun lama kelamaan akhirnya Wayo menikmati kehangatan dari pelukan Phana.
"Bukan maksud P untuk tak melamar Wayo. P ingin. Sangat ingin. Tapi P harus menahan diri agar Wayo bisa meraih impian Wayo. P ingin agar tak Wayo menyesal nantinya jika kita terlalu cepat menikah. P ingin Wayo menikmati masa muda Wayo. " Jelas Phana.
"Jadi itu maksud P ?" Tanya Wayo dengan tampang polosnya. Phana tertawa kecil dan mengangguk.
"Bukan karena Wayo gendut ?" Kali ini Phana tertawa keras mendengar keluhan dari matenya yang imut ini.
"Tentu saja bukan. P sayang sama Wayo." Kata Phana.
"Yo... juga sayang sama P."
"TIDAK BOLEH!!!" Teriak pria yang sudah lanjut usia ketika melihat Phana dan Wayo berpelukan.
"Pho...." kata Phana pucat dan Wayo terkejut.
Jadi ini calon mertuaku. Serammm - pikir Wayo.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer