Chapter 43 ( Bahasa )

4.2K 491 21
                                    

"Minggg!!! Bantu aku!!" Teriak Wayo saat membuka pintu dan terkejut melihat Ming dan Kit sedang berciuman di dalam kantor Ming.

"Oh shit!!!." Umpat Ming karena Wayo menganggu saat terindahnya, sedangkan Kit segera kabur dari ruangan itu karena malu.

"Wayo.. kau menganggu." Kata Ming kesal, sudah susah payah membujuk Kit untuk berciuman, malah diganggu oleh Wayo.

"Heii... sahabatmu ini sedang bersusah hati, kau malah seenaknya senang-senang disini." Kata Wayo kesal. Dia sedang ada masalah tapi Ming malah bersenang-senang di depannya.

"Fine..." kata Ming menyerah, daripada nanti Wayo malah berbuat hal yang aneh-aneh dan bisa merusak hubungannya dengan Kit. "Jadi apa masalahmu ?" Tanya Ming yang akhirnya duduk disofa dan diikuti oleh Wayo.

"Ini masalah yang paling gawat yang terjadi dalam hidupku ?" Kata Wayo dengan ekspresi wajah yang sangat serius.

"Apa separah itu ?" Tanya Ming kaget. Kira-kira masalah apa sampai Wayo seserius itu - pikir Ming dalam hati.

"Parah. Bahkan sangat parah. Ini menyangkut kelangsungan hidupku."

"Dimarahi P'Arthit ?" Wayo mengeleng.

"P'Pha selingkuh ?" Wayo memukul kepala Ming.

"P'Pha cinta mati padaku." Jawab Wayo penuh percaya diri. Jika bukan P'Pha atau P'Arthit, siapa orang yang begitu berani mengusik si bocah absurd Wayo. Jarang ada orang yang menang melawan kelicikan dari Wayo.

"Jadi apa masalahmu ? Di dalam hidupmu orang yang dapat menolakmu hanya satu orang yaitu P'Arthit."

"Dia lebih kejam dari P'Arthit." Ming terkejut, bola matanya membulat lebar dan bulu kuduknya merinding mendengar ada orang yang lebih kejam dari P'Arthit. P'Arthit saja sudah kejam walaupun belum sampai membunuh orang, tapi sudah ditahap menyiksa. Dan ini orang yang lebih kejam dari P'Arthit, ooo... mengerikan.

"Siapa dia ?" Tanya Ming penasaran.

"Calon mertuaku ?"

"Uncle Mew ?" Wayo mengangguk. Seingat Ming, uncle Mew memang sangat tegas tapi dia bukan orang yang mau menghabiskan menyiksa seorang anak kecil seperti Wayo.

"Tidak mungkin." Bantah Ming.

"Kau tak percaya padaku ?" Kata Wayo yang bersuara sedikit meninggi karena kecewa Ming tak dipihaknya.

"Buat aku percaya." Tantang Ming.

"Dia menyiksaku Ming!!" Kata Wayo geram.

"Apa dia memukulmu ?" Tanya Ming.

"Tidak."

"Mengusirmu ?"

"Tidak."

"Karena kau tak diperbolehkan berhubungan dengan P'Phana ?" Hanya ini alasan terlogis yang terpikirkan oleh Ming.

"Tidak."

"Jadi apa yang beliau lakukan Wayo ?" Ming sudah menyerah menebak-nebak inti pembicaraan ini.

"Dia memberiku makanan kelinci."

PLAK...Ming menepuk jidatnya sendiri.

"Jadi, kau harus membantuku." Perintah Wayo yang tak bisa diganggu gugat.

"Oke.. oke..." kata Ming menyerah.

***

"Kemarin dia berkencan dengan ayahmu." Kata Off yang begitu masuk keruangan Phana memberikan info yang dia dapat dari gebetannya si Nong imut Gun.

"Aku tahu." Jawab Phana masih memasang wajah dingin. Off jadi bingung dengan sikap dingin Phana, biasanya jika menyangkut tentang ayahnya maka Phana akan meledak-ledak menantang ayahnya.

"Lalu ?"

"Lalu apa ?"

"Hanya begini reaksimu ?"

"Memangnya kau pikir aku akan bereaksi bagaimana ?"

"Yaaa... mungkin saja kau mendatangi ayahmu dan berdebat dengannya. Atau yang lebih pasti diusir oleh ayahmu."

"Hahahaa... untuk kali ini tidak perlu."

"Benar ?" Tanya Off ragu kenapa Phana bisa bersikap santai seperti ini.

"Iya."

"Boleh aku tahu apa alasannya Tuan yang bijak Mr. Phana ?"

"Karena aku tahu orang yang aku cintai itu Wayo dan ia tak akan mudah dikalahkan." Jawab Phana sambil tersenyum bangga.

Ya...ya...ya... hanya kamu yang paling terima semua keabsurdan tingkah laku Wayo, Phana....

***

"Arthit...." panggil Kongpop memanggil calon istrinya yang tercinta.

"Ehmm...." jawab Arthit yang masih berkutat menulis pembukuan hasil penjualan toko rotinya.

"Sayang...." panggil Kongpop sekali lagi.

Arthit tak menjawab.

"Honey ?"

Arthit masih tak menjawab.

"Istriku...."

"Berisik..." jawab Arthit judes.

"Tunanganmu memanggil dengan penuh cinta bukannya dibalas senyuman cinta tapi malah dibalas dengan wajah galak. Sungguh malang nasibku ini." Ledek Kongpop.

Arthit mendekati Kongpop dan menginjak kakinya kuat-kuat sambil berkata dan tersenyum sangat manis " jadi ada apa sayang ?"

Terkandang senyuman lebih tajam dari pisau belati. - quote by Kongpop.

***

"Haiii...." sapa Wayo yang bertamu kerumah Forth ditemani oleh Beam.

"P....." Neem sangat gembira melihat Wayo, akhir-akhir ini Wayo sibuk sekali hingga tak ada waktu untuk bermain dengan Neem.

"Apa kabarmu Neem ?" Tanya Wayo.

"Baik P'Wayo. Neem hanya kesepian. P jarang bermain dengan Neem." Adu Neem. "P'Forth ada diperpustakaan." Kata Neem yang tak perlu mendapatkan pertanyaan 'dimana P'Forth' dari Beam.

"Siapa bilang aku ingin bertemu dengannya ?" Bantah Beam. " Aku hanya menemani Wayo." Lanjut Beam.

"Benar ?" Tanya Neem jahil.

"Tentu saja benar."

"Padahal P'Sunny juga ada disana." Kata Neem berbohong dan seketika itu juga Beam berlari meninggalkan mereka berdua.

"HAHAHAHA.... TSUNDERE." Tawa Neem dan Wayo pecah melihat tingkah laku Beam yang mau tapi malu.

"Maaf Neem, P lagi banyak masalah." Kata Wayo.

"HAH ? P kena masalah apa ?" Tanya Neem kaget.

"Neem, P butuh bantuan Neem." Kata Wayo yang mengambil kesempatan untuk bicara empat mata dengan Neem.

"Apa itu P ?" Tanya Neem semangat. Petualangan akan dimulai.

Wayo membisikan rencana yang ada dikepalanya. Satu persatu rencananya dijelaskan secara detail agar Neem yang polos ini mengerti dan tak melakukan kesalahan seperti waktu pertama kali bekerja part time.

"P... yakin akan melakukan ini ?" Tanya Neem ragu setelah mendengar rencana Wayo.

"Neem tak percaya sama P ?" Tanya Wayo memasang wajah sesedih mungkin yang membuat Neem merasa iba.

"Tentu saja Neem percaya sama P. Tapi Neem takut dimarahi sama P'Forth." Tentu saja P'Forth akan marah jika mengetahui apa yang akan Neem perbuat bersama Wayo.

"P akan bertanggung jawab atas semua ini." Kata Wayo yang menepuk dadanya bangga.

"Baiklah, Neem akan menuruti rencana P."

"Terima kasih Neem." Kata Wayo gembira memeluk Neem.

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang