Arthit duduk terdiam seperti jiwanya lepas dari raganya. Kongpop menatap Arthit dengan penuh perhatian, Kongpop ingin menghajar Tan sampai babak belur namun Phana dan Off menghentikannya. Yang terpenting sekarang adalah keadaan mental Arthit.
"Arthit...." panggil Kongpop.
Arthit tanpa sadar meneteskan airmata turun ke pipinya, dengan cepat Kongpop menghapusnya.
"Ada aku disini. Jangan takut na..." Kongpop sudah mengetahui alasan trauma Arthit, Gun sudah menceritakan semuanya ketika Arthit duduk terdiam diruang kerja Phana.
FLASHBACK OFF
"Sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu Arthit ?" Tanya Kongpop. Kongpop dan Off hanya mengetahui ada beberapa orang mengejar Arthit sewaktu Arthit menabrak Off.
"Apa kau mengetahuinya Gun ?" Tanya Off. Gun merupakan sahabat dekat Arthit, dan menurut Off Gun pasti mengetahuinya.
"Aku.... " Gun berkata ragu. Haruskah ia membeberkan semuanya ?
"Tolong ceritakan Gun. Aku perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ?" Tuntut Kongpop.
"Tapi....."
"Gun, Kongpop berhak tahu. Dia adalah matenya Arthit." Kata Off.
"Baiklah." Gun menceritakan apa yang diceritakan Arthit padanya. Kesal, marah hingga rasanya Kongpop ingin mematahkan semua tulang Tan hingga ia menjadi orang cacat seumur hidup. Kongpop akan membiarkan dia hidup menderita dibanding membunuhnya. Mati adalah hukuman yang terlalu ringan menurut Kongpop.
FLASHBACK OFF
"Aku...." Arthit masih menangis.
"Tenang, aku akan selalu melindungi dirimu dan juga para adikmu. Kita adalah mate dan kau tahu itu." Kata Kongpop yang mengingatkan kejadian waktu di mobil setelah pulang dari Aquarium.
FLASHBACK ON
"Lepassss..." kata Arthit menghentakan tangan Kongpop dari tangannya. Tapi Kongpop tetap menariknya paksa masuk kedalam mobil. Masalahnya sewaktu Kongpop menyentuh Arthit tadi, Arthit mengalami heat dimana para omega bertemu dengan matenya.
Dengan sekuat tenaga dan pikiran, Kongpop menarik Arthit masuk kedalam mobil dan menguncinya dari luar.
'Minum obatmu' kata Kongpop yang hanya gerakan bibir bagi Arthit.
"MINUM OBATMU!!" Teriak Kongpop tak peduli sekitarnya melirik padanya. Arthit mengeleng.
Mungkin dia tak membawa obat. Pikir Kongpop. Kongpop segera berlari ke apotik terdekat meninggalkan Arthit yang terkunci didalam mobil. Setidaknya Arthit aman untuk sementara, tidak termangsa oleh Alpha-alpha yang lain. Walau Arthit hanya mengeluarkan aroma strawberry untuk dirinya dan Off, tapi tetap saja Kongpop khawatir.
Kongpop kembali dengan membawa obat penurun heat dan sebotol air minum. Dibukalah pintu mobilnya dan menyerahkan barang tersebut lalu menutup pintu mobilnha kembali sambil menunggu reaksi heat menghilang.
Setelah beberapa lama, heat yang dialami Arthitpun memudar. Melihat raut wajah Arthit kembali normal, Kongpop memberanikan diri untuk masuk ke dalam mobil.
"Kau tak apa-apa ?" Tanya Kongpop.
"Kau... kau.... mateku." Kata Arthit masih dalam keadaan lemas.
"Sepertinya begitu..."
"Aku tak mau..... aku benci Alpha... hah... hah.."
"Kenapa ?"
"Bukan urusanmu, pokoknya jauhi aku dan para adikku."
"Maaf Arthit, tapi aku tak bisa. Kau adalah mateku dan aku tertarik padamu. Jadi aku akan mengejarmu tapi kau tenang saja, aku tak akan pernah memaksamu."
Arthit membuang muka dan Kongpop menjalankan mobilnya. Walaupun Arthit terdiam sepanjang perjalanan tapi Kongpop tak mau ambil pusing, yang pentinh Arthitnya baik-baik saja.
FLASHBACK OFF
"Aku masih belum bisa menerima..." Arthit merasa bersalah. Disatu sisi rrasa traumanya membuat ia membenci para Alpha tapi disisi lain ia bersalah pada Kongpop yang sudah baik padanya walaupun selalu menyebalkan.
"Aku tahu.... seperti janjiku aku akan menunggu. Bukankah sekarang kita sudah lebih dekat dari sebelumnya."
"Itu karena kau yang memaksa berada didekatku walau aku sudah menolak berulang kali.."
"Hahahaha.... itu salah satu kekuatan dari Kongpop Suthiluck." Kongpop membelai sayang rambut Arthit lalu turun ke pipinya dan akhirnya mendonggakan kepala Arthit agar melihatnya.
"I Love you Arthit Rojnapat. Bukan karena sebagai mateku tapi aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu." Kongpop memberikan pernyataan cinta kepada Arthit.
"Di supermarket ??"
"Hahaha... bukan, itu bukan pertemuan kita yang pertama."
"Lalu ?"
"Saat Off memberikan tanda itu kepadamu, kau ingat ada seorang pemuda yang memukulnya. Pemuda itu adalah aku. " ucap Kongpop bangga.
"Sok jagoan."
"Hahaha... memang aku jagoan. Makanya aku pasti bisa melindungimu. Untuk si Tan, biar aku yang menanganinya nanti."
Arthit diam tak menjawab.
"Ayo kita jenguk Beam." Arthit menangguk dan bangkit berdiri diikuti oleh Kongpop.
***
Wayo, Ming dan Kit sedang berlutut dihadapan Arthit yang sudah mengomeli mereka dari 10 menit yang lalu. Tanpa sengaja Arthit melihat ponsel baru Wayo, setelah diselidiki akhirnya Wayo mengakui bahwa itu pemberian dari Forth. Wayo tak ingin dihukum sendirian, makanya dia menyerat Ming dan Kit ikut dengannya.
"Sudah Arthit. Aku memang sengaja memberi mereka kok." Kata Forth mencoba membebaskan 3 tersangka itu.
"Diam. Kau juga kenapa memberi mereka ponsel semahal itu." Nah kan Forth kena batunya, makanya jangan ikut campur. Contohnya Kongpop dan Phana sedang duduk santai sambil minum kopi di sofa. Beam hanya tertawa melihat adegan rumah tangga yang kali ini melibatkan Ming.
"Er... aku.... mereka kan...." Forth menutup mulut dan mengangkat tangan saat Arthit melirik dengan muka 'tak butuh pembelaan'.
"P.... itu ponsel Wayo....hikkk..." Wayo mulai menangis, baru saja 3 hari yang lalu ia menerima ponsel itu. Ponsel idamannya masa harus lenyap sekarang.
"Ambil saja ponsel Ming P'Arthit." Kata Ming memberikan ponselnya. Toh dia juga bisa membelinya nanti, mungkin dengan merengek kepada P'Kongpop. Kit juga mengeluarkan ponselnya menyerahkan pada Arthit
"Kit, Wayo, Ming kalian harus berusaha mencari uang jika ingin sesuatu. Bukan memintanya pada orang lain." Arthit memberikan nasehat bagaikan seorang nenek kepada para cucunya.
"Wayoo... wayoo... juga udah berusaha Hua.... Hua... P'Arthit jahat...." Wayo menangis uring uringan.
"Wayo ini demi kebaikanmu..." Bujuk Arthit.
"Tapi bukan hik.. Yo... yang hik... minta. P'Forth... yang hik... kasih..."
"Forth itu matenya Beam. Beam saja belum setuju, kenapa malah kamu menerima hadiahnya. Minta aja pada matemu saat ketemu nanti." Kata Arthit kesal.
"Benar aku boleh minta pada mateku ? P'Arthit tidak berbohong ?"
"Tentu saja. Nanti. Saat ketemu." Arthit menekankan kata nanti.
"Oke.. P'Arthit tak boleh mengingkarinya. Ini janji antara laki-laki."
"Janji." Arthit membuat janji kelingking dengan Wayo dan Wayopun tersenyum lebar sambil menyerahkan ponselnya.
"P'Pha adalah mate Wayo kan jadi... beliin Wayo ponsel na...." Wayo segera berlari duduk disebelah Phana.
"WAYOOOOO!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer