"P'For...akh.. rth... pelan sedikit...." kata Beam yang sedang berpegangan pada sandaran bangku sofa di depannya. Forth sedang mengempur bagian belakangnya dengan cepat dan sedikit kasar.
"Maaf Beam... P... tak bisa menahannya...." kata Forth yang terus memaju mundurkan pinggulnya. Forth menjadi buta dan tuli pada sekitarnya, tak peduli jika ada orang yang mendengar desahan-desahan yang keluar hasil dari aktivitas mereka sekarang.
FLASHBACK ON
Beam dan Forth berlari menyusuri lorong rumah sakit menuju kamar operasi. Tiba disana sudah ada Kongpop yang berjalan mondar-mandir, ada Ming dan Kit yang santai sambil minum susu coklat dan ada Wayo yang lagi makan ice cream sendirian.
"Bagaimana P'Arthit ?" Tanya Beam begitu sudah dekat.
"P'Arthit lagi di buka perutnya di ruangan itu." Wayo menunjuk ruangan yang diatasnya ada lampu LED merah menyala.
"Apa ada masalah ?" Tanya Forth kepada Kongpop. Kongpop mengeleng dan mengatakan semua baik-baik saja, hanya saja dia masih cemas sebelum mendengar suara tangis bayi dan melihat istrinya itu.
"Kenapa kalian ada disini ?" Kongpop malah nanya balik ke Forth.
"Beam bilang Arthit sedang gawat, kondisinya berbahaya untuk melahirkan makanya kami cepat-cepat kemari." Jelas Forth yang melirik ke arah Wayo. Wayo pura-pura tak mendengar atau melihat Forth.
"Wayo... katakan kenapa kau meneleponku!" Sidang hakim Beam dimulai. Harusnya ia sedang melayani suaminya malam ini jika bukan karena telepon Wayo yang mengatakan Arthit dalam bahaya. Beam tahu Forth kesal karena aktivitas mereka terhenti namun Beam juga tahu kalau Forth mengetahui seberapa penting peran Arthit bagi Beam hingga ia lebih memilih mengalah.
"Itu.. itu..." Ucap Wayo ragu. Beam mengambil ice cream dari tangan Wayo. Dan menatapnya dengan senyuman teramat manis namun menyeramkan.
"Bisa dijelaskan sekarang !!"
"Wayo kesepian Beam. P'Kong mondar mandir tak mau bicara dengan Wayo, Ming pacaran terus sama Kit disana. Wayo sendirian. P'Pha lagi di dalam." Kata Wayo yang menunjuk pintu operasi. Forth menatap tak percaya, adik iparnya itu menghancurkan malam indahnya hanya karena ia kesepian tak ada teman untuk mengobrol.
"Sakit... Beam..." Beam menjitak Wayo. Ini sudah keterlaluan. Wayo harus tahu batasannya dalam menganggu orang lain. Forth tak ingin mengomel pada Wayo, percuma menurutnya. Hanya bisa duduk pasrah.
"Maaf ya adik iparku nakal..." Kongpop jadi tak enak sama Forth karena Wayo memanggil dengan alasan Arthit.
"Tak apa. Dia juga adik iparku sekarang. Akhirnya aku mengerti betapa beratnya bebanmu dan Arthit." Balas Forth yang tersenyum pasrah. Tak mungkin juga sekarang ia menarik Beam ke hotel hanya untuk melayaninya. Beam juga pasti ingin menunggu operasi Arthit.
"Hahaha... Akan ku usahakan sesuatu." Kata Kongpop yang lalu pergi entah kemana.
Tak lama Kongpop kembali dan memberikan sebuah kunci kepada Forth. Forth menatapnya bingung. Kongpop hanya tersenyum dan berbisik "Ini kunci ruangan Phana. Operasi Arthit masih lama, gunakanlah waktumu dengan baik."
Forth langsung mengerti maksud Kongpop dan menarik Beam ikut bersamanya.
FLASHBACK OFF
"Ehm..." Akhirnya Forth keluar walau Beam sudah keluar 3 kali.
"P...." Tubuh Beam sudah basah akibat keringat hasil dari aktivitas mereka.
"Tenang Beam, P tak akan minta tambahan ronde, mandilah lalu kita jenguk Arthit bersama." Beam mengangguk setuju.
***
"Kenapa belum ada nyanyian bayi ?" Tanya Wayo yang mulai tidak sabar padahal baru 1 jam operasi itu berjalan. Entah apa yang terjadi di dalam, harusnya tak selama ini.
"Sabar Yo..." perkataan Wayo menimbulkan rasa tidak tenang di hati Kit. Apa benar ada masalah di dalam.
Tak lama kemudian terdengar suara tangisan bayi dari dalam kamar operasi.
"Yes... Akhirnya..." seru Kongpop senang. Semua yang mendengar tangisan itu bersorak gembira.
"Akhirnya..." kata Kit bernafas lega.
"Yeayyy.... dede bayii.... uncle disini..." seru Wayo.
"Selamat ya Kong.." kata Forth menepuk pundak Kongpop.
"Thanks."
"Selamat ya P'Kong.." kata Ming memeluk kakaknya.
"Kau sekarang sudah jadi uncle, belajar yang benar. Jangan bandel lagi. P sudah punya anak dan istri yang harus di urus." Kata Kongpop mengacak-acak rambut adiknya dengan sayang.
"Tuh kalian juga denger.... jadi dewasa Yo" kata Ming.
"P'Arthit sudah biasa mengurusi anak kecil wekzzz..." kata Wayo menjulurkan lidahnya.
Mereka asyik mengobrol sampai terdengar lagi suara tangisan ke dua.
"OMG, Kembar..." pekik Kit. Selama ini Kongpop dan Arthit tak pernah melihat hasil USG agar biar jadi kejutan nantinya, toh semua baik-baik saja kata dokter yang menanganinya, semua di percayakan pada dokter Namtram. Dokter ahli kandungan di rumah sakit ini atas rekomendasi Phana.
Kongpop makin melebarkan senyumannya, tak apa kembar dua. Kongpop masih bisa menghadapi mereka. Jika di hitung-hitung ia sudah mengurus 4 bocah dan sekarang sudah berkurang 1 menjadi 3 bocah.
"Wuaaa bayinya nambah" kata Wayo takjub bahwa P-nya bisa melahirkan bayi kembar.
"Selamat lagi Kong..." Forth tak menyangka Arthit akan melahirkan anak kembar. Semoga sifat kedua anak itu mirip dengan Kongpop, jika mirip dengan Arthit maka.... Forth tak bisa membayangkan ada 3 Arthit di muka bumi ini. Satu saja sudah menyebalkan apalagi 3.
Sekali lagi terdengar tangisan bayi. Semua shock mendengarnya. Ini.. ini.. artinya Arthit melahirkan anak kembar 3. Senyum Kongpop langsung menghilang berganti dengan panjatan doa.
Please, jangan nambah lagi. Aku tak sanggup mengurus semuanya. Nanti kapan aku punya quality time dengan Arthit.
"No... 3 baby.... Wayo pasti kalah" Wayo terduduk syok. Kit mulai khawatir dengan keadaan Arthit. Apa P'Arthit baik-baik saja setelah melahirkan 3 bayi.
Lampu operasi sudah padam menandakan operasi sudah selesai dilaksanakan. Terdengar suara lagi dari ruang operasi yang memekakkan telinga.
"KONGPOP SUTHILUCK, KU BUNUH KAU!!!!" Teriakan Arthit mengelegar diiringi tangisan ketiga bayinya membuat Kongpop menjadi pucat.
Jadi ada berapa bocah sekarang ? - Zyzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer