"Pagi.... Arthit..." sapa Kongpop.
"Whattt ??? Apa yang kau lakukan padaku." Teriak Arthit tak terima, Kongpop telah membuat ikatan tanpa persetujuannya.
"Hmmm.... lalu apa yang kau lakukan padaku ?" Tanya Kongpop yang memperlihatkan luka lebam di bibirnya, tanda-tanda merah di dada dan lehernya serta bekas cakaran di punggungnya.
FLASHBACK ON
TOK....TOK...TOK...
Kongpop mendengar suara ketukan pintu dengan kencang. Apa Ming membuat masalah lagi ? Pikir Kongpop.
Alangkah terkejutnya Kongpop ketika membuka pintu dan mendapati Arthit berdiri dihadapannya, belum juga otak Kongpop berpikir sebuah tinju sudah melayang mengenai pipinya. Arthit mencengkram kerah baju Kongpop dan mendorongnya ke dinding.
"Kau mempermainkanku !!" Kata Arthit marah.
"Apa... apa... apa maksudmu Arthit ?" Tanya Kongpop bingung. Dia tahu Arthit bukan orang yang lembut diluar tapi ia juga tahu Arthit bukan orang yang kasar.
"Oo.. jadi ini janji yang kau banggakan, membuatku percaya lalu meninggalkanku."
"Apa maksudmu Arthit ?? Aku sungguh tak tahu." Kongpop masih bingung sebenarnya apa yang terjadi hingga Arthit menjadi marah begini.
"TIDAK TAHU! TIDAK TAHU! MING BILANG KAU AKAN PERGI MENINGGALKANKU KE HONGKONG LALU KAU AKAN BERTEMU DENGAN WANITA LAIN. DASAR BAJINGAN." Arthit mencekik leher Kongpop, Kongpop hanya diam dan pasrah.
"KENAPA KAU DIAM HAH ? KENAPA ??" Teriak Arthit makin menjadi, cengkraman yang tadinya kuat kini melemah diiringi dengan suara tangisan.
"Kenapa hikk....?? Kenapa meninggalkanku hikkk...?" Arthit menangis sejadi-jadinya di dada Kongpop. Kongpop memeluk Arthit dan mengusap punggungnya.
"Siapa bilang aku akan pergi ke Hongkong ?" Tanya Kongpop pelan.
"Ming."
"Lalu dia bilang aku akan bertemu wanita lain."
"Ming bilang kau akan dijodohkan dengan anak dari teman pamanmu." Kongpop tertawa kecil mendengar penjelasan Arthit.
"Kenapa kau tertawa ?" Kata Arthit masih kesal dan marah.
"Aku tak punya perusahaan di Hongkong, lalu aku juga tak mempunyai paman. Semua saudara meninggalkanku saat orangtuaku meninggal." Jelas Kongpop.
"Huh ?" Arthit mendongak menatap mata Kongpop, mencoba mencari kebohongan disana. Tapi tidak ada, yang ia temukan hanya Kongpop yang menatapnya dengan penuh cinta. Arthit menjadi malu karena salah paham dan juga terbongkar sudah perasaannya pada Kongpop.
"Kenapa ? Kau takut aku meninggalkanmu ? Kau cemburu aku bertemu dengan wanita lain ?" Tanya Kongpop mengedipkan matanya.
"Aku pulang." Arthit mencoba melarikan diri tapi apa daya Kongpop sudah mendekapnya dari belakang.
"Arthit... aku senang kau cemburu. Artinya kau menyukaiku sekarang." Kongpop menjilat dan mengigit kecil telinga Arthit, Arthit bergidik geli karena telinga adalah daerah sensitifnya.
"Kong...." kata Arthit mencoba menghindar dari kecupan Kongpop di lehernya. Kongpop tak membalas malah semakin menyesap lehernya hingga meninggalkan tanda merah, dan tak lupa mengigit leher Arthit mengantikan tanda Off dengan tandanya.
"Kong...." suara Arthit makin melemah, pikirannya harus menolak tapi tubuhnya kaku tak bisa bergerak terkurung dalam pelukan Kongpop.
"Arthit.... kau berhutang padaku.." kata Kongpop membalikkan tubuh Arthit menghadapnya. Wajah Arthit sempurna memerah, matanya menjadi sayu dan bibirnya sedikit terbuka seakan mengundang untuk dicium.
"Hu...hu...hutang apa ?" Tanya Arthit gugup. Kemarahan yang tadi berganti menjadi ketakutan bagai seekor kelinci yang sedang siap diterkam oleh sang singa.
"Benar kau lupa ?" Kongpop mempermain bibir Arthit dengan menjilatnya sedikit demi sedikit.
"Hmm...." Arthit mencoba menghindar dari jilatan Kongpop, tapi bukan Kongpop kalau tidak tahu sifat Arthit yang suka menghindar.
"Kau berhutang ciuman 5 menit padaku." Kata Kongpop yang sekarang langsung menyerbu bibir merah Arthit.
"HMPHH... HMPH...." Arthit mencoba berbicara namun tak bisa karena bibirnya sudah dikuasai oleh Kongpop.
Kongpop melumat bibir Arthit seakan itu sebuah permen yang manis, mengigit kecil, meminta akses untuk kedalam. Arthit yang terkejut dengan gigitan dari Kongpop membuka bibirnya dan tanpa membuang waktu Kongpop langsung memasukan lidahnya kedalam.
"Arghh...." Desahan Arthit yang keluar secara tak sengaja dari bibirnya disela-sela ciuman mereka dan secara bersamaan Arthit mengeluarkan aroma omeganya yang membuat libido Kongpop meningkat 100% dari biasanya.
"Arthit.... Arthit.... Arthit...." Kongpoo berulang kali mengucapkan nama Arthit ketika ia membiarkan Arthit mengambil udara untuk paru-parunya.
"Jadi milikku.... jalin ikatan denganku...." Bisik Kongpop.
"Tapi.. Ming..." Arthit merasa takut kalau tiba-tiba Ming pulang dan melihat apa yang mereka lakukan saat ini. Mau ditaruh dimana mukanya nanti jika kepergok oleh Ming.
"Ming masih dengan Kit." Bujuk Kongpop.
"Tapi...."
"Arthit... aku ingin...." Kongpop menyatakan keinginannya untuk menjalin ikatan dengan Arthit, menjadikan Arthit miliknya hari ini, jam ini, menit ini, detik ini juga. Arthit tak tahu harus berbuat apa, dia belum pernah mengalami hal seperti ini. Disamping itu Arthit merasa malu luar biasa, ia tak pernah menunjukkan dirinya lemah seperti ini dihadapan siapapun.
"Bagaimana ??" Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan yang terdengar di telinga Arthit, Arthit hanya sedikit mengangguk sebagai jawabannya.
"Lets go to my room." Kongpop membopong Arthit dengan bridal style menuju ke kamarnya.
To be continoue ya 😁😁😁....
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer