"Ming, datanglah kerumah kami." Kata Wayo yang mengajak Ming bertemu dilapangan kosong.
"Nanti aku dicincang sama P'Arthit. Aku masih muda, masih mau hidup. Aku juga belum berciuman sama Kitkat." Bantah Ming, Ia ngeri tiba-tiba P'Arthit ingin bertemu dengannya.
"P'Arthit tak akan melakukan itu. Lagipula jika kau ingin bersama dengan Kit, bukankah kau tetap harus menghadapi P'Arthit" Kata Beam membeberkan fakta. Dimana Kit ? Kit tidak dilibatkan dalam pertemuan rahasia ini.
"Ini semua gara-gara kalian yang mengaku pacarku. Aku jadi serba salah, belum lagi aku diteror sama P'Phana, P'Forth dan juga P'Kong. Kalian yang menjerumuskan aku." Kata Ming sebal, gara-gara Wayo dan Beam yang mengaku sebagai pacar Ming walau cuma berpura-pura membuat jalan mendapatkan cinta Kit makin berliku.
"Makanya kami ini sekarang membantumu mendapatkan restu dari P'Arthit." Kata Beam.
"Benar itu." Wayo membenarkan perkataan Beam.
"Tapi... P'Kong saja diusir sama P'Arthit apalagi aku." Kata Ming ragu.
"Beam, kita seret dia saja." Kata Wayo langsung menangkap tangan kiri Ming.
"Benar juga, cape membujuknya." Beam memegang tangan kanan Ming.
"Ingat, jika kau melawan. Akan kujodohkan Kit dengan yang lain." Mendengar Kit akan dijodohkan dengan yang lain, mau tak mau Ming pasrah mengikuti kedua bocah yang mendatangkan masalah baginya.
***
Ming bersimpuh dihadapan Arthit yang sedang menginterogasinya.
"Jadi... kau ini siapanya adik-adikku." Tanya Arthit dengan wajah galak.
"Aku pacar Kit P. Wayo dan Beam hanya memanfaatkan aku untuk menghindari matenya." Kata Ming memelas sedih.
"Aku bukan pacarnya P." Bantah Kit yang juga bersimpuh disebelah Ming. Wayo dan Beam juga bersimpuh disebelah Kit.
Sebenarnya semalam Arthit sudah mengintrogasi ketiga adiknya, hanya saja dia ingin memastikan langsung apa adiknya berbohong atau tidak.
"Kit bilang dia bukan pacarmu."
"Calon pacar P. Cepat atau lambat Kit akan menjadi pacarku." Adik dan kakak sama-sama gila.
"Kau pikir aku akan menyetujuinya " kata Arthit memberatkan intonasinya ke setiap kata-katanya.
"Please... P. Aku tak bersalah disini, kenapa P melarangku." Kata Ming tak terima. Memang kenyataanya ia tak bersalah.
"Jadi siapa matemu dari ketiga adikku ini ?"
"Kit."
"Kenapa kau gigit Wayo ?" Kit masih tak suka dengan kenyataan matenya mengigit leher adiknya walaupun dengan tujuan yang baik.
"Wayo yang memintanya P. Bukan kemauanku." Ming mengoyangkan ujung baju Kit. Wajah Ming memancarkan aku tak bersalah.
"Wayo jelaskan." Kata Arthit singkat namun tegas.
"P'Arthit, si dokter sombong itu menghina keluarga kita. Tentu saja sebagai adik yang baik aku membela keluarga kita. Dia mateku tapi aku tak mau mengakuinya. Karena aku sudah mendapatkan heat pertama maka aku meminta Ming mengigit leherku untuk melindungiku dari Alpha yang tak bertanggung jawab. Aku dan Ming hanya berteman." Wayo berpaling ke Kit. " yang kukatakan jujur Kit."
"Lalu bagaimana dengan kau Beam ? Apa Ming juga mengigitmu ?" Arthit beralih ke adiknya yang satu lagi.
"P'Forth yang mengigit Beam.Beam membenci P'Forth. Beam tak ingin berurusan dengannya tapi dia selalu mencari cara mendatangi Beam. Makanya Beam bilang Ming pacar Beam." Jelas Beam walau menutupi sebagian dari kebenarannya.
"Forth ?? Kok sepertinya aku pernah mendengar nama itu." Kata Arthit bertanya pada diri sendiri.
"Si penculik itu P." Kata Wayo mengingatkan.
"Ahh.. ternyata si penculik yang kau minta imbalan itu." Arthit mengingat kejadian yang tak biasa itu. Berkat Beam kebutuhan dapur tak lagi mengkhawatirkan.
"Kit, bagaimana denganmu ? Apa kau menerima Ming sebagai matemu ?" Arthit akan mempertimbangkan jika Kit tak keberatan dengan Ming sebagai matenya. Lagipula Ming tak mengigit atau menghina matenya seperti yang dilakukan oleh Forth si brengsek, Phana si mulut kasar dan Kongpop orang paling gak tahu malu.
"Kit, tak tahu P." Jujur Kit tak tahu bagaimana perasaan Kit terhadap Ming begitu juga sebaliknya. Apa semua ini hanya karena ia adalah mate Ming.
"Fine. Karena kau yang paling normal dibanding yang lainnya dan kau harus bisa menjaga batas dengan Kit. Ming kau jadi pacar ketiga adikku. Lindungi mereka dari Alpha-alpha brengsek itu."
Senang ? Tentu, restu dari P'Arthit sudah didapatkannya. Takut ? Ming takut apa yang ia hadapi dengan para Alpha super itu. Bukan hanya satu, tapi 3 Alpha, termasuk kakaknya sendiri.
"Batas mana yang P'Arthit maksud ?" Tanya Ming agar semua jelas.
"Maksudmu ?" Tanya Arthit bingung.
"Apa aku boleh mencium Kit ?"
***
Ming pulang ke supermarket dengan hati senang, pasalnya P'Arthit yang super duper galak sekaligus calon kakak iparnya itu sudah memberikan restu cintanya pada Kit walau dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Kayak iklan promosi saja.
"Ming, dicari sama Kongpop." Kata P'Tutah yang baru saja melihat Ming masuk kedalam supermarket.
"Ada apa P?" Tanya Ming khawatir kalau.....
"P juga tidak tahu Nong. Coba kau temui saja dikantornya."
"Baiklah P. Thanks." Ming berjalan menuju ke kantor P'Kongpop. Walau curiga tapi Ming berpikir toh dia tak ada hubungannya dengan percintaan P'Kongpop dan P'Arthit. Jadi harusnya tak ada masalah.
Tokk....tok....
"Permisi P..." Sapa Ming membuka pintu dan terkejut, bukan hanya 1 Alpha super yang menunggunya melainkan 3 Alpha. P'Kongpop, P'Forth dan P'Phana.
Selamat dari kandang macam, sekarang masuk ke kandang para singa. God, please help me - Ming.
KAMU SEDANG MEMBACA
6. Alpha & Omega
FanfictionNot description. Just read The story is mine but the character belong to Author Sotus ( Bittersweet ) & 2 moons ( Chiffoncake ) The highest rank # 47 in fantasy Thanks, Lazy Writer