Chapter 18 ( Bahasa )

4.9K 591 69
                                    

Zyzy :

Mingkit shipper ayo kesini mendekat tapi jangan meleleh ya....

Ming sudah tiba didepan toko three piggies. Mari kita cek dulu :

- Wajah : mulus tanpa noda
- Penampilan : keren dan sexy mengoda
- Kendaraan : tentu saja mobil keren berwarna gold metalic 😁😁 ( just info : pinjaman dari P'Kongpop, karena kasih kabar mengenai P'Arthit )

Sudah ok semua kan. Ming dengan sabar masih menunggu dimobilnya hingga Kit keluar dari toko itu.

Kit berpenampilan casual namun manis. Belum lagi bibirnya yang tambah merah menurut Ming. Padahal belum dicium. ( Zyzy : no coment Ming ).

Ming membawa Kit ke restauran kelas atas, namanya sky night ( ini restauran karangan Zyzy ya ). Restauran ini terkenal dengan suasana yang romantis, bisa menikmati keindahan malam ibukota Bangkok, dan yang paling penting Ming sudah membooking ruangan VIP untuk berduaan dengan Kit.

Ming memesan menu steak sapi grade A++, yang mungkin Ming juga makan setahun sekali. Itupun ditraktir sama P'Kongpop hahaha.... Lupakan P'Kongpop lanjut ke kencan Ming.

KIT POV

"Ming...." Panggilku. Sungguh canggung rasanya berduaan dengan Ming ditempat romantis begini.

"Apa Kit...? " Jawabnya bergaya manja layaknya anak umur 5 tahun.

"Ini mahal. Kita cari tempat lain saja." Sungguh pemborosan, aku heran kenapa ada orang yang makan dengan harga yang mahalnya selangit.

"Tapi Ming sudah pesan na... Kit nikmati saja."

"Kau punya uang dari mana ?" Tanyaku curiga. Mana ada anak senior high school makan direstauran semahal ini.

"Ming baru memulai bisnis tapi Ming sudah untung besar, jadi Ming mau traktir Kit makan enak." Kira-kira bisnis apa sampai untung besar ? Kalau memang untung, aku juga mau berbisnis.

"Bisnis apa ?"

"Ehmmm... masih rahasia. Kit tenang saja, bisnisnya legal kok."

"Yakin legal ?"

"Yakin.." Makanan sudah disajikan dihadapan kami. "Dimakan dulu na.."

Kami makan sambil mengobrol kehidupan sehari-hari dan sumpah, steak ini enak banget. Mungkin seumur hidup aku tak akan pernah mencicipinya kalau bukan ditraktir Ming.

Selesai makan, Ming pindah duduk dibangku sebelahku. Risih, sudah pasti apalagi saat aku mengeser kursi, ia pun ikut mengeser kursinya hingga aku mencapai tembok dan tak bisa bergerak lagi.

"Kit..." bisiknya ditelingaku. Rasanya geli. Sungguh.

"A...A...Apa ?" Jantungku berdetak dengan cepat hingga tak bisa menjawab dengan baik.

"Kit tahu Ming adalah mate Kit kan." Katanya sambil memainkan jari-jarinya merayap dari bawah tangan keatas.

"Ehmm..." Aku tak tahan geli hingga sedikit mengangkat kedua pundakku.

"Dan Kit adalah mate Ming..." omg, jarinya makin keatas.

"Ehmm..." kataku menutup mata menahan rasa geli.

"Jadi....boleh Ming memberi tanda pada Kit ?" Tanyanya sambil menjilat leher putihku.

Whatt ? Kenapa dia main jilat saja ? Dia pikir aku coklat.

Aku mengangkat kedua tanganku untuk menahan Ming bertindak lebih jauh.

"Ming... stopp..." kataku tapi tak digubris olehnya malahan dia makin dekat. Tentu saja itu semua gara-gara perbedaan kekuatan, sudah jelas ia lebih kuat dariku.

"MING... STOPPP..." Teriakanku yang akhinya menghentikannya.

MING POV

Wajah Kit memancarkan ketakutan sambil berteriak 'STOP' padaku. Dengan segera aku mundur dan mengeser sedikit lebih jauh dari Kit.

"Kit menolak Ming.." kataku berusaha membuat wajah sesedih mungkin. Tak mungkin aku main kasar sama Kit, yang ada dia malah kabur nanti. Aku harus memakai strategi yang tepat sasaran.

Tak ada jawaban dari Kit.

"Ming tahu Ming ini jelek...."

"Ming tidak jelek." Jawabnya, mungkin kasihan melihat wajah sedihku.

"Ming ini miskin..."

"Hey, Ming lebih kaya dari Kit..."

"Apa Kit punya seseorang yang Kit suka ?" Sekarang wajahku mungkin persis anak anjing yang dibuang ditengah hujan.

"Kit... tak ada Ming. Kit tak menyukai siapapun."

"Termasuk Ming ?"

"Bukan begitu, hanya saja....."

Kit terdiam tak melanjutkan perkataanya lagi. Aku harus menunggu dengan sabar.

1 detik...

2 detik....

10 detik....

20 detik...

1 menit....

3 menit....

Sampai 5 menit, Kit masih tak membuka suara.

"Maaf....Ming salah. Mulai besok Ming tak akan menganggu Kit lagi...." kataku sambil beranjak berdiri, ingin pergi tanpa Kit melihatku menangis. Begini toh rasanya patah hati. Sakit... teramat sakit....

"Ming..." katanya mengejarku dan menahan tanganku. Yes, akhirnya ada secercah cahaya keberhasilan.

"Kit tak usah merasa bersalah. Ini semua salah Ming."

"Maaf bukan begitu maksud Kit tapi apa Ming menyukai Kit hanya karena Kit adalah mate Ming ?" Tanyanya dengan mata penuh keraguan dan ketakutan. Jadi ini ganjalan dihati Kit.

Aku berbalik dan menatapnya dalam.

"Ming suka Kit, memang awalnya karena Kit mate Ming. Tapi semakin Ming mengenal Kit, Ming sudah suka ah.. bukan, Ming jatuh cinta sama Kit. Kit mau kan jadi pacar Ming ?"

Kit menganggukkan kepala dan menunduk malu, warna pink mulai menyebar diseluruh pipinya. Imut banget.

Tanpa membiarkan kesempatan ini lewat, Aku menolehkan wajahnya keatas dan menciumnya dengan lembut.

Yes... aku dapat pacar dan dapat ciuman pertama Kit. What a beautiful night.

Tapi sepertinya ada yang menganjal dihati... kira-kira apa ya ???

Ahh... soal Beam dan Wayo, akan kupikirkan belakangan. Lebih baik menikmati moment indah ini.

CUP.  CUP.  CUP..

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang