Chapter 55 ( Bahasa )

3.6K 453 22
                                    

Arthit berlari keluar mengindahkan peringatan dari suaminya kalau ia sedang hamil. Arthit melihat Kit turun dari mobil, Arthit tak bisa menunggu lagi.

"Pergi kemana kau anak nakal ?" Kata Arthit marah mencoba memukul Kit tapi malah Ming yang kena pukulannya.

"Minggir..." Perintah Arthit namun Ming tetap berdiri dihadapan Kit.

"P boleh memukul Ming tapi tidak boleh memukul Kit." Kata Ming tegas. Walau takut tapi ia tak akan membiarkan Kit makin terluka.

"Siapa yang mau memukulnya ?" Kata Arthit mengeser Ming dan memeluk Kit. " Kalau ada masalah, bicarakan dengan P. Jangan pergi seperti ini. Apa kau tak tahu P sangat mengkhawatirkanmu. " Arthit mulai menangis dan mencium kepala Kit, mengungkapkan rasa sayangnya. Antara rasa marah dan khawatir, Arthit merasakan lebih besar rasa khawatirnya.

"Maaf P... Kit nakal." Kata Kit yang mulai ikut menangis.

"Tentu saja kau adikku yang nakal. Coba kau pikir, adikku yang mana yang patuh ? Tak ada. Semua adikku nakal. Hahaha...." Arthit tertawa dalam tangis. Dan merekapun tertawa bersama.

"Kit..." Beam berlari dan memeluk Kit.

"Beam..."

"Dengar ya, kalau kau kabur lagi, akan ku hukum kau membersihkan kamar mandi selama sebulan penuh." Ancam Beam karena Kit benci kotor.

"Maaf na... Beam. Kit tak akan mengulanginya."

"Kalau diulangi, akan ku kirim dia ke kutub utara." Kata Off yang baru turun dari mobil menuju ke tempat mereka bersama Gun yang wajahnya full dengan warna pink kemerahan.

"Sebelum itu akan ku cincang kau lalu ku kirim ke Afrika jadi santapan singa." Ancam Arthit. Jika Off dan Arthit bertemu mereka layaknya kucing dan anjing, selalu bertengkar.

"Eitszz... orang hamil tak boleh mengancam. Nanti kena karma. Bisa-bisa nanti anakmu sepertiku." Canda Off.

"Amit-amit. Seperti Ming dan Wayo saja aku tak mau. Apalagi sepertimu." Kata Arthit yang mengundang tawa kecuali yang Ming yang cemberut dan Wayo yang tiba-tiba jadi pendiam.

"Yo... sana minta maaf sama Kit." Bujuk Phana. Wayo jalan mendekati Kit namun di halangi oleh Ming.

"Jangan mendekati Kit" Kata Ming dingin dan menusuk. Baru kali ini Ming bersikap seperti ini kepadanya. Hei selama ini mereka selalu menjadi partner in crime bersama.

"Ming..." kata Phana kesal. Tapi Ming tak peduli.

"Kau mengerti maksudku Wayo !!" Ming menegaskan sekali lagi lalu pergi kedalam mengikuti mereka.

Wayo menangis di pelukan Phana.

Sejak hari itu terjadi perang dingin antara Ming dan Wayo. Sebenarnya Kit sudah tak marah atau kesal lagi kepada Wayo, tapi Ming meminta Kit bersikap dingin kepada Wayo agar rencananya berhasil.

Phana sempat protes beberapa kali namun di cegah oleh Forth dan Kongpop. Kata Forth, pertama Wayo dan Kit adalah saudara kandung jadi biarkan mereka menyelesaikan dengan caranya sendiri tanpa ada ikut campur dari pihak luar. Bahkan Beam yang masih saudara kembar mereka pun membiarkan mereka menyelesaikan sendiri, yang paling penting harus bersikap akrab di hadapan P'Arthit. Syarat dari Beam.

Kedua, Ming dan Wayo itu bersahabat kental. Mungkin melebihi saudara kandung. Menerapkan cara bisnis yang sama, saling memanfaatkan bahkan menjadi partner in crime. Untuk hal ini bahkan Kit pun tak boleh ikut campur. Hanya satu orang yang berhak itu campur urusan mereka, bukan Beam, Kit atau Phana melainkan Neem.

Sang gadis bernama Neem mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja. Memandang tajam kepada kedua pria dihadapannya. Ming dan Wayo.

"Apa yang kalian lakukan ?" Ucap Neem kesal karena perang dingin mereka, Neem terkena imbasnya. Mereka tak bersenang-senang seperti biasa setiap weekend. Ming dan Wayo terdiam.

"Itu salah Yo.." kata Ming membuka mulutnya setelah Neem memberikan tanda mengiris leher.

"Aku tak tahu kalau Kit menyukai cincin itu." Bela Wayo. Kit tak bilang apapun padanya mengenai cincin yang dibawanya. Wayo belum sempat meminta Phana memakaikan ke jarinya akibat Kit melarikan diri.

"Memangnya apa yang kau tahu ? Kau tak peduli pada perasaannya. " sahit Ming dingin dan ketus.

"Kau itu hanya pacar Kit. Aku ini saudara kembar Kit. Kami memiliki darah yang sama."

"Bukan pacar tapi mate. M.A.T.E." ming menekankan kata mate.

"Aku tak mau merestuimu." Kata Wayo kesal.

"Tak peduli. P'Arthit sudah merestuiku. Dan aku akan membawa Kit pergi jauh darimu. Sangat jauh."

"P'Ming...." Neem tak ingin mereka jauh dari jangkauannya. Mereka partner in crime bersama. Ingat dong, saat mereka mengalahkan wanita yang bernama Sunny demi P'Beam. ( Zyzy : salah ingatan si Neem. Kalian malak Forth bukan mengalahkan Sunny.)

"Kau... kau tak boleh melakukannya. Kit tak akan mau. Kau tak boleh bertemu dengan Kit lagi." Cercah Wayo bangkit berdiri menunjuk-nujuk Ming.

"P'Wayoo...." cegah Neem meminta Wayo kambali duduk. Melihat keadaan kurang terkendali, Neem memanggil pria andalannya. Beam.

Mereka diam, membuang muka satu sama lain sampai Beam datang. Dasar bocah, pikir Neem.

"Ehem..." Bema sengaja batuk, menyadarkan mereka yang sedang perang dingin. Neem sudah menceritakan keadaannya.

"Bagaimana kalau kalian memberikan syarat satu sama lain biar damai ?" Usul Beam. Ming menunjuk cincin Wayo namun Wayo tak mau melepaskan cincin itu. Itu cincin pertunangannya.

"Aku meminta dibelikan 10 lobster..." permintaan Wayo syarat untuk Ming. Biar dia bangkrut hingga tak bisa kencan. Pikir Wayo jahat.

"Ming..." panggil Beam.

"Ok. Akan ku belikan." Tantang Ming. " syaratku kau hanya boleh menonton saat aku memakan lobster itu. HAHAHA...."

"MINGG!!!!"

"Oke. Cincin ini aku ambil sebagai upahku dalam misi damai. Hahaha...."

"BEAMM!!!"

The winner is Beam.... 🤣🤣🤣

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang