Chapter 36 ( Bahasa )

4.5K 549 53
                                    

"Jadi kau akan menikah dengan P'Forth ?" Tanya Ming yang membuka diskusi 'free dinner karena dibayarin oleh P'Forth' dengan anggota 4 omega dan 1 alpha.

"Nanti. Bukan sekarang. Tunggu aku lulus kuliah dulu." Kata Beam yang tak biasanya menerima begitu saja.

"Jadi kau sudah menerima P'Forth ?" Tanya Kit.

"Ehm.. mau apa lagi, dia mateku dan lagipula...." kata Beam yang belum menyelesaikan perkataannya di potong oleh Wayo.

"Dia paus gendut." Kata Wayo semangat. Coba kalian pikir ? Jika Beam jadi menikah dengan P'Forth maka P'Forth akan menuruti semua kemauan Beam. Dan karena Beam sayang pada Wayo, jadi Wayo bisa meminta apapun pada Beam. Beam kan hanya pedas dimulut saja.

"Yoo... apa tak ada hal lain yang kau pikirkan ?" Tanya Gun, kenapa cuma anak satu ini yang menyimpang jalur kehidupan.

"P'Gun uang itu penting. Tak ada uang maka tak ada lobster." Kata Wayo memberikan perumpamaan kata.

"Wayooo!!" Gun menjewer adiknya ini. Gun sudah menganggap mereka seperti adiknya sendiri.

"Sakit... P..." Gun akhirnya melepasakn jewerannya. Dan Wayopun cemberut.

"Kau yakin Beam ?" Tanya Gun. Beam hanya tersenyum dan mengangguk. Semua senang Beam akhirnya bisa menerima Forth bahkan menerima lamarannya kecuali Ming. Dia juga ingin menikah secepatnya dengan Kit.

***

"Kit, hanya kita yang belum menjalin ikatan. Jadi..." Ming memutar-mutar jarinya di paha Kit.

"Mau apa kau ?" Tanya Kit galak dan menepis tangan Ming.

"Kit.... na... na... Beam saja sudah menerima lamaran P'Forth. Wayo juga sudah melakukannya dengan P'Phana. Hanya tinggal kita." Protes Ming.

"Kau bilang apa ? Wayo melakukan apa dengan P'Phana ?" Selidik Kit. Gawat ini Ming gawat. Kenapa juga mulutku keceplosan.

"Tidak.. tidak melakukan apa-apa hahaha..." kau berhutang padaku P'Phana. Pikir Ming.

"Katakan padaku." Tuntut Kit.

"Tidak ada naaa...." Ming bersikeras menutupinya. Ia tak ingin Kit merusak hubungan antara P'Phana dan wayo. Ia sendiri yang akan turun tangan memperingati P'Phana.

"Lebih baik fokus dengan kita na... Kit na..." Ming bergaya manja memeluk Kit. Ini kesempatan bagi Ming. Kongpop sedang sibuk mengurus bisnisnya diluar. Hanya Kit dan Ming berduaan disini.

"Ming hmph....." ucapan Kit terpotong karena Ming maju dan melumat bibir Kit. Mereka saling melumat satu sama lain. Rasa haus ingin mencicipi tubuh Kit mengusik ke dalam hati Ming. Ming memberanikan diri mengangkat baju Kit namun segera ditahan oleh Kit.

"Kit please na..." mohon Ming namum Kit tetap menahannya. Ming sudah sangat bernafsu, ia ingin Kit malam ini.

Ming seperti orang kerasukan, bahkan ia memaksa membuka baju serta ban pinggang Kit yang membuat Kit meronta semakin menjadi.

"Jangan... jangan....no Ming..." Kit terus memohon tapi tak dipedulikan oleh Ming. Ming terus saja melancarkan aksinya hingga Kit tak tahan dan akhirnya menangis. Melihat Kit yang menangis membuat Ming tersadar, ia sudah kelewatan batas. Kit sudah menolak, bagaimana bisa ia terus memaksa Kit.

"Maaf... maaf... " kata Ming menghapus air mata Kit. Kit terus saja menangis, dalam hatinya merasakan begitu sakit dan perih.

"Aku membencimu...." kata Kit disela-sela tangisannya.

"Maaf Kit, Ming... Ming tak sadar melakukannya. Maaf Kit hikk..." Ming juga menangis memohon maaf sebesar-besarnya pada Kit.

"Apa ini tujuanmu menjalin hubungan denganku ?" Kata Kit sinis dan galak. "Hanya untuk sex ? Karena Beam sudah melakukan jadi kau boleh melakukan padaku HAH!!" Kemarahan Kit sudah tak terbendung lagi. Ming hanya terdiam memohon, sungguh ia menyesali perbuatan bodohnya.

"Kit... maaf na...."

"Aku salah menilaimu Ming. Jika kau ingin melakukan sex, lakukan lah dengan yang lain. Aku tak melarangmu. Sudahi saja hubungan kita." Kata Kit yang berlari keluar sambil menangis.

Hancur sudah dunia Ming. Yang tadinya begitu terang menjadi gelap gulita ketika Kit menyatakan putus dengannya.

Beberapa hari kemudian.

Kongpop bingung dengan perubahan sikap Ming. Tak ada lagi senyum atau canda dalam kehidupan Ming. Ia hanya muram, kadang Kongpop mendengar Ming menangis diam-diam di malam hari. Begitu juga dengan Kit, Kit masih galak namun raut wajah sedih tak pernah hilang dari wajahnya.

Ada apa dengan dua bocah ini ? Pikir Kongpop. Kongpop harus mengambil tindakan agar masalah ini tak berlarut-larut.

"Katakan pada P." Kata Kongpop yang mendatangi kamar adiknya dengan paksa.

"Tak apa-apa P." Kata Ming berbohong. Ming tak pandai berbohong apalagi semua hal yang menyangkut tentang Kit, semua perasaannya terpancar diwajahnya.

"Katakan dengan jujur Ming. P akan bantu." Bujuk Kongpop. Ming menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Kit. Kongpop ingin marah namun ia juga kasihan melihat Ming menderita. Ming sudah mendapat ganjarannya menurut Kongpop.

"Apa kau tahu kenapa Kit menolakmu ?" Tanya Kongpop mencoba menerangkan jalan pikiran menurut Kit.

"Tidak tahu."

"Ming, kamu umur berapa sekarang ?"

"P aku ini adikmu, masa kau tak tahu umurku." Protes Ming namun dengan nada yang lemah. Bukan Ming seperti biasanya yang manja padanya kalau sedang protes.

"Sudah, jawab saja."

"18 tahun."

"Umur Kit ?"

"17 tahun, 3 bulan lagi 18 tahun."

"Apa kau punya penghasilan ?" Tanya Kongpop. Ming bingung kenapa Kongpop menanyakan hal itu. Ming hanya mengeleng. Selama ini penghasilannya adalah uang jajan dari Kongpop.

"Kau ingin menikahi Kit ?" Ming mengangguk.

"Ming, kau tak punya penghasilan tapi kau ingin menjalin ikatan dengan Kit. Jika Kit hamil, bagaimana kau menghidupi keluargamu ?" Pertanyaan Kongpop seperti membuka wawasan baru bagi Ming.

"Kau tak bisa mengandalkan P terus menerus. Kau akan punya keluarga sendiri, begitu juga dengan P. Beam bisa menerima Forth karena Forth sudah mapan dan dewasa. Ia mampu menjaga Beam sepenuhnya. Walau apapun yang terjadi pada Beam, Forth mempunyai kekuatan melawan dunia demi Beam. Apa kau juga punya kekuatan seperti Forth ?" Ming mengeleng sekali lagi.

"Ming, semua perusahaan akan P wariskan padamu. Belajarlah dengan baik. Jadilah dewasa dengan begitu Kit juga akan yakin menyerahkan dirinya padamu. Sekarang ini kau masih bocah." Ming kaget mendengar pernyataan Kongpop.

"Lalu bagaimana dengan P ?" Tanya Ming. Kalau semua perusahaan untukku Ming, lalu Kongpop bagaimana ?

"Hahahaha... P sudah cukup punya tabungan sampai tua dengan Arthit. Lagipula Arthit bukan tipe yang suka menghamburkan uang. P akan membantu Arthit menjalankan toko rotinya. Itu impian Arthit, ya walau dia tak bilang."

"Tapi semua sudah terlambat P." Kata Ming menyesali perbuatannya. Nasi sudah jadi bubur.

"Kenapa kau putus asa ? Bukankah kau punya teman yang bisa diandalkan." Kata Kongpop yang membuat Ming bingung.

"Siapa P ?"

"Wayo Rojnapat."

6. Alpha & OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang