| satu

2.5K 242 12
                                    

Warning

[disarankan play mulmed]
_____________________

Pagi menjelang siang kali ini, gadis dengan tatanan rambut yang bisa dibilang hanya digerai asal sedang membawa nampan berisi nasi goreng ayam, menu makan siangnya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang siang kali ini, gadis dengan tatanan rambut yang bisa dibilang hanya digerai asal sedang membawa nampan berisi nasi goreng ayam, menu makan siangnya hari ini.

Dengan headphone yang bertengger di kedua telinganya, Hezzy Jehanan atau sering disapa hanan oleh teman temannya itu memilih duduk di pojok. Menjauhi keramaian.

Baru beberapa suap makanan yang masuk kedalam mulutnya, Hanan bergeming sesaat ketika lirik yang menyentuh relungnya itu terdengar jelas ditelinganya.

And if this is what it takes,

Then let me be the one to bear the pain

Oh if this is what it takes,

I'll break down these walls that are in our way.

Mungkin untuk saat ini, mood hanan untuk menghabiskan makanannya hilang sudah.

this is what it takes

Suara sahut-sahutan saling mengejek mendominasi heningnya kelas beberapa menit yang lalu.

Sahut-sahutan itu masih berlanjut walaupun mereka sudah berjalan menuju kantin.

Ke empat laki-laki dengan masing masing tawanya adalah sebuah tontonan gratis bagi murid yang lalu lalang di koridor.

Bagi mereka itu adalah momen berharga yang tidak bisa dilewatkan, lebih tepatnya tidak boleh terlewatkan. Mungkin ya dalam kamus mereka tertera kata 'wajib' dengan ukuran huruf yang besar.

"HENDRA JANGAN MUNCRAT MUNCRAT KALO NGOMONG!" Teriak salah satu dari mereka.

Yah, bisa dilihat gimana hebohnya mereka.

"GAK GILA GAK ADA MUNCRAT GUE!" Sahut laki laki tadi yang diteriaki tepat di depan wajah oleh temannya.

Jevano Zeno berdecak, ia tempelkan tangannya ke baju milik sahabatnya yang lain. Bermaksud menghilangkan cipratan hujan lokal tadi yang diberikan oleh Haekel Mahendra.

"APA APAAN MEPER LU!" Ketiganya terbahak mendapati Revayo Renzo yang langsung memberontak kala merasa temannya ini memeperkan sesuatu.

Tapi keempatnya langsung berdeham ketika mendengar seruan yang ditujukan kepada salah satu dari mereka.

"JEFRIIIIN!"

Laki-laki yang dipanggil itu langsung menoleh, diikuti ketiga temannya.

"Duh jef, kita duluan aja deh ya. selamat berbucin teman." Kata Vano, menepuk bahu kawan seperjuangannya dari zaman masih pakai kolor superman bareng bareng.

Jenandra Aljefrin mendengus, lalu mengangguk lemas. Ketika ketiga temannya pergi, seseorang yang tadi memanggil Jefrin dari kejauhan datang menghampirinya dengan dua botol minuman dingin.

Senyum lebar gadis itu ditampilkan untuknya. "Jef, gue bawain nih. kemaren lo mau beli pocari tapi kehabisan kan?" Ucap gadis itu seraya menyodorkan satu botol minuman dinginnya.

Jefrin tersenyum, tangannya beranjak mengambil botol minum yang ada di tangan gadis itu.

Lalu ia mengacak pelan rambut gadis yang sedang tersenyum lebar dihadapannya. "Makasih Key."

Keyza Nakira gadis yang ada dihadapan Jefrin, gadis bernotabene kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama dua bulan lebih.

"Mau makan bareng?" Tanya jefrin lembut, namun Keyza dengan cepat menggeleng.

"Gue sama yena kok, lo sama temen temen aja. Gue gak akan ganggu Q time kalian hehe." Jefrin terkekeh mendengar jawaban kekasihnya itu.

Jika kalian pikir Jefrin dan Keyza termasuk salah satu pasangan yang dibilang 'bucin', kalian salah.

Buktinya Keyza tidak selalu bersama Jefrin setiap bertemu.

Mereka hanya menyempatkan diri masing masing untuk bertemu walaupun sekedar menyapa. Efek LDR kelas juga.

Dan yang Jefrin suka dari gadis ini adalah selalu bisa mengerti dirinya, walaupun kadang ia merasa terlalu egois. Keyza lah yang mengalah.

Selain itu, membuat dirinya bisa tersenyum lebar hanya dengan melihat cengiran khas seorang Keyza.

Hilangnya tubuh mungil itu dari pandangan mata Jefrin, membuat ia dengan cepat mengedarkan pandangannya.

Mencari ketiga kurcaci yang barusan meninggalkannya sendirian di depan kantin.

Tapi, netra hitam itu malah menangkap sesuatu yang membuat dirinya lagi lagi harus menahan gejolak untuk tidak menghampiri dan memperdulikannya.

Karena, gadis di pojok sana dengan headphone berwarna putihnya tidak lagi memperdulikan dirinya, apalagi perasaannya.

Karena, gadis di pojok sana dengan headphone berwarna putihnya tidak lagi memperdulikan dirinya, apalagi perasaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This Is What It Takes
Pawlvinaz © 2020







this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang