Alden melangkahkan kakinya lebar lebar. Laki laki itu sedikit mendongakkan kepalanya, mengintip pada jendela kelas disampingnya. Ketika dirasa aman, pelan pelan Alden membuka pintu kelas tersebut.
Laki laki itu menyembulkan sedikit kepalanya, netra kecoklatan itu langsung menangkap gadis dengan earphone seperti biasanya sedang menenggelamkan kepalanya diatas meja.
Alden melangkah masuk ke kelas Hanan dengan penuh rasa percaya diri, walaupun banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan berbeda beda. Ada kagum, bingung, dan rata rata terpana karena wajah tegas milik Alden.
Tangannya bergerak melepas earphone milik Hanan pelan pelan. Tidak sadar laki laki yang duduk disebelah gadis itu melihatnya dengan kening berkerut.
Hanan spontan mendongak. Sudah menjadi kebiasaan, Alden lancang menggerecoki kegiatannya. Wajah Hanan terlihat seperti bangun tidur, kedua matanya itu susah untuk terbuka.
"Hey," sapa Alden. Hanan mengerjap, berusaha membuka mata. Ketika tahu yang menyapa adalah Alden, Hanan langsung mengucek matanya.
"Eh, gak boleh dikucek Nan. Sorry, gue ganggu ya?" kata Alden sambil menahan tangan Hanan yang masih ingin mengucek ngucek matanya.
"Engga kok, kenapa?"
"Ngga pa-pa, masih sakit?" Hanan menyipitkan matanya. "Kok lo tau?"
Pertanyaan konyol itu membuat Alden terkekeh gemas. "Ya tau lah, masa engga?" dengar itu Hanan menampakkan wajah mencibirnya.
"Masih sakit ya?"
"Engga, udah minum obat." Jawab Hanan lemas. Alden menyodorkan satu kotak susu kesukaan Hanan dihadapan wajah gadis itu. "Biar sehat."
Reflek Hanan tertawa, ia mengambil susu kotak itu dengan cepat. "Ini tuh susu bayi, gausa malu maluin deh."
"Kan lo suka, bikin sehat juga. Ya emangnya kenapa? Malu maluin amat."
Hanan menatap jengkel Alden. Gak dimana saja laki laki itu terdengar menyebalkan. "Iya iya, bawel. Btw, makasii."
"Sip. Besok besok gue bawa bubur bayi deh-awww." Alden tertawa ketika ketika Hanan memukulnya karna geram. Laki laki itu tahu satu hal yang unik dari Hanan sejak beberapa hari yang lalu. Gadis itu menyukai makanan makanan yang dikonsumsi khusus bayi.
"Bacot kamu ya." Cicit Hanan, Alden masih tertawa. "Iyaaa iyaaa. Oh ya Nan, masih mau ikut turnamen? Gak mau diganti aja?" tanya laki laki itu memastikan kondisi Hanan sekarang.
Hanan menggeleng. "Lebay, gue kuat gini. Gak usah diganti."
Alden memutar kedua bola matanya. "Gue gak mau lo ngedrop, masalahnya turnamen dua hari lagi-"
"Gapapa." Potong Hanan cepat. Mendengar kemauan Hanan yang kokoh itu Alden hanya bisa mendengus pasrah. "Yaudah, jaga kesehatan makanya."
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfic[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...