masih di ingetin vommentnya
mwa:*Dentuman lagu bergema di ruangan bernuansa biru laut yang dihiasi beberapa pajangan miniatur kecil di sisi dindingnya.
Hanan dengan pakaian berwarna putih lengan pendek serta celana jeans sedikit longgar itu sedang berada di depan cermin.
Seperti sore biasanya, gadis dengan tatanan rambut hanya digerai itu selalu pergi bersama macbook merah miliknya ke kafe dekat komplek rumahnya. Sampai pelayan kafe itu pun sangat kenal Hanan.
Hanan melirik arloji hitam di tangan kirinya. Pukul lima sore dan ia masih sendiri di rumah.
Gadis itu tersenyum tipis, kemudian bergegas pergi.
Bunyi dering bel kafe terdengar saat Hanan mendorong pintu kaca kafe tersebut. Gadis itu langsung menuju tempat di pojok kanan, tempat favoritnya.
Headphone berwarna putih itu setia bertengger di kedua telinganya seperti biasa. Jari-jarinya pun lincah mengetik sesuatu di macbook-nya.
"Pesen choco mousse lagi, Nan?"
Hanan reflek melepaskan headphone saat menyadari seseorang menghampirinya. Ia tersenyum. "Eh, Shil. Kenapa?"
Gadis yang menghampiri Hanan itu adalah pelayan kafe tersebut. Ashila membalas senyum Hanan, sudah hampir dua tahunan mereka kenal.
Sekarang Shila dan Hanan bahkan sangat dekat layaknya teman lama. "Lo mau pesen choco mousse lagi?"
Hanan membulatkan bibirnya. "Mau macchiato aja deh, habis itu lo kesini ya temenin gue." Ia menampakkan cengirannya, membuat Shila terkekeh kecil.
"Oke, tapi gue layanin yang lain dulu ya." Katanya dan Hanan mengangguk.
Selepas kepergian Shila, Hanan kembali sibuk mengetik sambil mendengarkan musik. Kegiatan favoritnya.
Kegiatan ia kembali terhenti saat satu cokelat dingin yang ia pesan sudah berada di samping macbook-nya.
Hanan mendongak, tapi bukan Shila yang ia lihat. Melainkan laki-laki jangkung berkulit putih pesat.
"Kak Yo, mana Shila?" pertanyaan Hanan membuka percakapan. Laki-laki itu tersenyum dan duduk di kursi depan Hanan.
"Lagi kerja dulu. Gue ditugasin nunggu lo,"
Hanan terkekeh kecil. "Ya gak gitu, sih. Kakak kerja aja dulu, gue sendiri juga gak masalah."
Yori, laki-laki dihadapannya itu malah menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia melipat kedua lengannya. "Lagi free, santai aja."
"Lanjut aja nulisnya." Tambah Yori. Tahu kalau gadis itu sedang sibuk.
Hanan yang sedang menyeruput minuman dinginnya itu mengangguk kecil. "Sebentar lagi selesai kok," Katanya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfiction[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...