| sepuluh

481 95 7
                                    

—auto play mulmed don't forget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—auto play mulmed don't forget








Cuaca hari ini sangat tidak mendukung. Memasuki bulan terakhir di tahun ini, semakin sering langit menjatuhkan rintikkan air diatas tanah.

Gadis dengan tatanan rambut gerai asal itu berdecak. Ia sekarang berada di salah satu kafe dekat sekolah, mungkin sekitar tujuh menitan dari sekolah.

"Hey—jangan cemberut gitu ah."

Hanan menatap derasnya hujan melalui kaca kafe dengan tatapan malas. Rencana yang ia tunggu-tunggu dari pagi hari tadi, gagal total.

Jefrin di depannya dengan dua cangkir cokelat panas yang baru saja diletakkan diatas meja.

Laki-laki itu menatap gadis didepannya dengan senyuman kecil. Hari ini Hanan berancana untuk makan bersama di kedai es krim.

Jaraknya memang lumayan jauh dari sekolah, ketika hujan turun secara mendadak di tengah perjalanan, Jefrin mengajak Hanan untuk berhenti di kafe terdekat.

"Besok aja oke?"

Jefrin berusaha membujuk Hanan yang masih diam menekuk wajahnya. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya pada sofa, kemudian bersidekap.

"Ngambek terus deh, Je. Lucu. Aku liatin dari sini."

Tiba-tiba saja Hanan menoleh dan langsung memelototi Jefrin. "Gak lucu."

Otomatis Jefrin tertawa. Gadis itu melengos dan mencibir laki-laki dihadapannya.

"Lucu tuh, apalagi lagi cemberut gitu—aw!"

Jefrin meringis ketika kakinya itu diinjak kuat oleh Hanan. Tapi, ia masih tertawa karena wajah Hanan yang terlalu lucu.

"Terus ketawa. Aku pergi ya, bodo." Hanan sudah ancang-ancang bangkit, namun Jefrin malah tambah membuatnya jengkel.

"Dih—yaudah, gih. Dadah."

"ISH!"

Hanan menghentakkan kakinya kesal dan gadis itu langsung merubah posisi. Kedua tangannya diletakkan diatas meja dan ia menelungkupkan wajahnya diatas kedua tangan.

Jefrin beranjak dari tempat duduknya dan pindah tepat disamping Hanan. Tangan kekarnya itu merangkul bahu Hanan, walaupun gadis itu terus menolak.

"Etssss udah jangan ngambek ya, eneng. Mau aku dongengin gak, Je?"

"Gak." Jawab Hanan cepat masih pada posisinya. Diam-diam Jefrin tertawa tanpa suara melihat tingkah Hanan jika sedang badmood selalu seperti anak kecil.

"Jadi pada suatu hari, ada seorang gadis yang bersahabat sam empat laki-laki. Namanya Jehanan, sahabatnya Jefrin, Vano, Reva, Hendra. Tapi Jehanan ini cuma kesayangan Jefrin. Titik engga pake koma." Jefrin memulai ceritanya.

this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang