Hampir sepuluh menit gadis dengan surai sebahunya yang digerai rapih itu menunggu bus datang tepat di halte sebrang sekolahnya.
Hujan kali ini membuat ia harus menunggu kedatangan bus yang lebih lama dari biasanya.
"Je, ayo pulang."
Hanan menoleh ketika mendengar namanya terpanggil. Sebenarnya tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa pemilik suara tersebut. Karna hanya ia satu satunya yang memanggil Hanan dengan sebutan 'Jeha'.
Gadis itu memajukan bibirnya beberapa senti setelah melihat kedatangan laki - laki dengan setelan jaket jeans serta rambutnya yang lepek karena terkena air hujan.
"Kamu ngapain Jef, ampun. Ujan gini aku bilang gak usah jemput."
Jefrin menampakkan cengirannya ketika mendengar ocehan Hanan.
Gadis itu terlalu mengkhawatirkan keadaannya, tanpa memikirkan keadaannya sendiri. Selalu begitu.
"Enggak Je, gapapa. Yuk pulang, apa mau jalan jalan dulu?" mendengar pertanyaan Jefrin, Hanan memutar kedua bola matanya.
"Kamu tuh sakit ih! Jalan jalan terus."
Tangan gadis itu bergerak memmukul - mukul tubuh Jefrin pelan karena gemas.
Laki - laki itu terekekeh melihat tingkah gadis di depannya ini. Dengan cepat tangan Jefrin mengambil tangan Hanan yang terus memukulnya.
"Iya - iya ampun nyaii, aduh. Ayok pulang." Ajak Jefrin.
Tangannya beralih menggenggam erat jari - jari Hanan, walaupun gadis itu menampakkan wajah mencibir disampingnya.
Detik kemudian pipi bulat miliknya itu dicubit keras oleh Jefrin, sampai Hanan meringis.
"Duh! Diem deh, sakit tau." Gerutu Hanan yang malah membuat Jefrin terkekeh.
Kalau ditanya hobi Jefrin apa? Jawabannya adalah membuat Hanan terus menggerutu kesal karena sifat jahilnya.
"Lagi marah aja lucu, coba kalau engga."
"Gembel terusss!"
Laki - laki bersurai cokelat tua itu terkikik geli, walaupun tangan Hanan daritadi memukul lengan serta tubuhnya. Mencak - mencak karena Jefrin terus menggodanya.
"Jeha kalau salting mukul mukul tuh, ih."
"JEFRIIIIN!"
"Iya sayang?"
Tiba - tiba Hanan memberhentikan langkahnya, membuat Jefrin semakin tertawa geli.
"Udah ah sana, aku pulang sendiri." Detik itu juga tawa Jefrin pecah.
Mata indah Jefrin terbentuk bak bulan sabit karena melihat tingkah gadis disampingnya yang selalu menggemaskan.
Langkah besarnya pun menghampiri Hanan yang menatap rintikkan air hujan dengan tatapan jengkel. Kedua tangannya bersidekap di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfiction[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...