Berjalan tergesa-gesa dengan tas yang menadahkan rintikan air hujan hari ini membuat gadis bersurai cokelat tua itu terus merutuk dalam hati.
Semenjak hari itu, Hanan membenci hujan.
Duduk meneduh di sebuah toko dekat dengan sekolahnya, Hanan kembali memasang headphone warna putih favoritnya.
Lagi-lagi ia berdecak, ketika melihat tas dan seluruh isinya ikut terkena basah. Hanan pikir, harusnya ia lebih menyayangi bukunya daripada kepalanya.
Terdengar gila, namun itu memang Hanan.
Too much love for her book.
Sambil menikmati alunan musik yang baru saja ia putar. Hanan memandangi halte di sebrang kanan toko, tidak jauh dari sekolahnya.
Malah halte tersebut jauh lebih dekat dibanding toko yang menjadi tempat teduh Hanan sekarang.
Ada dua halte yang dekat dengan sekolahnya, tapi semuanya ramai dengan orang-orang yang ikut meneduh.
Hanan membenci keramaian.
Promise me you won't be gone too long, my dear.
Satu bait lagu yang menusuk relung Hanan tiba-tiba. Ia pejamkan matanya rapat-rapat.
Berharap lupa dengan segala hal yang ia suka, bertekad untuk beralih menjadi benci.
"Hey!"
Hanan masih duduk dengan memejamkan matanya, sampai ia merasa bahu kanannua ditepuk seseorang.
Baru ia membuka matanya dan mendongak. Laki-laki bermata sipit dengan titik hitam tepat di bawah mata kanannya berada di depan Hanan sekarang.
Cepat-cepat ia membuka headphonenya.
"Udah satu jam lebih." Ucap laki-laki dihadapannya tepat ketika Hanan sudah membuka headphone.
Gadis itu menautkan alisnya, bingung.
"Lo udah satu jam lebih disini." Laki-laki itu memperjelas.
Hanan membelalakkan matanya, ia langsung melihat jam hitam yang selalu melingkar dipergelangan tangan kirinya.
Pukul lima kurang dua puluh menit sore. Hanan kelabakan.
Laki-laki tadi tertawa kecil melihatnya. "Kenapa kok buru-buru?"
"Ada les." Jawab Hanan singkat. Baru saja Hanan berdiri ingin meninggalkan toko tersebut, laki-laki itu membuat ia terpaksa memberhentikan pergerakannya.
"Haldenio, panggil aja Alden."
Hanan mengedipkan matanya berkali-kali. Tidak mengerti dengan semua yang ada di hadapannya.
"Maksudnya lo ngajak gue kenalan?"
Matanya terlihat hanya segaris melengkung sekarang. Laki-laki itu terkekeh mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibir Hanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfiction[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...