Senin hari ini seperti hari yang sangat tidak beruntung bagi gadis yang rambutnya sedang dicepol asal.
Ia menaruh kepalanya diatas meja, mulutnya terus meniup-niup poni yang berjatuhah di dahinya.
Sedangkan Kinara, sahabatnya yang berada disampinh itu sedang sibuk menatap ponsel.
Hari ini Hanan kembali telat masuk sekolah. Walaupun hanya dua menit, telat tetaplah telat.
Sudah ujian mendadak pula, double.
And triple karena hari ini perombakan tempat duduk. Hanan sudah tidak ada mood untuk bicara satu kata pun.
"Masa tempat duduknya dipisah sih? Huhu... Nan! Gamauuu." Rengek Kinara tiba-tiba.
Gadis itu mengguncangkan tubuh Hanan hingga sahabatnya itu akhirnya merubah posisi menjadi duduk normal dan menoleh ke arahnya dengan pelototan tajam.
"Diem gak? Jangan alay deh ah." Cibir Hanan kesal, karena sedang mode sensitif.
Kinara makin menekuk wajahnya, kemudian melengos. Ikut kesal juga karna cibiran sahabatnya.
"Bodo ah, kesel gue sama lo."
Hanan yang dengar itu hanya mengangkat bahunya acuh. "Sama gue juga." Timpalnya asal.
"Ish gua tuh lagi bete tau Naaaan!"
Hanan menutup kedua telinganya ketika suara cempreng kinara menusuk indera pendengarannya.
Ia membuang wajah ke arah lain dan menempelkan kepalanya pada meja. Membuat Kinara ingin sekali mengamuk di tempat.
"Jaheeeeee! Huhuhu! Gue tampol deh kalo gue ga inget lo temen gue!!" Seru Kinara pada akhirnya. Hanan semakin merapatkan telinganya karena seruan sahabatnya itu.
Memang seperti itu lah pertemanan Hanan dan Kinara. Walaupun begitu, mereka tetap bicara dan tidak saling mendiamkan.
Karena Kirana adalah tipe teman yang selalu bicara apa adanya.
"Apasih Nar, berisik!" Tiba-tiba Hendra menyahut dari arah belakang.
Gadis yang merasa terpanggil itu menoleh. "Bodo!"
Baru saja Hendra ingin membalas sahutannya, decitan pintu kelas terdengar. Membuat semua kepala menoleh ke sumber suara. Termasuk Hanan yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.
Seorang wanita kepala tiga memasuki kelas. Semua murid otomatis merubah posisi duduk mereka menjadi tegak. Bahkan yang sedang duduk diatas meja, cepat-cepat duduk kembali di kursinya.
Terkecuali satu orang ini.
"Weh, weh! Bu Airin bego bangun!" Vano menepuk-nepuk pipi Jefrin yang sudah terlelap selama setengah jam lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfiction[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...