| tigapuluhdua

182 46 6
                                    

Play song🎧 Arcade ㅡ Duncan Laurence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play song
🎧 Arcade Duncan Laurence







“ A broken heart is all that's left,
I'm still fixing all the cracks. ”














Sudah lima hari Jefrin tidak sadarkan diri. Garis alat pendeteksi jantung masih stabil namun belum ada tanda-tanda Jefrin akan bangun. Selama itu juga Hanan tidak absen menunggu Jefrin hingga larut.

Terkadang gadis itu menunggu bersama Keyza. Hanya saja Keyza batas waktu pulang paling telat jam 7 malam atau terkadang tidak bisa datang karena ada acara keluarga. Jadi lah Hanan yang terus menunggu Jefrin.

"Je makan dulu."

Vano yang baru saja datang meletakkan satu bungkus plastik makanan di atas meja. Hanan sedang duduk di dekat kasur Jefrin itu hanya berdeham. Gadis itu sibuk membaca buku hariannya yang tersampul rapih.

"Je,"

"Iya makan duluan aja Van."

Laki-laki itu menghela napas berat. Kaki jenjangnya mendekat ke arah Hanan. Ia menarik kursi dan duduk di samping gadis itu.

Kepalanya miring sedikit mengintip buku yang dipegang oleh Hanan. "Buku diary lo dari SMP kan itu?"

Reflek Hanan langsung menutup bukunya. Ia menoleh tajam ke arah Vano. "Kepo aja, hus-hus!"

"Gak mau."

"Udah sana makan."

"Maunya makan bareng."

Hanan menatap Vano jengah. Tangannya terangkat menggaruk tengkuknya pelan. "Lo aja ya, gue nanti gampang."

"Je, lo udah 5 hari ini telat makan. Malah gak makan. Jefrin juga gak akan suka liat lo kayak gini Je."

Akhirnya dengan terpaksa Hanan mengangguk ragu. Vano yang melihat itu mengembangkan senyum lebarnya. Tangannya bergerak menepuk-nepuk pucuk kepala Hanan pelan dan berdiri menyiapkan makanan yang tadi ia bawa.

"Pinternya Jeha ku..."

Dengar ucapan Vano, Hanan memutar kedua bola matanya malas. Laki-laki itu malah membalasnya dengan tertawa renyah.

Hanan melirik arloji ditangan kirinya sebentar. Jam menunjukkan pukul empat sore. "Kayaknya Keyza bentar lagi dateng."

"Lo mau balik?"

"Beres-beres rumah dulu, habis itu kesini lagi."

Vano kembali menghampiri Hanan dan tangannya menyodorkan mangkuk berisi mi ayam bakso, makanan kesukaan gadis itu.

Setelah keduanya makan dengan lahap, tak lama kemudian kusen pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok Keyza dan Teza di belakangnya.

Hanan yang sudah selesai makan langsung bangkit dari kursinya dan meletakkan mangkuk di atas meja.

this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang