| tigapuluhlima

196 39 11
                                    

Play songEyes Off You — Prettymuch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Play song
Eyes Off You — Prettymuch

"Don't ask why
I can paint a picture of you in my mind.
Love all my life,
I never thought someone would make me feel so high.
But here you are
There's no touch or feeling
Pleasure of pain."

Deruman ninja meredam ketika sudah sampai disebuah kafe ternama tengah kota. Hanan turun dengan hati-hati dari motor Jefrin.

Gadis itu menatap gedung yang ada di depannya. "Kenapa kesini?"

"Nyobain tempat baru," jawab Jefrin cepat.

Keduanya pun memasuki kafe. Hanan mengikuti Jefrin dari belakang. Laki-laki itu melangkah menuju lantai rooftop kafe.

Angin sepoi-sepoi langsung terasa ketika sudah berada di atas sana. "Je, sini," panggil Jefrin. Tanpa banyak tanya Hanan mendekat ke arah lelaki itu.

"Jef ngerjain gue?" Hanan melangkah mundur lagi ketika tahu Jefrin berada di ujung gedung. Laki-laki itu terkekeh kecil. "Engga Je, sini. Gapapa serius."

Hanan menggeleng cepat. "Gak ah." Ia duduk disalah satu tempat yang jauh dari ujung gedung.

"Je, duduk sini. Ngapain jauh-jauh?"

Ketika gadis itu menggelengkan kepala lagi. Jefrin mendekat dan menarik Hanan sembari tertawa kecil. "Ayo sini. Sebentar aja Je, hilangin phobia lo. Bisa kok, ayo."

Akhirnya Hanan pasrah. Mau gimana pun Jefrin akan tetap menang darinya. Penuh rasa takut, ia melangkah mengikuti Jefrin. Matanya sudah terpejam kuat. Tidak ingin melihat apapun yang ada di depannya.

Jefrin menuntun langkah gadis itu tepat sampai di ujung gedung. Laki-laki itu merasakan ketakutan Hanan yang semakin jadi ketika gadis yang ia tuntun itu meremas dan semakin menggenggam tangan Jefrin dengan kuat.

"Buka mata Je." Hanan menggeleng cepat. "Ayo buka mata! Sebentar aja, lawan rasa takut lo."

"Je," panggil Jefrin lagi ketika gadis di sampingnya tidak merespon apapun. "Ayo! Je, Lo bisa!"

Lelah juga mendengar bujukan Jefrin, perlahan Hanan mencoba membuka matanya. Ia terus mengerjap, detak jantungnya berpacu lebih keras. Walaupun tubuhnya ditahan oleh Jefrin, tetap saja Hanan lemas ketika di depannya yang ia lihat pemandangan kota sangat tinggi.

"Hey." Jefrin menoleh, memperhatikan Hanan yang sudah pucat dan menatap kosong ke arah bawah gedung.

Laki-laki itu tersenyum simpul dan menuntun Hanan melangkah mundur kembali ketika dirasa genggaman tangannya semakin dingin.

"Sini duduk."

Hanan duduk masih dengan wajah pucatnya. Jefrin menarik kursi dan duduk di hadapan Hanan. Tangannya bergerak mengelap keringat yang menetes dari anak rambut gadis itu dengan sapu tangan. "Jeha, hey,"

this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang