| tujuh

506 109 21
                                    

Play SongLost Star ㅡ Sabrina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play Song
Lost Star ㅡ Sabrina















Langkah kecilnya pelan pelan menaiki anak tangga. Kepalanya ia tolehkan ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang dibelakangnya. Kemudian knop pintu itu ia putar pelan pelan dan berhasil.

Hanan masik ke dalam pintu tersebut mengendap-endap. Semilir angin langsung menyapu wajahnya.

"Haaah... Akhirnya..."

Gadis itu menikmati angin sepoi-sepoi yang membuat geraian rambutnya itu berterbangan.

Hanan berada di rooftop sekolah sekarang, meninggalkan Alden yang sedang membersihkan taman sekaligus menghindari hukuman menyebalkan.

Ia membawa satu buku kecil yang biasa ia tumpahkan kesehariannya di dalam sana beserta ipod yang selalu dibawa dalam saku baju seragamnya.

Rooftop adalah tempat Hanan menyendiri dan memenangkan pikiran selain di perpustakaan.

Baru ia duduk di tepi gedung tinggi itu. Ingin menuliskan sesuatu disana sambil memutar lagu di ipodnya, bau asap rokok tiba tiba menyeruak masuk ke dalam hidungnya.

Hanan terbatuk. "Siapa, sih? Bisa bisanya." Gerutu Hanan pelan.

Ia pun bangkit. Menaruh buku serta ipodnya asal di lantai rooftop. Kemudian kaki jenjangnya itu melangkah pelan ke arah rooftop bagian belakang yang di terhalang oleh tembok.

Hanan menyembulkan sedikit kepalanya. Gadis itu tercekat. Ia melebarkan pupilnya ketika netranya dan seseorang disebrang sana bertemu.

"Ehㅡ" Orang tersebut langsung berdiri kala keberadaannya diketahui Hanan.

Seseorang ituㅡJefrin, langsung menginjak puntung rokok tersebut. Ia membenarkan tatanan seragamnya yang acak acakkan.

Hanan menghela napas pelan.

"Kenapa ngerokok?" Tanya Hanan pada akhirnya, setelah sekian lama.

Jefrin menatap Hanan dengan mata menyipit. Laki laki itu menaikkan satu alisnya. "Bukan urusan lo."

Perkataan ketus itu tak disangka keluar dari mulut Jefrin. Bahkan setelah sekian lama tidak bicara, Hanan benar benar terkejut mendengarnya.

"Tapi lo gak pernahㅡ"

"Gue bilang bukan urusan lo."

Hanan kembali bungkam. Sudah terlalu lama, namun akhirnya malah seperti ini. Dalam hati, gadis itu benar-benar sedang menahan tangisnya.

Yang ada dihadapannya ini sekarang bukan Jefrin yang ia kenal, dulu.

Tapi dalam hati, ia pun membenarkan. Bahkan kalau bisa, ia membenci dirinya sendiri. Ini bukan sepenuhnya salah Jefrin. Mereka seperti ini karna salahnya.

this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang