PLAY SONG
Epiphany ㅡ Kurt Hugo Schneider, Sam Tsui
((aku arahin nanti kalian play nya darimana))Hanan melangkah dengan terburu-buru menuju kelas sambil menundukkan kepala. Seperti biasanya, gadis itu ceroboh. Tubuhnya menabrak seseorang dari arah berlawanan.
Matanya melebar kala ia mendongak dan mendapati Jefrin yang baru saja tidak sengaja ia tabrak. "Duh maaf... Gak liat."
Jefrin mendengus. Kemudian kepalanya menggeleng kecil. "Kebiasaan. Makanya kalau jalan jangan nunduk, emang ada duit dibawah?"
Dulu, saat Jefrin mengeluarkan lelucon seperti itu Hanan akan langsung menggerucut bibir, tanda cemberut. Lantas pemuda itu tertawa melihat wajah Hanan yang menggemaskan.
Entah darimana asalnya, Hanan merasa rindu hal hal kecil itu. "Je,"
"Eh, iya, sorry."
Lamunan gadis itu buyar ketika Jefrin memanggil namanya. Hanan mengerjap beberapa kali setelah Jefrin melemparkan pertanyaan. "Kok bengong?"
"Engga." Jawab Hanan cepat. "Terus kenapa diem?"
Hanan mengerutkan keningnya. "Ngga pa-pa, emang kenapa?" Gadis itu malah bertanya balik.
"Sumpah, ga jelas. Ayo ke kelas." Jefrin menarik tangan Hanan tanpa permisi. Yang ditarik tangannya itu sontak terkejut.
"E, eh. Gue gak ke kelas dulu."
Reflek Jefrin memberhentikan langkahnya secara mendadak. Hampir saja Hanan menubruk punggung tegap Jefrin, lagi. Karena cowok itu sendiri yang berhenti di depan Hanan.
"Terus mau kemana?" Tanya Jefrin, kepalanya ia tolehkan pada Hanan. "Ke, itu emm.. Kelas Alden."
Jefrin diam sejenak mendengar jawaban gadis mungil di belakangnya. Tapi, sekon kemudian pemuda itu menyipitkan matanya. "Emang lo berani ke kelas IPS sendirian?"
Kini giliran Hanan yang diam. "Tuh, kan. Yaudah gue temenin."
Jefrin menarik tangan Hanan lagi tanpa menunggu jawaban dari gadis tersebut. Hanan yang ditarik lagi kali ini hanya mendengus pasrah.
Di koridor yang lumayan ramai pagi ini, dua insan itu malah menjadi sorotan para murid yang berlalu lalang. Bisikkan-bisikkan terdengar sinis dan tidak suka.
"Jef, udah balik aja gih. Gak enak diomongin." Bisik Hanan ketika sudah jenuh mendengar bisikkan macam-macam. Sayangnya laki-laki itu tidak menggubris dan tetap menarik Hanan sampai di koridor jurusan sosial.
Sampai tepat di depan kelas Alden. Jefrin menyembulkan kepalanya sedikit ke dalam kelas. "Misi, cari Alden. Ada?" Tanyanya pada salah satu murid kelas tersebut.
"Alden! Dicariin tuh!"
Sang empunya nama yang sedang sibuk menulis sesuatu ditempatnya itu mendongak. Netranya bergerak mencari seseorang yang dimaksud teman sekelasnya tadi dan ia menemukan Jefrin berdiri di depan kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
this is what it takes [1] ✓ (TERBIT)
Fanfiction[handwritten series #1] ㅡfollow me first before read this bookㅡ ❝ I'll break down these walls that are in our way. If this is what it takes ❞ Hanan, sosok gadis kuat yang memendam apapun sendiri. Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja, tetapi ken...