#29.Waktu Luang (1)
Jun-centric
Sp. Ultahnya Jun ke 35.-----------------
Jun sedang menyeka peluhnya dengan handuk kecilnya. Di lihatnya kembali setlist konser mereka hari itu.
Helaan napas terdengar samar dari mulut pria berusia 34 tahun itu.
Jadwalnya cukup padat tahun ini. Dia tidak sempat melakukan hobi atau sekedar jalan-jalan sebentar.Jun meletakan kembali setlist konser itu kemudian bersiap untuk mengganti outfitnya.
******
"Jun! Mau ikut makan yakiniku bareng kita gak?"Aiba tiba-tiba berujar dari arah pintu green room konser mereka hari itu.
Jun yang masih berkutat dengan laptopnya hanya menoleh sekilas dan tersenyum. "Gomen. Aku tidak ikut dulu. Masih ada yang harus ku kerjakan."
Aiba mengangguk. "Baiklah."
"Jangan terlalu memaksakan dirimu, Matsujun."kata Sho. Cowok itu mengambil tasnya dan menepuk pundak Jun.
Jun terkekeh. "Aku bukan Sakurai Sho yang bekerja terlalu padat, asal kau tahu."Sho mendengus dan mengedikan bahunya. Memilih untuk menunggu yang lainnya di luar.
"Asal jangan lupa istirahat saja. Mataku jadi sakit karena harus melihat kantung mata itu."ujar Nino sebal.
"Kau perlu waktu luang, Jun-kun."Suara Ohno berucap dengan tenang membuat Jun terkekeh.
"Ha'i. Wakatta, wakatta. Kalian lucu sekali..."
********
Ponsel Matsujun berdering sudah ke enam kalinya dan cowok itu merasa tangannya terlalu lemas untuk mengambil ponselnya yang di letakan di atas meja.
Cowok itu dengan perlahan merubah posisinya menjadi duduk di sofa. Keadaan sekitarnya cukup sepi. Empat sofa yang berada di sekitarnya masih kosong.
Mungkin mereka pulang dulu ke rumah masing-masing.Matsujun mengusap wajahnya sembari menerima telepon.
"Jun..."Rupanya Mao.
"Hm?"balas Matsujun pelan. Dia menguap perlahan.
"Bagaimana keadaanmu?"tanya Mao.
Matsujun tersenyum mendengarnya. Inilah yang paling Jun tunggu. Baginya, Mao jarang sekali menanyai kabarnya dan itu membuat Jun kadang harus memancingnya agar Mao mau bersikap seperti ini.
"Aku baik-baik saja."sahut Jun perlahan.
Mao mendengus pelan. "Aku sudah membuang seluruh rasa maluku untuk bicara seperti tadi dan kau bilang baik-baik saja?!"
Jun tertawa. Mao tsundere sekali. "Daijobou, sungguh deh."
"Kalau kau mati bagaimana?"
Jun tersentak. Dia terdiam saat mendengar ucapan Mao di seberang sambungan. Hatinya tiba-tiba saja mencelos saat mendengar suara Mao yang terdengar bergetar.
"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."kata Jun, berusaha menenangkan.
"Kau ini workaholic, Jun! Aku tidak terima kalau kau mati dengan cara seperti itu!"gerutu Mao sebal.
Jun terkekeh. "Aku tidak akan semudah itu mati. Tenang saja."
"Aku seperti bicara dengan batu,"gumam Mao yang bisa di dengar jelas oleh Jun. "Sudahlah! Kau yang lebih tahu bagaimana keadaanmu! Urus sana sendiri!"
Jun berjengit saat Mao memutus panggilannya sendiri.
Jun terkekeh. "Mao manis sekali sih."
Pria itu hendak meletakan kembali ponselnya di atas meja saat tiba-tiba saja dia merasa tubuhnya menggigil dan kepalanya pusing.
Seperti masuk ke dalam kulkas bersuhu minus dan di hantam buldozzer.
Sebelum ponsel Jun mendarat mulus di atas meja, pria itu sudah terkulai lemas di sofa greenroom.
Mengabaikan suara panik seseorang.💜Waktu Luang💜
Jun mengerjapkan matanya sebentar. Merasakan kelopaknya berat dan enggan untuk terbuka. Tapi, dia merasa tubuhnya lebih baik di banding sebelumnya saat terakhir kali dia kehilangan kesadaran.
Yang pertama Jun lihat adalah botol infus yang tergantung di salah satu tiang dan tersambung ke tubuhnya.
Ah rupanya aku di rumah sakit...
"Horaa! Matsujun bangun!"
Jun menoleh perlahan saat mendengar teriakan yang menyakitkan telinga itu. Di lihatnya Aiba tengah menunduk kearahnya dan tersenyum lebar seperti biasanya."Dasar! Jangan suka membuat orang lain khawatir dong!"
Jun meringis merasakan tepukan di tangannya.Ohno mendelik kearah Sho yang main asal gaplok tangan orang aja.
"Sho-kun! Lihat-lihat kalau mau mukul dong!"omel Ohno.
Sho menggaruk belakang kepalanya canggung. "Iya. Gomen, gomen."
"Bagaimana keadaanmu, Jun-kun?"tanya Ohno.
Jun tersenyum simpul. Sebelum dia sempat menjawab sebuah suara cempreng sudah terdengar di telinganya."JUNNOSUKE! ADA MAK LAMPIR DATENG!"
Jun tahu siapa yang di maksud Nino barusan. Tak lama pintu rawat inap Jun menggeser dengan cepat di sertai omelan khas yang membuat hatinya menghangat.
"OMAE, MATSUMOTO JUN!"
Jun berjengit mendengar teriakan itu. Dia mengerjap selama beberapa saat kemudian menyuruh Mao untuk tenang sedikit.
"Bagaimana aku bisa tenang kalau kau tak sadarkan diri selama empat hari? Jangan gila, Matsumoto!" gerutu Mao.
Jun membelalakan matanya. Dia menatap ke empat temannya yang langsung mengangguk.
"Selama itu ya..."gumam Jun. "ASTAGA! AKU BELUM MENYELESAIKAN-- ITTA!"
Pria itu merasakan pukulan di kepalanya dia meringis kesakitan karenanya. "Berhenti memikirkan soal itu! Tubuhmu perlu waktu luang untuk istirahat, BAKA!"
Keempat pria di ruangan itu tersenyum melihat kemesraan terselubung di antara keduanya. "Mao benar, Matsujun. Kau perlu waktu luang."kata Aiba.
"Jangan memaksakan dirimu."ujar Ohno.
"Dan aku tidak mau melihat mata panda atau mendapati mu dalam demam nyaris 40 derajat."kata Nino sembari menunjukan kepalan tangannya.
"Kau nyaris membuat kami panik!"gerutu Sho.
Mao mendelik kearah Jun yang malah tersenyim geli. "Iya, maafkan aku."
"Jangan lakukan itu lagi!"kata Mao. "Atau anak ini tumbuh tanpa ayah."gumamnya kemudian dengan wajah memerah.
Jun membulatkan matanya. "Ulangi! Kau bilang apa barusan?"seru Jun.
Mao memalingkan wajahnya. "Nggak mau."
Ohno tersenyum. "Mao sedang mengandung anak kalian."
Jun melongo. Dia menatap Mao tak percaya. Wanita itu sedang menatapnya dengan wajah memerah.
"Apa?"balas Mao sengit.Jun merubah posisinya. Dia menarik Mao kearahnya dan menyentuh perutnya. Kemudian pria itu tersenyum sangat lebar.
"Yatta!"
Sepertinya Jun harus bisa membagi waktunya antara istri, anak dan pekerjaannya.
💜💜💜💜
Yak...
Ini update drabble baru^^
Slice Maotsujun yaa..
Kenapa sp. Ultah Jun? Soalnya suka lupa sih ultahnya mereka. Wkwkw...Hope you like it! ><
Mampir ya ke buku ku yang lain.
(Cekmulmed ya)
Doumo...
See you💞
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Keberadaan Yang Tak Tergantikan (Drabble/Random)
FanfictionDrabble J-pop cover by @moemoesa Keberadaan yang tak tergantikan itu bukan hanya tentang manusia. Tapi, juga sesuatu yang hanya bisa di rasakan oleh hati dan pikiran. Semua orang punya tempat khusus untuk menyimpan keberadaannya. Yang pasti di duni...