Disclaimer: all of member Hey! Say! JUMP belong to Kami-sama, their parents, and Johnny's Jimusho.
---------------Ujian semester kedua sudah selesai. Nilai Ryousuke baik-baik saja sampai sekarang. Ia ingin menagih janji pada Shimazaki. Ryousuke melihat ketua OSIS itu sedang bersandar di balkon sembari melihat anak anak kelas sepuluh yang tengah olahraga.
Ryousuke berseru. Dengan langkah cepat dan ceria, ia berlari menghampiri Shimazaki."Shimazaki!"
Gadis berambut sebahu itu menoleh dan melihat murid seusianya datang menghampirinya dengan wajah ceria dan senyuman lebar.
Gadis itu memutar kedua bola matanya dan kembali menatap orang-orang di bawahnya. Kaca mata yang di kenakannya, membuat wajahnya bersiluet tegas.
"Shimazaki!!"kali ini Ryousuke berseru lebih keras lagi dan melambai dengan gerakan yang berlebihan dan radikal.
Awalnya, ketua OSIS itu mengacuhkannya. Tetapi, teriakan Ryousuke yang membuatnya terus-menerus stress.
"Apa... sih?"
Shimazaki melihat seorang murid juniornya tengah mengepel dan tak sengaja air pel tersenggol dan tumpah ruah di lantai itu.
Dengan wajah khawatir, gadis itu berteriak menyuruh Ryousuke untuk berhenti.Karena saking semangatnya, pemuda itu tak mendengar seruan Shimazaki.
"Bodoh!! Cepat berhenti! Nanti kau celaka!!"Shimazaki berseru frustasi.
Ryousuke masih terus berjalan dengan langkah cepat. Shimazaki menghela napas. Pasrah saja apa yang akan terjadi nanti.
Tak lama, terdengar teriakan Ryousuke."WAAAAAAAAAAA!!"
Ryousuke terpeleset dan membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh tak sadarkan diri, akibat terbentur lantai marmer."Yamada!"seru Shimazaki sembari berlari kearah Ryousuke yang terbaring tak sadarkan diri.
******UKS******
"Terima kasih, Yaotome-san."
Shimazaki membungkuk. Yaotome Hikaru mengangguk. Ia beralih menatap seorang siswa yang terbaring di ranjang UKS itu."Dia hanya terbentur. Beruntung tak ada yang fatal."Yaotome tersenyum menenangkan.
Shimazaki menghela napas lega."Sekali lagi, terima kasih."
"Sama-sama. Jaga Yamada ya."
Kemudian, petugas UKS itu keluar dari ruangan serba putih itu.
Shimazaki menutup pintu ruang UKS. Ia menarik kursi terdekat dan duduk di sebelah ranjang UKS. Memperhatikan Ryousuke yang masih tak sadarkan diri.Beruntung hari ini, hanya meeting class. Jadi, ia bisa menjaga Ryousuke. Setidaknya sampai cowok itu sadar.
Ia menyentuh tangan Ryousuke. Suhu tubuhnya normal, napasnya juga teratur.
Berarti benar kata Yaotome, tidak ada yang fatal. Hanya belakang kepalanya yang mesti di perban.Hanya saja, ia takut Ryousuke tiba-tiba amnesia dan tak ingat siapa dirinya. Shimazaki menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar takut jika kemungkinan itu terjadi.
Ya ampun. Rambut sebahunya ia acak-acak. Benar-benar frustasi.
Baru pertama kali ini, Shimazaki mengalami yang namanya kekhawatiran yang berlebihan.
Ia kembali menatap wajah Ryousuke. Cowok itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar."Hei, Yamada! Cepatlah sadar!"ujar Shimazaki gusar.
Ia melepas kaca matanya dan mengelapnya dengan sapu tangan.Sudah lima belas menit, gadis itu berada di UKS. Bosan sudah mulai menghantuinya.
Shimazaki bangkit dan berjalan ke arah meja UKS. Duduk di hadapannya dan memeriksa laci-laci.Beberapa catatan obat dan pasien di rumah sakit itu di simpan di laci. Ada pula obat-obatan yang di bungkus dengan plastik menjadi satu.
Shimazaki menutup laci itu. Bersandar di kursi itu.
Sejenak di pejamkannya mata hazelnutnya."Ngh..."Ryousuke mengerang, berusaha menahan rasa sakit yang mendadak menjalar ke kepalanya.
Ia berusaha membetulkan pandangannya. Bau disenfektan menusuk indera penciumannya.
Ia tahu apa yang terjadi padanya beberapa menit yang lalu, dan ia tahu tempat apa ini. Pasti UKS.Tapi, kok tak ada yang menjaganya.
Ia membetulkan posisi tidurnya menjadi duduk.
Kepalanya masih terasa berdenyut-denyut.Ranjang UKS itu berderit.
Shimazaki spontan bangun dan melihat Ryousuke sudah sadar dan mengubah posisinya menjadi duduk."Kau sudah bangun? Syukurlah."
Gadis itu duduk di sisi ranjang dan menatap Ryousuke lega.Cowok itu mengenyit, jadi sedari tadi si ketua OSIS itu yang menjaganya?
"Apakah kau ingat namaku? Namamu? Dan siapa dirimu?"
Kerutan di kening Ryousuke bertambah.
Namun, saat melihat wajah khawatir Shimazaki. Ia menyeringai kecil."Memangnya, kau siapa? Aku... tak mengenalmu."sahut Ryousuke sembari memasang wajah innocent.
Shimazaki semakin pucat.
Ia benar-benar tak menyangka bahwa dugaannya tepat."Ayolah! Masa' kau tak mengingatku? Haruka Shimazaki, kenal minggu lalu."
Ryousuke menggeleng. Dalam hati, ia tertawa dengan kencang melihat reaksi Shimazaki.
"Gawat. Bagaimana ini? Ini salahmu juga sih."Shimazaki mulai panik.
"Aku memangnya salah apa?"Ryousuke terus melancarkan aksinya.
Shimazaki semakin panik.
"Kau benar-benar tak ingat aku maupun kejadian beberapa menit yang lalu?""Ya. Aku tak ingat sama sekali."
"Haduh... bagaimana ini?"
Shimazaki semakin panik dan mulai mengacak-acak rambutnya.
Kemudian, ia menatap Ryousuke memohon."Kumohon... ingatlah sesuatu."pinta Shimazaki.
Wajahnya benar-benar sedih dan pucat.
Hampir saja menangis.
Ryousuke masih tak merespon."Percuma saja."Shimazaki menunduk sedih dan meneteskan air matanya.
Ryousuke menahan tawanya.
"Maafkan aku.""Tak apa."
"Kau serius nih? Maafkan aku karena telah membohongimu."
Shimazaki segera mengangkat wajahnya dan menghapus air matanya.
"Jadi, kau ingat siapa aku dan dirimu?"
"Tentu saja. Kau Shimazaki Haruka dan aku Ryousuke Yamada."
"Jadi, kau berpura pura amnesia?"
"Sejenis itu."
Shimazaki melempar selimut yang baru saja di lipat ke wajah Ryousuke.
"Ini tak lucu. Aku sampai sedih tahu!"
"Maaf deh."
"Pasti wajahku menyedihkan."
"Memang seperti itu."
Buuuk!!
Shimazaki melempar buku tebal ke wajah Ryousuke."Makan itu buku."
Shimazaki beranjak dari sisi UKS dan berjalan pergi.Ryousuke segera mengejar Shimazaki, walau kepalanya masih terasa sakit.
"Matte! Aku minta maaf deh! Bagaimana gantinya, besok ku traktir makan di kafe lesehan deh!"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Keberadaan Yang Tak Tergantikan (Drabble/Random)
FanfictionDrabble J-pop cover by @moemoesa Keberadaan yang tak tergantikan itu bukan hanya tentang manusia. Tapi, juga sesuatu yang hanya bisa di rasakan oleh hati dan pikiran. Semua orang punya tempat khusus untuk menyimpan keberadaannya. Yang pasti di duni...