48. Hope in The Darkness

47 4 0
                                    

48. Hope in The Darkness
Matsujun-centric
PG-15

Friendship

--------

Siang itu mereka sedang syuting untuk pembuatan Music Video Power Of the Paradise di salah satu jembatan di Tokyo. Kelimanya nampak ceria seperti biasanya dan para staff sudah mulai sibuk mempersiapkan set untuk keperluan pembuatan MV kali ini.

Jun sedang duduk tak jauh dari pendestrian di jembatan itu. Menerawang jauh pandangannya terlihat saat itu. Nino tahu lebih dulu soal Jun yang mendadak jadi bertatapan dengan objek yang jauh tapi kemudian dia segera menepis segala kemungkinan yang hinggap di pikirannya saat melihat Jun menyapanya ceria dengan gayanya yang khas.

Setelah mengambil beberapa take scene, mereka berlima duduk di kursi yang tersedia di pendestrian itu. Berbincang-bincang unfaedah yang terlihat mengasyikan. Kemudian, beralih melihat kearah sungai di bawah mereka yang nampak terlihat tenang.

Langit mendadak sedikit mendung dan beberapa staff sudah cemas-cemas harap semoga mereka bisa menyelesaikan semuanya sebelum hujan turun.

Kelimanya sedang mengobrol setelah mengambil take scene dance untuk MV single spesial olimpiade ini.  Mereka bersandar di sekat pembatas jembatan itu, memandangi sungai yang mengalir di bawahnya.

Kedua mata pemilik marga Matsumoto itu punya sorot berbeda saat menatap sungai di bawah jembatan. Beberapa kali dia menghela napas.

Nino melambai kearah sebuah kapal yang lewat. Aiba, Sho dan Ohno ikut melambai begitu melihat yang ada di kapal ikut melambai. Jun juga membawa dirinya untuk melambai namun pria itu malah mencondongkan tubuhnya ke arah sungai, saat itu juga tubuh si bungsu terjatuh kearah sungai di bawah sana.

"J!"

"JUN!"

"YAKIJUN!"

"MJ?!"

Tentu saja hal itu mengundang kepanikan di keempat member Arashi lainnya. "CEPAT CARI BANTUAN!"Sho berseru panik kearah para staff yang sibuk kesana kemari ikutan panik.

Nino mencondongkan tubuhnya kearah sungai untuk melihat kearah Jun, berharap kalau si bungsu baik-baik saja. Dari awal dia memang sudah curiga dengan tingkah Jun tapi dia pikir kalau itu biasa saja.

Terasa tarikan di pundaknya, Nino menoleh dan melihat Ohno yang menarik dirinya untuk menjauh dari jembatan. Kedua mata si sulung yang merupakan leader itu menatapnya tajam.

"Kau jangan ikut-ikutan lompat juga!"ujar Ohno.

"Ya enggaklah!"

*****

Yang Jun rasakan saat dia jatuh ke sungai adalah perasaan kosong. Bahkan dia tidak merasakan tubuhnya sakit menyentuh air sungai.

Tapi kemudian, Jun merasakan kalau tangannya di genggam seseorang membawanya keluar dari kekosongan itu.

Perlahan matanya terbuka, mengerjap beberapa saat untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

Ke empat orang yang ada di sana langsung mengalihkan pandangan mereka kearah Jun yang terbaring di ranjang rumah sakti.

"Dia bangun!"Aiba berseru lega dengan air mata yang nyaris keluar.

"Astaga, J! Syukurlah kau sudah bangun!"seru Sho lega.

Mata Jun bergulir ke segala arah, mendapati dirinya ada di kamar VIP rumah sakit. Pria itu hendak berucap sesuatu namun terpotong oleh omelan Nino.

"Heh, yakijun. Kau mau cari mati ya?! Pakai acara lompat dari jembatan begitu!"seru Nino kesal bercampur cemas.

Jun mengernyit. Melompat? Ah, dia ingat kalau tidak salah dia memang merasakan dirinya jatuh ke dalam air dan Jun tidak sadar melakukan itu.

"Ceritalah pada kami kalau kau punya masalah, Jun. Jangan di pendam sendiri."kata Ohno menasehati. Pria itu muncul di pandangan Jun yang masih lemah.

Jun menyunggingkan seulas senyum yang masih terlihat samar. "Gomen ne."katanya pelan.

"Bagaimana kalau waktu itu kau mati?"Nino masih betah mengomeli Jun, membuat Ohno harus menenangkannya.

"Dia itu harus terus di omeli, Oh-chan! Kepalanya itu sekeras batu kau tahu!"balas Nino tak santai.

"Apa yang kau pikirkan waktu itu, sih? Sampai beraninya jatuh ke sungai seperti itu."tanya Sho penasaran.

Jun mengalihkan pandanganya untuk mencoba berpikir alasan dirinya menjatuhkan diri ke sungai. "Hanya ingin.. Merasakan kebebasan."kata Jun sembari menerawang.

Hening.

"Yakijun, kalau kau tidak dalam posisi sakit, bisa saja aku memukulmu saat ini!" Nino menunjukkan kepalan tangannya. Ohno menurunkan tangan Nino dan menguncinya, mencegah pria itu khilaf dan malah beneran memukul Jun.

Aiba menatap Jun serius. "Kenapa kau tidak cerita pada kami? Biasanya juga begitu kan?"

Jun menggeleng. "Dame desu. Aku gak mau membebani kalian."sahutnya.

"Kau ini sudah seperti sama teman yang baru kenal minggu lalu!"gerutu Sho sebal.

Jun tertawa. Suara Ohno kali ini terdengar. "Jangan lakukan itu lagi, Jun! Kau bisa cerita apapun pada kami!"katanya tegas.

"Just feel free with us."ucap Sho mengembangkan senyumnya.

Nino berdecak. "Kau lakukan itu lagi, cari alasan sendiri untuk menyangkal tindakan gilamu, Yakijun!"

"Aku sampai bilang kalau J terpleset makanya jatuh." kata Aiba muram.

Jun tertawa melihat ke empat sahabatnya. "Arigatou, minna. Hontou."

Lain kali dia harus lebih terbuka dengan sahabat-sahabatnya ini. Mengharapkan sesuatu di kegelapan tidak akan menolongnya kalau dia hanya diam saja kan?

-------------------------

Maaf, Juuuunnn. Daku ngebuat dikau berasa mau bundir gini ya . Maafkeuuunnn...

Kecetus gara-gara nonton making Power of the paradise. Dimana ke lima om-om ini asyik ngobrol sambil ngeliat kebawah jembatan.

Wkwkwk...

Hope you like it.

See you. Xx 💞

[✓] Keberadaan Yang Tak Tergantikan (Drabble/Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang