46. Hamburger

40 3 0
                                    

46. Hamburger

Aimiya
Brothership
PG

-----------

Pagi itu, Masaki menemukan adiknya, Kazu, sudah duduk manis di depan televisi. Bocah kecil itu tengah menonton animasi Ninja Hattori.

"Kamu sudah mandi, Kazunari?"tanya Masaki sembari duduk di sebelah adiknya yang berusia lima tahun itu.

Kazu menoleh kearah kakaknya dan menggeleng. Matanya cokelat kehitaman itu menatap Masaki.
Masaki tersenyum dan mengacak-acak rambut Kazu.

"Pantas saja masih bau ya."katanya.

Kazu membuang pandangannya dari Masaki dan kembali fokus menonton kartun paginya. Salah satu scene menampilkan tokoh utama ninja itu sedang makan hamburger.

Kazu tiba-tiba saja merasa lapar melihatnya. Kemudian, dia menoleh kearah Masaki yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Cowok berusia 19 tahun itu merasakan tatapan adiknya dan dia menoleh. "Ada apa?"

"Aku mau burger, Masaki-niichan."ujar Kazu dengan mata bulatnya yang membuat Masaki gagal untuk menolak.

Cowok itu menghela napas dan mengangguk. Dia menepuk kepala adiknya, "Tapi, kamu mandi dulu sana. Pas selesai mandi, nanti udah ada burger deh."

Kazu tersenyum lebar. Senyum polos khas anak kecil. Dia menyodorkan jari kelingkingnya pada kakaknya itu. "Janji ya?"

Masaki tersenyum. Dia menerima uluran tangan adiknya dan mengaitkan kelingking mereka. "Janji. Sana gih mandi."

Kaki-kaki kecil Kazu segera turun dari tempat duduknya dan berlari kearah kamar mandi yang tak jauh dari sana.

Masaki tersenyum. Dia beranjak dari duduknya dan keluar dari apatonya untuk membeli pesanan adik kesayangannya itu.

***

Kepala mungil Kazu menoleh kearah jam yang tertempel di atas ruang makan itu.
Pukul 10 pagi. Ini sudah satu jam sejak kakaknya pergi untuk beli burger sesuai janjinya. Mungkinkah antri?

Ya. Bisa saja.

Kazu memainkan kokeshinya sembari menunggu. Sudah sekitar satu setengah jam, waktu menujukkan pukul setengah dua belas dan Kazu mulai merasa ketakutan karena dia sendiri di apato itu.

"Masaki-niichan... Niichan dimana?"gumam Kazu sembari memeluk erat kokeshinya. Matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis. Dia paling benci harus sendirian di apato ini.

Kazu terlonjak kaget saat mendengar suara dering telepon di dekatnya. Dengan gemetar, dia turun dari sofa dan berjalan ke telepon yang berdering.

Tangan mungilnya berusaha mengambil gagang telepon dan menempelkannya di telinganya.

"Ha-Halo....?"sapa Kazu terbata. Di seberang sana suara seorang wanita terdengar.

Di menit berikutnya, tangisan Kazu pecah. Dia meletakan kembali gagang telepon itu dan berlari keluar, menghampiri tetangga di sebelahnya.

"Sato-niichan!"

Kazu mengetuk-ngetuk pintu apato tetangganya. Butuh waktu beberapa menit sampai pintu itu terbuka, menampilkan sosok cowok dengan rambut hitam kecoklatan agak acak-acakan seperti baru bangun tidur.

"Ada apa, Kazunari?"tanya Satoshi sembari berjongkok di depan bocah kecil yang tengah menangis itu.

"Ta-Tadi aku da-dapat te-telepon, katanya, Masaki-niichan..."

Hal selanjutnya yang Satoshi dengar membuat cowok itu refleks menarik bocah kecil itu kepelukkannya dan mendekapnya erat.

Kazu masih menangis dan terus berdoa.

Kami-sama, Kazu mohon biarkan itu hanya menjadi mimpi saja....

"Kita kesana sekarang ya, Kazu."

-----------------

See you. Xx 💞

[✓] Keberadaan Yang Tak Tergantikan (Drabble/Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang