Bagian Enam

8.1K 520 3
                                    

Akibat dua proyek yang ia pimpin, Alethea kini mendapati dirinya berada di ruangan berbeda dari biasanya. Ia naik jabatan. Lagi. Kini menjadi system analyst senior bersama Dion. Senang? Lebih dari itu. Alethea menganggapnya berkah di bulan puasa. Dan Alethea sudah siap menyongsong beban yang semakin berat di depan. Ia akan semakin sibuk dan semakin sulit bagi orang tuanya untuk memaksanya menikah.

Seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, Alethea kembali ke apartemennya lebih awal. Beberapa baju barunya mulai berdatangan dan menambah kapasitas muatan lemari bajunya. Tapi toh dari awal pindah kemari isi lemari Alethea memang tidak begitu banyak. Hanya berisikan pakaian kerja yang didominasi blazer, setumpuk kaus distro, berbagai shade celana jeans, satu lot jumper bulky, satu kotak besar berisikan kaus kaki, dan berderet sepatu formal maupun casual di rak di samping lemari.

Alethea membanting tubuhnya berbaring ke kasur dan menatap langit-langit apartemen. Sebuah apartemen studio yang berhasil Alethea beli dengan uang hasil jerih payahnya sejak SMP. Butuh beberapa negosiasi pelik dengan bunda untuk mendapatkan apartemen studio unit ini. Bagaimana tidak? Mari kita bedah.

Masuk dari pintu, Alethea langsung memasuki area dapur yang hanya berisikan kitchen set berwarna putih, islands putih, kulkas, dan sink. Bahkan Alethea harus menambah kompor portable sendiri untuk memasak. Semakin ke dalam, ada area kosong yang sengaja Alethea biarkan seperti itu sebagai ruang tengah. Di sebelah kanan, dindingnya ia pasang sebuah dekorasi berbentuk map dunia terbuat dari metal hitam dengan berbagai hasil foto Alethea di negara-negara yang sempat ia kunjungi. Di sebelah kiri adalah pintu yang menuju ke kamar mandi. Melangkah lagi, adalah area ruang TV. Well, tapi tanpa TV. Alethea menolak tawaran papi yang sudah siap membelikannya TV melainkan memilih untuk memasang proyektor. Jangan salahkan Alethea kalau beberapa kali Rista dan anak-anaknya datang, bocah-bocah itu menolak untuk pulang karena apartemen Alethea mirip bioskop dan mereka bebas menonton apa saja sambil menikmati popcorn buatan tante mereka.

Di sebelah kiri adalah area yang menjorok tempat kasur, night stand, dan lemari berada. Sedangkan di sebelah kanan, tepat di hadapan sofa, Alethea memberikan hanging shelf berisikan buku-buku dan stereo portable di ujung shelf. Tentu saja letaknya hanya 20 cm dari lantai karena jika terlalu ke atas maka akan mengenai pancaran cahaya proyektor. Tepat setelah ruang TV adalah tembok yang merentang dari ruang TV sampai kamar dengan setengah bagian atasnya berupa kaca yang menampilkan pemandangan kota Jakarta. Ini adalah alasan utama bunda menolak. Menurut bunda, jendela macam ini tidak aman apalagi Alethea adalah seorang perempuan. Pikiran bunda yang macam-macam itu langsung dipatahkan oleh Alethea yang langsung memesan tirai yang akan dikontrol dengan remote saat Alethea tidur. Kembali ke ruang tengah, mari masuk ke kamar mandi.

Kamar mandi Alethea dibagi menjadi dua area, basah dan kering. Area kering adalah area di mana pertama masuk sampai ke batas kaca tempat shower berada. Di area kering ini sudah terdapat sink dan lemari vanity yang lebih dari sekedar cukup untuk menampung keperluan Alethea. Tapi Alethea memutuskan untuk menambahkan satu mesin cuci agar ia tidak perlu kerepotan turun saat ingin mencuci baju. Di area basah terdapat shower yang berhadapan dengan rak handuk dan di ujung kamar mandi terdapat celah menjorok tempat kloset.

Simple, tapi mampu memenuhi semua kebutuhan Alethea.

Malam ini seharusnya ia keluar dan menuruti keinginan bunda yang kembali menjodohkannya. Kali ini dengan seorang dokter. Oh ayolah! Alethea mengerti orang tuanya menginginkan setidaknya salah seorang anaknya menjadi dokter. Tapi tidak dengan begitu memaksakan begini.

Alethea tidak berbohong saat mengatakan ia sibuk. Toh ia memang benar-benar sedang tidak bisa diganggu. Meskipun ia pulang lebih awal, tapi bukan berarti ia tidak akan mengerjakan apapun di apartemen, kan?

Ah, sebaiknya ia mandi dan cepat sholat kalau ingin pekerjaannya cepat selesai. Toh, ia juga harus meminta bantuan pada Yang Maha Kuasa kalau ingin dipermudah, kan?

Impulse (editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang