Bagian Dua Puluh Enam

5.9K 414 2
                                    

08.20 a.m.

Alethea terbangun dan merasakan lengan bagian kanannya lemas dan hampir mati rasa. Tanpa buang waktu lagi ia bangkit dan melepas masker kantung matanya di depan cermin. Dalam pantulannya, ia bisa melihat seorang anak kecil memasuki kamarnya sambil memegang mainan berbentuk hello kitty.

Masih dengan muka bantal, Alethea berbalik dan menghampiri bocah itu. Tangannya terulur diikuti Malika dan dalam sekejap Malika sudah berada di gendongannya. Niat hatinya ingin sarapan langsung, tapi Alethea sedang malas. Ia tetap turun dan menuju meja makan untuk minum.

"Sini, Nak," Wilona mengulurkan tangannya, berusaha mengambil Malika dalam gendongan adiknya. Tapi sayang Malika malah berpaling dan merebahkan kepalanya dengan nyaman di pundak Alethea. Wilona yang diabaikan langsung menoleh pada Andra, suaminya, "Liat anakmu, Mas."

Tanpa mengeluarkan kata-kata, Alethea membawa Malika ke taman belakang. Bunda memasang ayunan baru karena cucunya mulai bertambah. Bunda berpikir akan menyenangkan untuk memiliki ayunan agar cucu-cucunya bisa bermain di rumah.

Alethea duduk bersandar dan bisa ia rasakan Malika mulai tidak bergerak. Sepertinya mulai tertidur. Lihat? Persis seperti ayahnya yang mudah sekali tidur. Tidak jauh berbeda dengan Aira yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah orang tua Andra. Alethea sendiri masih memandangi tanaman yang bunda rawat setiap sore.

Semuanya masih sama. Tidak ada pengaruhnya pulang atau di Yunani. Tidak akan pernah berpengaruh selama kemauannya tidak terpenuhi. Lalu setelah itu, apa? Akankah seperti dulu? Berlangsung selama berbulan-bulan lalu hilang begitu saja?

Parasit!

Hffhhh...... Jam sepuluh nanti Adam akan datang untuk menjemputnya. Dan saat itu terjadi, kondisi tubuh Alethea akan kembali normal. Yap, Alethea mengalami hal yang sama seperti saat ia di Yogyakarta dulu. Tapi kali ini targetnya bukan Faisal, melainkan Adam.

Tubuh kurus Alethea bukan disebabkan dengan jam kerja yang mencekik di sana, tapi karena isi kepalanya selama empat bulan terakhir. Diawali dengan liburannya ke Santorini seharian.

Saat itu Rendy dan Vidy memutuskan untuk merayakan kepindahan Alethea dan sekalian berlibur. Alethea yang hanya bisa menemani mereka satu hari saja, memutuskan untuk mengikuti kesenangan di Santorini.

Kalau diingat sih, tidak ada hal spesifik yang membuat Alethea memikirkan Adam. Ketika mendaki dan sampai pada puncak batu besar yang menghadap langsung ke lautan, Alethea harus mengernyit karena tiba-tiba teringat wajah Adam yang tersenyum. Lalu semua berubah sejak saat itu. Mual, pusing, dan sakit kepala menjadi satu ketika pekerjaan tidak memenuhi kepalanya. Bahkan terkadang terjadi saat Alethea sedang fokus bekerja!

Dulu kupu-kupu itu, lalu sekarang ini. Akan ada apa lagi nanti? Menangis ketika ditinggal pergi? Marah ketika laki-laki itu dekat dengan perempuan lain? Atau mungkin bersemu saat dipuji sedikit saja?

Tak pernah ada yang menghambat Alethea dengan makanan. Bahkan ketika perempuan itu sempat down saat pelatihan dulu, makanan tidak pernah berhenti mengisi perutnya. Baginya, makanan itu kebutuhan mutlak. Tapi sayang. Empat bulan ke belakang yang mengambil nutrisi dari makanannya adalah otaknya sendiri tanpa mau berbagi dengan anggota lain di tubuhnya.

Omelan yang datang dari bunda ketika melihat anak bungsunya hadir dalam keadaan kehilangan hampir tujuh kilo berat badannya akan langsung ia salahkan pada Adam. Bagaimana bisa seorang laki-laki macam dia mengacaukan pikiran dan pekerjaannya seperti itu?

"Al, makan dulu sana. Terus mandi. Nanti Adam dateng biar langsung berangkat. Kasian kalau masih harus nungguin."

Alethea hanya mengangguk malas tapi tak segera bangkit. Ia masih berayun pelan tanpa niatan berhenti. Sampai lima menit berlalu, Alethea akhirnya bangkit dan naik menuju kamar Wilona. Setelah memastikan Malika tidur dengan tenang dan terkurung dengan bantal-bantal yang akan memastikan bocah itu tidak jatuh, Alethea kembali turun untuk melaksanakan titah sang kakak ipar.

Impulse (editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang