"Aku nggak rela kalau kamu sampai menikah sama dia, Baby."
"Aku juga nggak mau, Sekar. Tapi mama pengen banget aku nikah sama dia."
"Ya kamu bujuk dong! Kita udah empat tahun loh."
Satu helaan napas terdengar. "Kamu kan tau sendiri mama bagaimana, babe. Bahkan aku bawa kamu ke rumah aja mama nggak suka. Aku udah coba bujuk mama, bagaimanapun caranya. Tapi mama tetap maunya aku menikah dengan Ale."
"Huh, enak banget si Ale itu! Nggak butuh usaha apa-apa, langsung dapet laki-laki tampan kayak kamu. Direstui juga sama orang tua kamu. Aku? Udah empat tahun berjuang demi kamu malah ditolak mentah-mentah!"
"Sekar... jangan marah-marah, Baby.... Kita coba lagi nanti. Memang susah. Tapi nanti mama pasti luluh kok."
Sekar Arumi Ningsih di hadapan Adam saat ini adalah tipe perempuan sempurna bagi laki-laki itu. Penyayang, lembut, dan keibuan. Memang sih, suka ngomelnya keterlaluan. Tapi itu kan karena dia perempuan normal. Wajar saja bertingkah seperti itu. Tapi entah kenapa Mama Lidya tidak suka dengannya. Sekar cantik, tinggi semampai dan tidak memiliki cacat sedikitpun. Apa yang membuat Alethea mengalahkannya?
Di mata Adam, Alethea adalah perempuan yang... Fake? Ya, kata-kata itu pantas untuk perempuan itu. Setidaknya Adam masih berusaha untuk berbaik hati dengan mengajaknya ngobrol santai. Tapi perempuan itu malah kadang tidak menghiraukannya. Bahkan mamanya. Senyumannya saja hanya sebatas senyuman formal dan demi kesopanan semata. Tapi kemarin? Oh, betapa alis Adam naik tinggi sekali melihat Alethea tertawa lepas bersama temannya. Apalagi namanya kalau bukan palsu?
Hhh... Menang juga sekar kemana-mana. Cara Sekar berpakaian selalu membuatnya terlihat anggun dan seksi. Dibandingkan dengan cara Alethea berpakian yang selalu terlihat kaku, formal, dan tidak menunjukkan aura perempuan lemah lembut. Entah apa yang akan terjadi kalau mereka benar menikah. Rumah akan terasa sangat sepi.
Alethea cantik sih. Tapi Sekar juga tak kalah cantik. Bagaimana tidak? Sekar adalah model majalah yang sedang naik daun. Wajah dan kulitnya adalah asetnya. Dan Sekar tau bagaimana cara merawatnya dengan baik. Dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Suara ramai di pintu masuk restaurant mengalihkan pandangan Adam. Ia melihat beberapa orang dengan pakaian terkesan mewah sedang bersenda gurau dan masuk ke restaurant menuju gazebo di dekat kolam di dalam. Di antara orang-orang itu Adam menangkap seorang perempuan yang terlihat.... Berbeda.
Dengan grey crop tee, celana kulot putih, dan boots putih, Alethea menggandeng seorang perempuan lain yang mengenakan jubah pink. Perempuan itu mengenakan jam tangan putih, dan membawa tas putih kecil yang ia sampirkan di pundak kirinya. Di tangan kanan, terlihat Alethea membawa kotak kue dengan piata merah besar bersimpul di sana. Mau apa perempuan itu di sini?
"Reservasi atas nama Phoenix," Samar-samar Adam mendengar Alethea berbicara pada respsionis restaurant.
Dalam waktu sekejap, seorang pelayan datang dan mengantarkan gerombolan orang-orang itu menuju gazebo yang sudah di pesan. Di sana juga sudah terdapat beberapa orang lain yang sedang bersenda gurau juga perempuan yang kemarin Adam lihat bersama Alethea.
"Kamu nggak mau makan? Sini deh aku suapin." Adam memilih untuk mengalihkan perhatiannya pada Sekar yang masih saja merajuk. "Nanti kalau nggak makan malah sakit, Baby," bujuk Adam lembut.
Akhirnya Sekar menyerah juga. Perhatian Adam memang selalu bisa meluluhkan es di hatinya. Laki-laki tampan yang selalu bisa membahagiakannya. "Aku nggak sudi kamu menikah sama dia."
"Iya, Babe. Aku ngerti. Nanti aku ngomong sama Mama. Sekarang makan dulu, ya?"
Setelah mendengus pasrah, Sekar mengambil sendok dan mulai makan. Selanjutnya ia tak lagi memikirkan perjodohan pacarnya. Malam itu ia berbahagia bersama Adam. Hingga akhirnya perempuan itu menyadari kehadiran perusak hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impulse (editing)
Romance(MATURE CONTENT!! PLEASE CHOOSE YOUR STORY CAREFULLY) Bagaimana jika hal yang selama ini kamu hindari adalah sumber kebahagiaan orang tuamu? Selama ini Alethea berpikir mimpinya akan membawa kebahagiaan juga kebanggan bagi orang tuanya. Ia tidak sep...