"Ngapain?"
Alethea menoleh dan langsung merasakan pelukan Adam melingkupi tubuhnya dan membuatnya mencium pipi Adam dengan mudah. "Mau dipake hapenya?"
"Nggak. Mau cek WhatsApp dari klinik aja. Ada nggak?"
"Nggak ada kok. Naka di mana?"
"Di luar, lagi main sama Ica."
"Main air lagi?" Mata Alethea langsung membelalak menatap Adam dengan horror.
"He eh. Rame tuh. Sampe kebangun."
"Ah, kamu! Kok dibiarin sih?! Nanti Naka demam lagi!"
Tapi Adam tak membiarkan Alethea keluar dari pelukannya dan malah mengunci gerakan Alethea dan meletakkan kepalanya di pundak Alethea. "Biarin aja."
"Mas! Itu anaknya nanti sakit!"
"Sakitnya kan nanti. Sekarang seneng-seneng dulu."
"Astaga... Ini orang satu!"
"Masakin telor, Yang. Laper."
"Hfff... Telor apa?"
"Yang biasanya. Pake sayur-sayur." Kali ini Adam mengambil kesempatan untuk mencium pundak Alethea yang tidak tertutup kausnya sedangkan Alethea menatapnya.
"Mau makan telor atau yang lain?" tanya Alethea dengan satu alis naik.
"Makan telor dulu terus makan kamu. Terus ketauan Naka sama Ica terus kamu panik ntar aku yang kena omelan kamu."
Alethea tersenyum geli dan keluar dari kekangan Adam. Ia menyodorkan hape Adam dan berkata, "Instagram kamu rame request-nya."
Ada menerima hapenya sambil mengernyit bingung. "Request apa?" tanyanya bingung. "Anyway, ngomongin request.... Aku beli voucher buat game, ya?"
Alethea yang baru mencapai kulkas langsung berhenti dan menatap Adam dengan tatapan tajam. "Game lagi? Baru kemarin beli voucher game udah mau beli lagi?"
"Udah seminggu kali, Yang. Lagian kan mendingan aku beli voucher game-nya daripada beli gadget baru." Usaha merayu yang selalu saja Adam gunakan, berharap Alethea akan mengabulkan salah satunya. Apapun itu Adam pasti senang sekali. Sambil mendekati istrinya, Adam kembali berkata, "Aku kan nggak main sendirian. Naka juga main kan?"
"Kalo Naka ketagihan gadget, kamu yang bagian sembuhin pokoknya."
"Enggak, Sayang... Itu kan di luar mainnya. Sekali-sekali aja main ginian. Ya?"
Hhhh... "Yaudah lah. Terserah kamu aja."
"Nggak marah, kan?"
"Nggak. Udah duduk situ dulu. Aku mau ambil telornya."
"Beneran?"
Dengan menghela napas panjang, Alethea menjawab, "Iya, Sayang.... Jadi dibikinin telor nggak nih?"
Alethea tidak bisa memastikan sejak kapan Adam jadi benar-benar ketagihan dengan game di hape. Atau mungkin kambuh. Dulu sebelum menikah mungkin Adam sering bermain game di hape di waktu luang. Tapi setelah menikah tidak begitu sering karena Adam juga cukup sibuk menggantikan dokter bedah lain dan ayahnya cukup sering memintanya untuk mengontrol rumah sakit milik beliau di Jakarta. Kalaupun ada waktu luang, Adam lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama Alethea. Tapi mungkin karena Naka sudah bisa diajak bermain dan mulai mengerti gadget, Adam jadi kembali excited.
Namun tetap saja menonton kegiatan Alethea menjadi kegiatan paling Adam sukai. Bahkan terkadang kalau Alethea memotong sayuran sambil melihat ke arah wajan, Adam jadi gemas sendiri karena takut tangan istrinya kenapa-kenapa terkena mata pisau yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impulse (editing)
Romance(MATURE CONTENT!! PLEASE CHOOSE YOUR STORY CAREFULLY) Bagaimana jika hal yang selama ini kamu hindari adalah sumber kebahagiaan orang tuamu? Selama ini Alethea berpikir mimpinya akan membawa kebahagiaan juga kebanggan bagi orang tuanya. Ia tidak sep...