HAPPY READING!
••••••
Dengan santainya Sehun menghempaskan tubuhnya disofa. Ya, Lisa tidak mau pulang.
Mau tak mau ia harus melakukan sesuatu supaya wanita itu mau pulang agar Ayahnya tidak memohon padanya untuk membawa wanita itu pulang.
Sehun menghela nafas pelan, karena harus mengurus Lisa membuatnya harus menunda rapat pribadinya berdua Yeri.
Ya, rapat berdua yang dilakukan malam hari dengan kekasihnya itu.
"Aku tidak akan pergi sebelum kau ikut aku pulang," cetus Sehun dan memejamkan matanya lalu bersedekap dada dan menyenderkan punggungnya pada sofa.
Bermacam-macam kalimat umpatan keluar dari mulut Lisa membuatnya mendecak pelan.
Apa wanita itu tidak bisa diam? Apa sebegitu bencinya ia dengan Ayahnya karena menikahi Ibunya?
Geez! Sehun saja sebenarnya tidak menyetujui pernikahan mereka. Tetapi mau bagaimana lagi? Jika Ayahnya menikah lagi pasti Ayahnya akan sibuk mengurusi istrinya itu dan setengah saham Ayahnya jatuh padanya hingga seperti sekarang ia sudah menjabat sebagai Direktur di perusahaan Ayahnya selama seminggu terakhir.
"Kau tuli?! Aku sudah mengusirmu?!" pekik Lisa membuat sensasi menarik bagi Sehun.
Lisa mengingatkan dirinya akan vivi dirumah. Ya, anjing kesayangannya yang selalu menggonggong padanya ketika lapar.
Sehun lebih memilih bergeming dan membuka matanya dengan perlahan. Ia memerhatikan wajah Lisa yang terlihat merah padam.
"Wanita bodoh, tidak bisakah kau menurut saja jadi tidak perlu bersusah payah mengeluarkan tenaga untuk memakiku?" ucap Sehun sarkas membuat Lisa membelalakkan matanya.
Wanita bodoh?
Geez! Lisa akan memasukan pria yang dihadapannya ini dalam buku hitamnya mengenai orang yang harus dihindari.
Lisa menghela nafas berat.
"Sekarang apa maumu?" tanyanya mencoba tenang karena percuma saja ia terus berkoar memaki pria yang dihadapannya.
"Pulang. Itu saja."
"Bagaimana jika aku tidak mau?"
"Well, aku akan tidur disini." Balasnya dengan santai lalu membuka jas yang ia pakai.
"Ok fine! Aku pulang." Ucap Lisa langsung saat melihat pria yang dihadapannya sudah membuka jas-nya.
Pikirannya jadi kemana-mana, ia takut pria yang dihadapannya melakukan hal aneh untuk memaksanya pulang.
Sehun menyunggingkan senyumnya lalu beranjak dari sana.
"Jalan duluan," titah Sehun dan melirik Lisa yang masih bergeming di belakangnya.
"Cepatlah! sebelum aku yang akan menyeretmu untuk berjalan didepan," ucapnya lagi.
Lisa menghela nafas kasar dan mengambil sepatunya lalu berjalan didepan Sehun dengan perasaan kesal.
Ia tidak percaya akan pulang karena pria yang menyebalkan seperti itu.
Geez! Apa lagi ini?
Apa Lisa akan betah tinggal satu atap dengan pria yang menyebalkan seperti Sehun?
••••••••••••
Lisa memalingkan wajahnya dan memerhatikan jalanan dari jendela. Jalanan begitu sepi mengingat sudah malam hari tetapi pria yang disebelahnya malah memakai pakaian formal.
Hell, untuk apa Lisa memikirkan pakaian yang pria itu pakai saat ini?
"Jadi, namamu siapa?" tanya Sehun memecah keheningan.
"Kau tidak perlu tahu." Ketus Lisa membuat Sehun tersenyum tipis.
Wanita disebelahnya benar-benar seperti batu. Ingin sekali Sehun menuruni wanita itu ditengah jalan.
"Oh okay, namaku Sehun." Ucap Sehun lagi memperkenalkan dirinya.
"Dan aku tidak peduli, berhentilah mengajakku berbicara," ucap Lisa dengan nada tajam menoleh pada Sehun sekilas.
Sehun terdiam sejenak, mengapa ia menjadi banyak bicara? Batinnya berkecamuk.
"Terserah saja, aku hanya mencoba bersikap baik padamu." Balas Sehun acuh.
Lisa memilih mengabaikan Sehun dan terus memerhatikan jalan dengan tatapan kosong.
Sebentar lagi ia akan pulang dengan suasana yang berbeda.
Ya, suasana dengan orang baru.
"Jadi, berapa umurmu?"
Geez! Ingin sekali Lisa menendang pria yang disebelahnya ini.
Padahal Lisa sudah merasa sedikit senang karena pria itu sudah diam tidak mengajaknya berbicara lagi.
"Bisakah kau berhenti bertanya padaku?"
"Okay, whatever. Aku akan mencari tahu sendiri."
•••••••••••••
Suasana pagi ini begitu canggung, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang memecah keheningan.
Sedari tadi Lisa menundukkan kepalanya sembari melahap makanannya agar cepat habis.
Ia tidak ingin berlama-lama disana.
Ibunya melemparkan senyuman padanya lalu menyodorkan segelas minuman padanya dan Sehun.
Lisa hanya bergeming dan tidak memberi respon atas perlakuan Ibunya.
"Jam berapa kau akan berangkat kuliah, Lisa?" tanya Ibunya membuat Lisa mendongakkan kepalanya sedikit.
Sehun yang mendengar itu langsung tersenyum tipis, ia jadi tahu nama wanita yang sedang duduk didepannya.
"Setelah ini," balas Lisa dengan tak minat.
"Sehun, bisakah kau mengantarnya? Kantormu satu arah dengan kampusnya." Pinta Ibunya membuat Lisa tersedak.
Apa Ibunya sedang bercanda saat ini?
Geez! Apa Ibunya juga sedang mencoba menguji kesabaran Lisa?
Lisa menghela nafas dalam, "aku bisa pergi sendiri, Mom."
Sehun menaikan alisnya sebelah, ia yakin pasti Lisa tidak merasa nyaman. Tetapi entah, rasanya Sehun suka memancing kemarahan wanita itu.
"Okay, Mom. Aku akan berangkat dengannya." Balas Sehun lagi dan melemparkan senyuman mengejek pada Lisa saat Lisa memberinya tatapan tajam.
Sedangkan Lisa yang sudah ingin mengeluarkan kalimat protesnya harus tertunda karena Ibunya mengatakan akan pergi kerumah Neneknya untuk beberapa hari kedepan.
Geez! Lisa tahu pasti Ibunya sengaja melakukan itu agar Lisa terjebak oleh pria menyebalkan bernama Sehun.
Lisa mendecak dan menghela nafas pasrah. Sepertinya ia harus menahan amarahnya ketika satu mobil dengan Sehun.
TBC.