42

8K 774 34
                                    

••••

HR CHINGU.

••••

"Mau kemana kau?"

Sial.

Lisa langsung menghentikan langkahnya saat sudah sampai di ujung jalan.

Ya, ia berniat untuk memesan taksi.

Perlahan tapi pasti ia membalikkan badannya. Ia kenal suara berat yang menegur nya itu.

"Eoh? Chanyeol?"

Chanyeol berdeham dan bersedekap dada lalu memperhatikan wanita itu sejenak.

Tak sia-sia ia menuruti permintaan Sehun yang meminta untuk mengawasi wanita itu.

Lihat saja saat ini.

Wanita itu memakai pakaian yang sama seperti siang tadi dengan membawa tongkat baseball yang entah darimana wanita itu dapatkan.

"Kau mau kemana?" tanyanya lagi.

Lisa berdeham seraya menggaruk kepalanya dengan telunjuknya.

"Ah a-aku ingin mencari udara segar." Jawabnya terdengar gugup.

"Mencari udara segar dengan tongkat baseball?" Chanyeol berkomentar membuat Lisa menelan salivanya susah payah.

Apakah ia harus jujur? Bagaimana jika Chanyeol melarangnya dan menyuruhnya pulang?

Tapi, ia harus mengumpulkan bukti untuk membebaskan Sehun.

Ah.

Lisa menjadi frustasi sendiri.

Ia menarik napas dalam.

"Aku ingin mencari bukti di bangunan tua dimana Jungkook menyekapku." Jawabnya jujur.

Hatinya terasa lega dan begitu was-was.

Ia takut Chanyeol memarahinya. Karena jika Chanyeol itu Sehun, Lisa yakin pasti pria itu langsung memarahinya sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.

Chanyeol mengangguk paham dan mengedarkan pandangannya sekitar.

"Kau tahu tempatnya?" tanyanya dengan nada yang cukup serius.

Lisa mengelus tongkat baseball yang ia bawa sembari berpikir sejenak.

"Aku tahu tapi aku tak yakin."

Chanyeol berdeham lalu menarik napas panjang.

"Biar aku menemanimu."

••••••

Sehun seperti cacing kepanasan saat ini. Ia tak berhenti bolak balik dalam gelapnya ruangan di balik jeruji besi itu.

Entah, ia jadi memiliki firasat buruk semenjak bertemu dengan Lisa tadi.

Sial.

Sial.

Sehun masih menyalahkan Chanyeol atas itu semua.

Kenapa pria itu mengatakan pada Lisa?

Apakah ia juga mengatakan hal itu pada Ibunya?

Geez!

Yang benar saja.

Hancur sudah nama Sehun. Bisa-bisa ia di cap sebagai pembunuh di keluarganya.

Ia membuang napas berat dan mengacak rambutnya frustasi sembari memegang jeruji besi lalu berteriak seperti orang yang telah kerasukan.

"Keluarkan aku!"

Ya, Sehun tak peduli jika di sangka seperti orang gila.

Ia hanya ingin keluar dari sana dan memastikan semua baik-baik saja.

Hell.

Sehun jadi yakin jika keluarga Jeon memakai orang dalam mengingat tak pernah ada pembahasan tentang anggota mafia yang waktu itu Sehun lihat ketika sidang.

Triple shit.

Sehun harus keluar dari sana.

••••••

Perlahan tapi pasti, Chanyeol mematikan lampu mobilnya lalu memelankan mobilnya.

Ia mengedarkan pandangannya dalam gelapnya suasana disana.

Ya, disana begitu gelap dengan banyaknya pepohonan membuat kesan horror tersendiri.

Tetapi bukan horror masalah hantu yang ia takutkan, melainkan ia tahu jika itu adalah kawasan mafia yang cukup terkenal karena begitu brutal.

Sama hal-nya dengan Lisa, ia jadi bergidik ngeri sendiri setelah mengedarkan pandangannya.

"Sebaiknya kita parkir disini saja." Sarannya yang dibalas anggukan oleh Chanyeol.

Chanyeol menyalakan lampu mobilnya bagian dalam untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk perlindungan jika ada hal yang tak di inginkan terjadi.

Setelah itu ia langsung mematikan lampu kembali dan menyusul Lisa yang sudah keluar terlebih dahulu dan menunggu di depan mobil.

Chanyeol menarik napas dalam dan mengajak Lisa melewati pinggiran pepohonan yang tinggi yang ditumbuhi semak belukar.

"Aku tak menyangka ternyata keluarga Jungkook adalah seorang mafia terkenal." Lirih Lisa yang dibalas deheman oleh Chanyeol.

Ya, Lisa tak percaya mengingat wajah pria itu cukup manis dan polos tak menunjukkan bahwa memiliki keluarga yang begitu brutal seperti mafia.

Setelah cukup lama mereka berjalan, mereka mulai melihat beberapa bangunan tua disana dan banyak mobil hitam yang terparkir di depannya membuat Chanyeol menahan Lisa untuk tak terus berjalan.

"Sepertinya mereka sedang berkumpul." Chanyeol berpendapat yang di balas anggukan oleh Lisa.

Sesekali ia memegang perutnya.

Sial.

Perutnya terasa sakit.

Ya, karena seharusnya ia mengobatinya setiap malam.

"Jadi bagaimana?" kini Lisa bertanya.

Chanyeol mengedarkan pandangannya dan menarik tangan Lisa agar berjalan sedikit lebih cepat.

Ia menarik Lisa untuk bersembunyi di sudut bangunan tua yang di tengah.

Chanyeol pikir itu cukup aman untuk memantau mengingat bangunan itu tak tergabung hingga ada celah untuk bersembunyi.

Tak membutuhkan waktu lama mereka berdiri disana, mereka mulai mendengar banyak langkah kaki dan ringisan seseorang yang kian mendekat.

Chanyeol menarik tubuh Lisa untuk bersembunyi lebih dalam pada celah itu bahkan posisi-nya kini memeluk wanita itu.

Ia bisa merasakan tubuh Lisa yang mulai bergetar.

"Matikan ponselmu." Lirih Lisa untuk mengingatkan.

Ia hanya tak mau ketahuan karena sebuah ponsel.

Perlahan tapi pasti, tepat didepan celah itu ia melihat seorang pria yang baru saja di dorong hingga tersungkur.

Wajahnya penuh darah namun begitu tak asing dimata mereka.

"Bunuh dia." Ucap seseorang yang mula mendekati pria yang penuh darah itu hingga Lisa dan Chanyeol bisa melihat pelakunya.

Ya, mereka melihat Tuan Jeon disana yang seperti berusaha menarik pria yang tersungkur itu.

Chanyeol mulai membekap mulut Lisa saat Tuan Jeon menarik kerah baju pria itu hingga wajahnya terlihat lebih jelas oleh cahaya lampu yang begitu remang disana.

"Ten..."














TBC

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang