39

8K 763 12
                                    

••••

HR CHINGU♥

"Cari wanita lain saja." Ujar Ten setelah mendengar penuturan Sehun barusan.

Ya, Sehun bercerita pada pria itu perihal Lisa yang di jodohkan.

Jujur saja pikiran Sehun saat ini tak tenang. Sudah lima hari semenjak kejadian malam itu ia tak bertegur sapa dengan Lisa.

Ya, ia menolak apa yang Lisa inginkan membuat wanita itu marah padanya dan bahkan tak ingin menoleh nya.

Bukan maksud Sehun membiarkan Lisa dijodohkan tetapi ia tak mau mencoba cara itu lagi mengingat luka yang ada di perut Lisa juga belum sepenuhnya pulih.

Ia juga memikirkan kesehatan wanita itu.

Sehun mendecak mendengar itu.

"Lagipula mereka tak akan merestui hubungan kalian." Ucap Ten lagi membuat Sehun menghela napas panjang.

Kenapa serumit itu pikirnya?

Cari wanita lain?

Geez!

Wanita seperti apa yang harus ia cari? Hatinya saja sudah menetap untuk memilih Lisa dan berjanji tak akan melirik wanita lain meskipun mereka tak bisa bersama.

"Aku menyukainya." Lirih Sehun membuat Taeyong yang ada disana tertawa pelan.

"Mana Sehun yang kita kenal? Kau selalu mencampakkan wanita tetapi kenapa kau sekarang terlihat gila karena wanita." Cibir Taeyong membuat mereka semua tertawa.

Ya, mereka masih ingat ketika Sehun menjalin hubungan dengan Yeri tetapi masih sering bercumbu dengan wanita lain bahkan mencampakkannya karena tetap memilih Yeri.

"Bagaimana kasusmu itu?" kini Chanyeol bertanya.

Sehun tersenyum tipis.

Untung saja Chanyeol mengalihkan pembicaraan jika tidak kedua temannya itu aka terus mengejeknya.

"Entah, aku akan melakukan sidang esok hari." Balasnya.

Chanyeol mengangguk.

"Kau sudah mendapat pengacara yang handal 'kan?" kini Ten bertanya.

"Tentu saja."

Ya, keluarga Jeon mati-matian ingin membuat pria itu dihukum mati.

Well, Sehun juga tak mungkin akan membiarkan dirinya dihukum mati.

Lagi pula yang membuatnya seperti itu adalah Jungkook.

Jika saja Jungkook tak membunuh anaknya mungkin ia juga tak akan membunuh pria itu.

Dan Sehun juga sebisa mungkin menutupi itu agar keluarganya tak tahu.

Ia hanya tak ingin menjadi pecundang meminta bantuan keluarganya.

••••

Sebisa mungkin Sehun menahan tawanya. Ia melihat Lisa yang memasang ekspresi marah tapi tampak begitu lucu baginya.

Lihat saja saat ini, wanita itu terus memalingkan wajahnya saat tak sengaja bertemu di tangga.

Sehun menggelengkan kepalanya pelan dan langsung menggendong wanita itu ala bridal.

"Yak!"

"Berhentilah memasang ekspresi seperti itu." Cicit Sehun dan menuruni anak tangga dengan hati-hati.

Ia tak peduli dengan tatapan yang di lemparkan Tao padanya yang baru saja keluar dari kamarnya.

Sehun melirik kamar Sean yang tertutup.

Ia langsung menuju pintu dan keluar dari sana lalu memasukkan Lisa kedalam mobil.

"Hey! Kau menculikku!"

"Kau juga suka diculik." Cibir Sehun dan mengacak poni wanita itu dengan gemas membuat Lisa kembali berseru kesal.

Ini sudah menunjukkan pukul sembilan malam tetapi tak seharusnya mereka keluar rumah.

Tapi masa bodoh.

Sehun hanya ingin menghabiskan waktunya dengan wanita itu sebelum menghadiri sidang esok hari.

Entah, tak ada yang tahu.

Bisa saja ini adalah hari terakhirnya bersama wanita itu.

"Aku masih marah padamu!"

Sehun tertawa geli.

"Hey! Aku serius!"

Lagi-lagi ia tertawa dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya.

"Kita mau kemana?"

"Berhentilah bicara. Kau sangat berisik." Cibir Sehun yang langsung mendapat tarikan di rambutnya oleh Lisa.

"Akhh! Sakit!" ringisnya membuat Lisa tertawa.

Ia langsung tersenyum.

Setidaknya ia bisa mendengar wanita itu tertawa lagi.

Lisa langsung melepas tarikannya dan duduk di atas pangkuan Sehun.

"Kau ingin mengajakku kabur?" tanyanya dengan mata berbinar.

Sehun mendecak.

Bagaimana bisa wanita itu berpikir ingin kabur terus?

"Tidak."

Lisa memajukan bibir bawahnya dan mengelus pipi Sehun dengan lembut.

"Aku ingin menikah denganmu."

"Yasudah. Besok kita akan ke Gereja."

Mata Lisa melebar dan terpancar cahaya bahagia disana.

"Aku bercanda." Sahut Sehun lagi membuat ia mencibir dan mencubit perut Sehun pelan.

Lisa terdiam dan memandang wajah pria itu dari dekat.

Sungguh, ia hanya ingin melihat wajah pria itu setiap paginya bukan wajah orang lain.

Ia tak ingin dijodohkan.

"Lice..."

"Hm?"

"Bagaimana jika suatu saat nanti aku mati?"

Lisa tertawa pelan.

"Kau tidak boleh mati selain aku yang membunuhmu."

Sehun tertawa pelan dan mencium pipi wanita itu sekilas.

Ia bisa melihat wajah wanita itu mulai bersemu merah dalam gelapnya mobil.

Ah, Sehun merasa hidupnya benar-benar rumit.

Apakah ia harus memberitahu Lisa tentang sidang itu?

Bagaimana jika syok? Ah, Sehun tak ingin wanita itu tahu.

Sebaiknya ia tetap menyembunyikan itu.

"Lice..."

"Hm?"

"Apakah tawaran itu masih berlaku?" tanyanya dan mulai menepikan mobilnya.

Lisa bergeming.

Ia berpikir sejenak.

Tawaran?

Ia bisa merasakan tangan Sehun yang menyingkap rambutnya kebelakang lalu mengecup ceruk lehernya dan tangannya mengelus punggung Lisa.

"Bagaimana jika kita bilang pada mereka jika kau hamil saat ini?"

Tunggu.

Hamil?

"Hamil?"

Sehun mengangguk dan mulai mengecup pipi Lisa.

"Bilang saja kau mengandung saat ini. Jadi setelah nikah kita langsung membuat anak."

Ya, Sehun pikir itu berhasil daripada meniduri Lisa lagi karena ia sudah cukup pusing dengan sidang esok hari.













TBC

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang