11

12.7K 1.3K 79
                                    

Happy Reading!

•••••


"Dekatkan wajahmu," pinta Sehun tegas lantaran Lisa terus menolak untuk disuapi.

Geez!

Memangnya dia itu seorang bayi?

Lisa menggelengkan kepalanya menolak perintah Sehun dan memilih mengambil buah apel yang sudah Sehun kupas.

Sehun mendecak.

"Ini belum habis," cicitnya yang masih mengangkat sendoknya untuk Lisa.

"Aku sudah kenyang." Sahut wanita itu santai.

Well, lagi pula dia juga tidak bisa makan terlalu banyak di pagi hari.

Tetapi pria itu malah memaksanya untuk menghabiskan satu piring nasi goreng.

Sehun menghela nafas pelan dan memasukkan sendok itu sendiri ke mulutnya.

Lagi pula dia juga lapar.

Entah, dia merasa seperti pria bodoh berperilaku manis pada Lisa. Seharusnya ia tidak seperti itu mengingat ia tidak pernah menerima Lisa menjadi keluarganya.

"Jam berapa kau akan berangkat kuliah?" tanya Sehun disela-sela mengunyah makanan.

"Jam delapan," balasnya pelan sembari memerhatikan ekspresi Sehun yang mulai berubah.

Pria itu perlahan berhenti mengunyah.

"Kenapa kau tidak bilang rasanya asin seperti ini?!" pekik Sehun dengan suara rendah dan bangkit dari sana untuk memuntahkan nasi goreng buatannya pada kantong sampah disana.

Tawa Lisa pecah begitu saja.

Ekspresi Sehun tadi benar-benar konyol terlebih lagi wajahnya mulai memerah.

Bisa-bisanya pria itu tidak mencicipi rasa nasi goreng yang ia buat terlebih dahulu.

Lisa menggeleng pelan dan kembali mengunyah buah apel yang tinggal sedikit.

Sehun kembali dengan memegang gelas yang airnya tinggal setengah.

Rasa asin membuatnya hampir tidak bisa bernafas. Tetapi kenapa saudari tirinya itu tetap memakan nasi goreng buatannya?

"Kenapa kau tidak bilang?" tanyanya lagi membuat Lisa mengangkat kedua bahunya.

"Lagian aku menikmatinya," balasnya jujur.

Sehun bergeming dan melirik apel ditengah meja telah habis hanya tertinggal yang belum dikupas.

"Kau mau lagi?" ucapnya lalu memegang apel yang masih belum dikupas.

Lisa mengangguk semangat membuat Sehun tersenyum tipis lalu kembali mengupasnya.

Sial.

Kenapa saudara tirinya menjadi gentleman seperti itu?

Lisa menggelengkan kepalanya pelan mencoba menepis hal-hal yang menurut dia aneh.

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang