Happy Reading.
Mohon maaf jika ada typo.•••••
Sehun terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu yang diketuk dengan keras hingga terdengar sampai kamarnya.Ia mengerjapkan matanya dan melirik Lisa yang masih tertidur pulas disampingnya.
"Arggh..." erangnya frustasi lantaran suara ketukan tak kunjung berhenti dan semakin bertambah keras membuat ia bangkit dari sana dan menuruni anak tangga.
Demi apapun, Sehun akan melontarkan sumpah serapahnya pada sang pengganggu.
Ini masih pagi hari dan sudah ada yang mengganggunya.
Bahkan ia belum sempat memandangi wajah Lisa yang masih tertidur karena itu.
Sehun menghela nafas kesal dan membuka pintunya.
"Sia-- Daddy? Mommy?"
Mereka hanya menyengir membuat Sehun mengatupkan bibirnya. Untung saja ia belum mengumpat.
Bagaimana jika ia mengumpat? Bisa-bisa posisinya akan diturunkan menjadi Office Boy oleh Ayahnya.
Sehun menyingkirkan tubuhnya untuk memberi ruang agar mereka masuk.
Ia masih larut dalam pikirannya.
Bukankah mereka harusnya pulang tiga minggu lagi?
"Aku pikir kalian akan pulang tiga minggu lagi," ujar Sehun dan kembali menutup pintu.
Ia melirik jam dinding sekilas.
Ternyata hampir pukul delapan.
"Daddy merindukan kalian," jawab Sean selaku Ayahnya Sehun.
Sial.
Sehun menepuk keningnya pelan.
Lisa masih ada di kamarnya.
"Dimana, Lisa?" tanya Larisa selaku Ibunya Lisa.
Sehun mengatupkan bibirnya, hal yang ditakutkan terjadi.
Ibunya Lisa menanyakan anaknya.
Bagaimana jika mereka tahu kalau semalam mereka tidur berdua?
Geez!
"D-dia masih tidur."
Larisa mengangguk dan ingin menuju anak tangga tetapi Sehun langsung menahannya.
"Mom, biar aku saja yang membangunkannya" Katanya membuat Larisa tersenyum dan melirik Sean.
Ya, wanita itu berpikir jika mereka mulai menerima sebagai keluarga satu sama lain.
"Baiklah, biar Mommy membuatkan kalian sarapan." Jawab Larisa dan memutar langkahnya menuju dapur yang diekori oleh Sean.
Sehun menghela nafas lega lalu berlari keatas dan mengunci pintu kamar Lisa untuk berjaga-jaga jika Ibu tirinya ingin memeriksa.