••••
HR CHINGU
••••
Susah hampir seminggu Sehun mendekam di balik jeruji besi.
Ya, ia hanya perlu menunggu waktu seminggu lagi hingga sidang di laksanakan.
Hampir setiap harinya temannya menjenguknya dan hampir setiap hari juga Chanyeol berkata jika Lisa mengiriminya pesan.
Urusan kantor juga Chanyeol membantunya dan sejauh ini juga Sean belum datang ke kantor untuk mengeceknya.
Sehun menghela napas panjang.
Ia merasa suntuk dan merasa rindu suasana rumah terlebih lagi wanita berdarah Thailand itu.
Lisa.
Ia merindukan wanita itu.
Apakah ia sudah bertunangan dengan Tao?
Geez!
Sehun tak bisa diam. Pikirannya terus berkecamuk memikirkan hal-hal negatif.
Tetapi ia juga tak mau Lisa mengetahui keadaannya saat ini.
"Ibumu baru saja menelponmu." Chanyeol berujar dan memperlihatkan layar ponselnya pada Sehun.
Ya, ini sudah menunjukkan pukul dua siang dan hampir setengah jam Chanyeol berada disana.
"Balas saja di pesan." Ucapnya dan mengusap wajahnya frustasi.
Chanyeol mengangguk. Ia paham pesan apa yang harus ia ketik agar Jane tak khawatir ataupun curiga.
Setelah selesai ia langsung menempatkan ponsel milik Sehun di atas meja.
Setengah jam lagi waktu jenguk akan selesai.
"Kau tak berniat ingin memberitahu Lisa?"
Sehun menggeleng cepat dan menautkan jemari kanan dan kirinya menjadi satu seraya berpikir.
"Setidaknya ia bisa membantumu. Karena dia bisa menjadi saksi."
"Saksi atas pembunuhan Jungkook?"
Chanyeol menghela napas pasrah.
Sehun susah sekali diberitahu. Pikirnya.
"Bagaimana jika akhirnya kau kalah dan dihukum mati? Atau mungkin dihukum dipenjara seumur hidup?"
Sehun terdiam.
Ia belum siap mati ataupun mendekam di penjara seumur hidup.
"Kau harus memberitahu Lisa." Saran Chanyeol lagi.
"Aku tak ingin dia kh---"
"Menghilang begini saja sudah cukup membuatku khawatir." Ucap seseorang memotong ucapan Sehun membuat Sehun berbalik.
Sial.
Ia melihat Lisa yang baru saja datang dengan mata nya yang membengkak. Sehun kembali menoleh pada Chanyeol yang sedang mengusap tengkuknya yang tak gatal.
Geez!
Apa yang ditakutkan terjadi.
Kenapa Chanyeol terlalu baik untuk memberitahu wanita itu?
Bahkan tanpa perlu Sehun bertanya mengapa wanita itu tahu, ia sudah lebih tahu lantaran melihat ekspresi merasa bersalah Chanyeol saat ini.
"Maaf..." lirihnya, "demi kebaikanmu." Sambung Chanyeol lagi lalu bangkit dari sana dan mempersilakan Lisa duduk.
Sehun berdeham dan menunduk sedikit.
Ia tak berani menatap wanita itu.
Sehun merasa malu dengan kondisinya saat ini.
"Kau jahat..." lirih Lisa dengan suara bergetar.
Sehun menarik napas dalam.
"Seharusnya kau cerita padaku karena kau melakukan itu juga karena diriku."
Sehun memejamkan matanya dan menjadikan tangan kirinya sebuah pangkuan untuk menutup matanya itu.
"Aku sudah memberi laporan bahwa aku juga ikut andil dalam pembunuhan itu."
Sehun langsung mengangkat wajahnya setelah mendengar itu.
"Lisa!" serunya tak suka.
"Kenapa? Aku juga membunuhnya 'kan?" ucapnya dan menyeka air matanya yang mulai berjatuhan.
Ia kecewa.
Apakah Sehun tak percaya padanya hingga menyembunyikan masalah itu darinya?
Sehun membuang napas berat.
"Luka tusuk di perutku juga akan di periksa." Ucapnya lalu menarik tangan Sehun lembut.
"Kita akan mencari jalan keluar bersama." Ujarnya lagi.
Sehun menatap Lisa lekat.
Ingin sekali ia memeluk wanita itu saat ini.
Hanya saja bunyi bell selesai-nya waktu menjenguk berbunyi.
Lisa kembali mengusap air matanya dan menarik tangannya lalu bangkit dari sana.
"Jaga dirimu baik-baik."
•••
Lisa mengusap wajahnya kasar.
Sebisa mungkin ia berpikir positif. Setidaknya ia sudah menyodorkan dirinya untuk menjadi saksi.
Ia benar-benar tak bisa tenang saat ini.
Bagaimana keadaan Sehun disana? Apakah ia bisa tidur denga nyenyak? Pikirnya.
Ini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Lisa terus memikirkan pria itu.
Jujur saja ia marah karena Sehun menyembunyikan masalah itu darinya.
Lisa menghela napas kasar entah untuk yang keberapa kalinya.
Ia langsung bangkit dari kasur dan menyalakan lampu kamarnya. Ia membuka baju atasannya dan mencabut perban yang ada di perutnya lalu melihat luka yang mulai mengering.
Sepertinya ia tak perlu mengobati itu lagi.
Itu bisa dijadikan bukti jelas atas tindak kekerasan yang Jungkook lakukan padanya juga.
Lisa langsung memakai bajunya kembali lalu mematikan lampu kamarnya dan keluar dari sana.
Yang di pikirannya saat ini adalah mengumpulkan bukti apa yang Jungkook lakukan padanya saat di dalam bangunan tua waktu itu.
Ya, ia harus pergi ke bangunan tua itu.
Dan ia juga dengar jika keluarga Jeon adalah mafia yang di incar anggota FBI saat ini.
Bukankah itu bisa digunakan untuk membuat keluarga Jeon menarik tuntutan nya?
Ya, Lisa hanya harus mengumpulkan banyak bukti yang bisa digunakan untuk melawan keluarga Jeon.
TBC.
Btw alurnya saya cepatin. Jadi mungkin rada aneh, so mianhae😶😶😶
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Fanfiction"I hate him, mom!" - LM "Maaf ... ini semua salahku." - OSH